2 April 2012


OSMOREGULASI
(Penentuan Tekanan Osmotik Optimum Media Melalui Pengukuran Tingkat Penurunan Bobot Tubuh Organisme Akuatik dan Pengukuran Tingkat Metabolisme Standar)
 Ita Apriani
c14090019
 
1.1              Latar Belakang
Salinitas adalah jumlah total material dalam gram yang terdapat dalam 1 kg air laut. Dimana seluruh karbonat telah dikonversi menjadi oksida, bromida dan iodida diganti oleh klorin dan seluruh material organik telah dioksidasi sempurna. Peristiwa pengaturan proses osmosis dalam tubuh ikan dikenal dengan sebutan osmoregulasi. Tujuan utama osmoregulasi adalah untuk mengontrol konsentrasi larutan dalam tubuh ikan. Apabila ikan tidak mampu mengontrol proses osmoregulasi yang terjadi ikan yang bersangkutan akan stres dan mati. Hal ini karena tidak terjadi keseimbangan konsentrasi larutan tubuh, yang akan berada diluar batas toleransinya. Osmoregulasi berbeda antara ikan air tawar dan ikan air laut dan proses ini penting untuk menjaga keseimbangan osmotik ikan pada lingkungan hidupnya (Admin, 2010). Nilai salinitas dalam suatu perairan terutama pada perairan tawar (nilai salinitas 0-5 ppt), harus memiliki batas optimum untuk pemeliharaan ikan. Salinitas ditentukan berdasarkan banyaknya garam-garam yang larut dalam air. Parameter kimia tersebut dipengaruhi oleh curah hujan dan penguapan (evaporasi) yang terjadi suatu daerah. Berdasarkan kemampuan ikan menyesuaikan diri pada salinitas tertentu, dapat digolongkan menjadi Ikan yang mempunyai toleransi salinitas yang kecil (Ctenohaline) dan Ikan yang mempunyai toleransi salinitas yang lebar (Euryhaline) (Mandala, 2009).

Osmoregulasi sangat penting pada hewan air karena tubuh ikan bersifat permeabel terhadap lingkungan maupun lautan garam. Sifat fisik lingkungan yang berbeda menyebabkan ada perbedaan proses osmoregulasi antara ikan air tawar dengan ikan air laut. Urea merupakan produk metabolisme nitrogen, yang dikeluarkan dari tubuh ikan berupa urin tetapi jumlahnya sedikit. Pada ikan air tawar penyerapan urea dan TMAO berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik dalam tubuh (Admin, 2010).

1.2              Tujuan
Praktikum ini bertujuan mendapatkan salinitas optimum bagi pertumbuhan biota akuatik. 

I.                   METODOLOGI

1.1              Waktu dan Tempat
Praktikum Fisiologi Hewan Air ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 12 Februari 2011, pukul 13.00-16.00 WIB dan dilakukan pengamatan sampai tanggal 15 Maret 2011, pukul 12.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Air, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

1.2              Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah akuarium, aerator, timbangan digital, gayung, ember, lap/tissue, stopwatch, dan botol cup. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah organisme akuatik (ikan), dan garam Laut.

1.3              Prosedur Kerja
Siapkan media untuk memelihara ikan yang memilliki salinitas berbeda (0 ppt- 30 ppt). Pada masing-masing akuarium tersebut dimasukan 3 ekor ikan yang telah dipuasakan terlebih dahulu selama 24 jam dan telah diketahui beratnya dengan cara ditimbang (ukuran ikan yang digunakan harus seragam baik panjang maupun beratnya. selama di dalam akuarium ikan tidak diberi pakan. Kondisi media diupayakan dalam keadaan baik terutama kadar oksigen. Pengamatan dilakukan selama 3x24 jam. Setelah ikan berada dalam media selama 3 hari, lalu ikan ditimbang beratnya.
 
I.                   HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1              Hasil
Berdasarkan pengamatan dan pendataan yang dilakukan selama praktikum, laju pertumbuhan bobot relative dan SR dengan berbagai perlakuan salinitass pada ikan Mas (Cyprinus carpio) yang diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Laju pertumbuhan bobot relative dan SR dengan berbagai perlakuan salinitas pada  ikan mas (Cyprinus carpio)
Perlakuan salinitas
Bo (gr)
B1 (gr)
PBR (%)
SR (%)
3 ppt
6.79
7.30
0.07
100
6 ppt
10,42
8,80
-15,55
100
9 ppt
4,07
3,68
-9,58
66,67
12 ppt
9,80
8,25
-15,81
66,67
15 ppt
12.00
12.19
1.58
0
18 ppt
6.73
5.79
-13.96
0
21 ppt
10.23
9.07
-11.34
0
24 ppm
9,49
8,81
-7.16
0
27 ppt
13,70
13,33
-2,76
0
30 ppt
18.71
17.62
-5.82
0
           
Berdasasrkan tabel 1. dapat diketahui bahwa pada hampir semua perlakuan salinitas yang diberikan pada ikan mas menunjukkan adanya penurunan bobot tubuh. Penurunan bobot tubuh ini dapat terlihat dari nilai PBR yang menunjukkan nilai yang negatif. Hal ini menunjukkan bahwa ikan tidak mengalami penambahan bobot tubuh melainkan mengalami penurunan bobot. Nilai PBR paling besar terjadi pada salinitas 12 ppt yaitu -15,81 yang artinya terjadi penurunan bobot tubuh sebesar 15,81 gram selama 3 hari perlakuan, sedangkan nilai PBR paling kecil terjadi pada salinitas 27 ppt yaitu -2,76 yang artinya terjadi penurunan bobot tubuh sebesar 2,76 gram selama 3 hari perlakuan. Pada salinitas 15-30 ppt semua ikan hanya bertahan pada hari pertama pengamatan saja. Tingkat kelangsungan hidup pada salinitas 3  ppt dan 6 ppt adalah 100%, ini menunjukkan bahwa ikan mampu beradaptasi pada kisaran salinitas tersebut selama masa pengamatan. Ikan yang diberi perlakuan dengan salinitas 15-30 ppt memiliki tingkat kelangsungan hidup 0%. Ini menunjukkan bahwa ikan tidak mampu bertahan pada kisaran salinitas tersebut selama masa pengamatan.

Berdasarkan pengamatan dan pendataan yang dilakukan selama praktikum, laju pertumbuhan bobot relative dan SR dengan berbagai perlakuan salinitass pada ikan nila (Oreochromis niloticus) yang diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2. Laju Pertumbuhan bobot relative dan SR dengan berbagai perlakuan salinitas pada ikan nila (Oreochromis niloticus)
Perlakuan salinitas
Bo (gr)
B1 (gr)
PBR (%)
SR (%)
3 ppt
12.74
15.56
0.22
100
6 ppt
26,65
23,57
-11.56
66,67
9 ppt
7,48
7,11
-4,95
33,33
12 ppt
32,83
32,55
-0,85
100
15 ppt
11.9
12.19
2.43
0
18 ppt
18.59
16.8
-9.63
33
21 ppt
16.45
14.31
-13.01
0
24 ppm
9,49
8,81
-7.17
0
27 ppt
15.70
15.02
-4.52
0
30 ppt
17.54
16.17
-7.8
0
             
              Berdasasrkan tabel 2. dapat diketahui bahwa pada hampir semua perlakuan salinitas yang diberikan pada ikan mas menunjukkan adanya penurunan bobot tubuh. Penurunan bobot tubuh ini dapat terlihat dari nilai PBR yang menunjukkan nilai yang negatif. Hal ini menunjukkan bahwa ikan tidak mengalami penambahan bobot tubuh melainkan mengalami penurunan bobot. Nilai PBR paling besar terjadi pada salinitas 21 ppt yaitu -13,01 yang artinya terjadi penurunan bobot tubuh sebesar 13,01 gram selama 3 hari perlakuan, sedangkan nilai PBR paling kecil terjadi pada salinitas 12 ppt yaitu -0,85 yang artinya terjadi penurunan bobot tubuh sebesar 0,85 gram selama 3 hari perlakuan. Pada salinitas 21-30 ppt semua ikan hanya bertahan pada hari pertama pengamatan saja. Tingkat kelangsungan hidup pada salinitas 3  ppt dan 12 ppt adalah 100%, ini menunjukkan bahwa ikan mampu beradaptasi pada kisaran salinitas tersebut selama masa pengamatan. Ikan yang diberi perlakuan dengan salinitas 15 ppt, 21 ppt, 24 ppt, 27 ppt, dan 30  ppt memiliki tingkat kelangsungan hidup 0%. Ini menunjukkan bahwa ikan tidak mampu bertahan pada kisaran salinitas tersebut selama masa pengamatan.
 
Berdasarkan pengamatan dan pendataan yang dilakukan selama praktikum, tingkah laku ikan Mas (Cyprinus carpio) dengan perlakuan salinitas 3 ppt diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 3. Tingkah laku ikan mas (Cyprinus carpio) pada salinitas 3 ppt
Waktu
Tingkah laku
Σ ikan mati
Bobot ikan mati
Akuarium 1 ikan kontrol
Akuarium 2 ikan perlakuan
15 menit
Bergerak aktif
Bergerak kurang aktif
-
-
30 menit
Masih bergerak aktif
Masih bergerak namun kurang aktif
-
-
45 menit
Masih bergerak aktif
Sedikit bergerak
-
-
60
Masih bergerak aktif
Sedikit bergerak
-
-
Minggu (13/03/11) pukul 08.00
Masih bergerak aktif
Sedikit bergerak
-
-
Minggu (13/03/11) pukul 12.00
Masih bergerak aktif
Sedikit bergerak
-
-
Minggu (13/03/11) pukul 15.00
Masih bergerak aktif
Sedikit bergerak bergerombol
-
-
senin(14/03/11) pukul 08.00
Masih bergerak aktif
Sedikit bergerak
-
-
senin (14/03/11) pukul 12.00
Masih bergerak aktif
Bergerak pasif, bergerombol di aerasi
-
-
senin (14/03/11) pukul 15.00
Masih bergerak aktif
Bergerak pasif
-
-
selasa (15/03/11) pukul 08.00
Masih bergerak aktif
Berkumpul diam
-
-
selasa (15/03/11) pukul 12.00
Masih bergerak aktif
Bergerak pasif
-
-
             
              Berdasarkan tabel 3. Tingkah laku ikan Mas (Cyprinus carpio) pada perlakuan kontrol ikan masih bergerak aktif. Sedangkan pada perlakuan 3 ppt ikan sering kali bergerombol mendekati aerasi, bergerak tetapi kurang aktif  ada juga yang pasif dan berkumpul diam yaitu pada pengamatan di hari Selasa (15/03/11) pukul 08.00 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu