OSMOREGULASI
(Penentuan Tekanan
Osmotik Optimum Media Melalui Pengukuran Tingkat Penurunan Bobot Tubuh
Organisme Akuatik dan Pengukuran Tingkat Metabolisme Standar)
Ita Apriani
c14090019
1.1
Latar
Belakang
Salinitas
adalah jumlah total material dalam gram yang terdapat dalam 1 kg air laut.
Dimana seluruh karbonat telah dikonversi menjadi oksida, bromida dan iodida
diganti oleh klorin dan seluruh material organik telah dioksidasi sempurna.
Peristiwa pengaturan proses osmosis dalam tubuh ikan dikenal dengan sebutan
osmoregulasi. Tujuan utama osmoregulasi adalah untuk mengontrol konsentrasi
larutan dalam tubuh ikan. Apabila ikan tidak mampu mengontrol proses
osmoregulasi yang terjadi ikan yang bersangkutan akan stres dan mati. Hal ini
karena tidak terjadi keseimbangan konsentrasi larutan tubuh, yang akan berada
diluar batas toleransinya. Osmoregulasi berbeda antara ikan air tawar dan ikan air laut
dan proses ini penting untuk menjaga keseimbangan osmotik ikan pada lingkungan
hidupnya (Admin, 2010). Nilai salinitas dalam
suatu perairan terutama pada perairan tawar (nilai salinitas 0-5 ppt), harus
memiliki batas optimum untuk pemeliharaan ikan. Salinitas ditentukan
berdasarkan banyaknya garam-garam yang larut dalam air. Parameter kimia
tersebut dipengaruhi oleh curah hujan dan penguapan (evaporasi) yang terjadi
suatu daerah. Berdasarkan kemampuan ikan menyesuaikan diri pada salinitas
tertentu, dapat digolongkan menjadi Ikan yang mempunyai toleransi salinitas
yang kecil (Ctenohaline) dan Ikan
yang mempunyai toleransi salinitas yang lebar (Euryhaline) (Mandala, 2009).
Osmoregulasi
sangat penting pada hewan air karena tubuh ikan bersifat permeabel terhadap
lingkungan maupun lautan garam. Sifat fisik lingkungan yang berbeda menyebabkan
ada perbedaan proses osmoregulasi antara ikan air tawar dengan ikan air laut.
Urea merupakan produk metabolisme nitrogen, yang dikeluarkan dari tubuh ikan
berupa urin tetapi jumlahnya sedikit. Pada ikan air tawar
penyerapan urea dan TMAO berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik dalam
tubuh (Admin, 2010).
1.2
Tujuan
Praktikum ini bertujuan mendapatkan
salinitas optimum bagi pertumbuhan biota akuatik.
I.
METODOLOGI
1.1
Waktu
dan Tempat
Praktikum Fisiologi Hewan Air ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 12 Februari 2011, pukul 13.00-16.00 WIB dan dilakukan
pengamatan sampai tanggal 15 Maret 2011, pukul 12.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Air,
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
1.2
Alat
dan Bahan
Alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah akuarium, aerator, timbangan digital,
gayung, ember, lap/tissue, stopwatch,
dan botol cup. Sedangkan bahan-bahan
yang digunakan adalah organisme akuatik (ikan), dan garam Laut.
1.3
Prosedur
Kerja
Siapkan media
untuk memelihara ikan yang memilliki salinitas berbeda (0 ppt- 30 ppt). Pada masing-masing akuarium tersebut
dimasukan 3 ekor ikan yang telah dipuasakan terlebih dahulu selama 24 jam dan
telah diketahui beratnya dengan cara ditimbang (ukuran ikan yang digunakan
harus seragam baik panjang maupun beratnya. selama di dalam akuarium ikan tidak
diberi pakan. Kondisi media diupayakan dalam keadaan baik terutama kadar
oksigen. Pengamatan dilakukan selama 3x24 jam. Setelah ikan berada dalam media
selama 3 hari, lalu ikan ditimbang beratnya.
I.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1.1
Hasil
Berdasarkan
pengamatan dan pendataan yang dilakukan selama praktikum, laju pertumbuhan
bobot relative dan SR dengan berbagai perlakuan salinitass pada ikan Mas (Cyprinus carpio) yang diperoleh data
sebagai berikut :
Tabel 1. Laju
pertumbuhan bobot relative dan SR dengan berbagai perlakuan salinitas pada ikan mas (Cyprinus
carpio)
Perlakuan salinitas
|
Bo (gr)
|
B1 (gr)
|
PBR (%)
|
SR (%)
|
3 ppt
|
6.79
|
7.30
|
0.07
|
100
|
6 ppt
|
10,42
|
8,80
|
-15,55
|
100
|
9 ppt
|
4,07
|
3,68
|
-9,58
|
66,67
|
12 ppt
|
9,80
|
8,25
|
-15,81
|
66,67
|
15 ppt
|
12.00
|
12.19
|
1.58
|
0
|
18 ppt
|
6.73
|
5.79
|
-13.96
|
0
|
21 ppt
|
10.23
|
9.07
|
-11.34
|
0
|
24 ppm
|
9,49
|
8,81
|
-7.16
|
0
|
27 ppt
|
13,70
|
13,33
|
-2,76
|
0
|
30 ppt
|
18.71
|
17.62
|
-5.82
|
0
|
Berdasarkan
pengamatan dan pendataan yang dilakukan selama praktikum, laju pertumbuhan
bobot relative dan SR dengan berbagai perlakuan salinitass pada ikan
nila (Oreochromis niloticus) yang diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2. Laju
Pertumbuhan bobot relative dan SR dengan berbagai perlakuan salinitas pada ikan
nila (Oreochromis niloticus)
Perlakuan salinitas
|
Bo (gr)
|
B1 (gr)
|
PBR (%)
|
SR (%)
|
3 ppt
|
12.74
|
15.56
|
0.22
|
100
|
6 ppt
|
26,65
|
23,57
|
-11.56
|
66,67
|
9 ppt
|
7,48
|
7,11
|
-4,95
|
33,33
|
12 ppt
|
32,83
|
32,55
|
-0,85
|
100
|
15 ppt
|
11.9
|
12.19
|
2.43
|
0
|
18 ppt
|
18.59
|
16.8
|
-9.63
|
33
|
21 ppt
|
16.45
|
14.31
|
-13.01
|
0
|
24 ppm
|
9,49
|
8,81
|
-7.17
|
0
|
27 ppt
|
15.70
|
15.02
|
-4.52
|
0
|
30 ppt
|
17.54
|
16.17
|
-7.8
|
0
|
Berdasasrkan tabel 2. dapat
diketahui bahwa pada hampir semua perlakuan salinitas yang diberikan pada ikan
mas menunjukkan adanya penurunan bobot tubuh. Penurunan bobot tubuh ini dapat
terlihat dari nilai PBR yang menunjukkan nilai yang negatif. Hal ini
menunjukkan bahwa ikan tidak mengalami penambahan bobot tubuh melainkan
mengalami penurunan bobot. Nilai PBR paling besar terjadi pada salinitas 21 ppt
yaitu -13,01 yang artinya terjadi penurunan bobot tubuh sebesar 13,01 gram
selama 3 hari perlakuan, sedangkan nilai PBR paling kecil terjadi pada
salinitas 12 ppt yaitu -0,85 yang artinya terjadi penurunan bobot tubuh sebesar
0,85 gram selama 3 hari perlakuan. Pada salinitas 21-30 ppt semua ikan hanya
bertahan pada hari pertama pengamatan saja. Tingkat kelangsungan hidup pada
salinitas 3 ppt dan 12 ppt adalah 100%,
ini menunjukkan bahwa ikan mampu beradaptasi pada kisaran salinitas tersebut
selama masa pengamatan. Ikan yang diberi perlakuan dengan salinitas 15 ppt, 21
ppt, 24 ppt, 27 ppt, dan 30 ppt memiliki
tingkat kelangsungan hidup 0%. Ini menunjukkan bahwa ikan tidak mampu bertahan
pada kisaran salinitas tersebut selama masa pengamatan.
Berdasarkan pengamatan dan pendataan
yang dilakukan selama praktikum, tingkah laku ikan Mas (Cyprinus carpio) dengan perlakuan salinitas 3 ppt diperoleh data
sebagai berikut :
Tabel
3. Tingkah laku ikan mas (Cyprinus carpio)
pada salinitas 3 ppt
Waktu
|
Tingkah laku
|
Σ ikan mati
|
Bobot ikan mati
|
|
Akuarium 1 ikan kontrol
|
Akuarium 2 ikan perlakuan
|
|||
15 menit
|
Bergerak aktif
|
Bergerak kurang aktif
|
-
|
-
|
30 menit
|
Masih bergerak aktif
|
Masih bergerak namun kurang aktif
|
-
|
-
|
45 menit
|
Masih bergerak aktif
|
Sedikit bergerak
|
-
|
-
|
60
|
Masih bergerak aktif
|
Sedikit bergerak
|
-
|
-
|
Minggu (13/03/11) pukul 08.00
|
Masih bergerak aktif
|
Sedikit bergerak
|
-
|
-
|
Minggu (13/03/11) pukul 12.00
|
Masih bergerak aktif
|
Sedikit bergerak
|
-
|
-
|
Minggu (13/03/11) pukul 15.00
|
Masih bergerak aktif
|
Sedikit bergerak bergerombol
|
-
|
-
|
senin(14/03/11) pukul 08.00
|
Masih bergerak aktif
|
Sedikit bergerak
|
-
|
-
|
senin (14/03/11) pukul 12.00
|
Masih bergerak aktif
|
Bergerak pasif, bergerombol di aerasi
|
-
|
-
|
senin (14/03/11) pukul 15.00
|
Masih bergerak aktif
|
Bergerak pasif
|
-
|
-
|
selasa (15/03/11) pukul 08.00
|
Masih bergerak aktif
|
Berkumpul diam
|
-
|
-
|
selasa (15/03/11) pukul 12.00
|
Masih bergerak aktif
|
Bergerak pasif
|
-
|
-
|
Berdasarkan tabel 3. Tingkah laku
ikan Mas (Cyprinus carpio) pada
perlakuan kontrol ikan masih bergerak aktif. Sedangkan pada perlakuan 3 ppt
ikan sering kali bergerombol mendekati aerasi, bergerak tetapi kurang
aktif ada juga yang pasif dan berkumpul
diam yaitu pada pengamatan di hari Selasa (15/03/11) pukul 08.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu