LADUNG KIMA
(Hanging Spears)
oleh : ita apriani
1. Definisi dan Klasifikasi
Ladung kima merupakan suatu alat tangkap yang didesain khusus untuk
menangkap Kima (Tridacna sp.),
terdiri dari pemberat dengan bagian bawah diberi mata ladung atau tanpa
dilengkapi mata ladung. Prinsip alat tangkap ladung kima terdiri dari jari-jari
yang ujungnya melengkung dan lancip yang berfungsi untuk mencengkeram. Alat
ladung kima umumnya di desain dengan pengoperasian yang sederhana dan
pengusahaannya dilakukan dengan skala yang kecil. Alat ini selektif dan tidak
destruktif karena ditujukan untuk menangkap Kima (Tridacna sp.) (Anonim 2011). Menurut peraturan menteri kelautan dan
perikanan Indonesia No. PER.02/MEN/2011, ladung kima diklasifikasikan ke dalam
alat tangkap penjepit dan melukai (grappling
and woundling).
2. Konstruksi Alat Penangkap Ikan
Ladung kima terdiri dari 3 bagian utama yaitu; pemberat, penjepit dan tali penarik. Ladung
kima memiliki pemberat yang terbuat dari kayu, cor-coran semen atau besi
berbentuk empat persegi yang pada keempat sudutnya terdapat jari-jari yang
terbuat dari besi dengan ujung melengkung dan lancip yang berfungsi untuk
membuat ladung kima dapat tenggelam. Selain itu, pemberat juga berfungsi untuk
membuka dan memperkecil cakupan pencengkeraman. Penjepit terbuat dari besi,
dengan panjang jari-jari ± 30 cm yang berfungsi untuk menjepit target
tangkapan. Tali penarik berfungsi untuk menarik ladung yang telah dijatuhkan ke
dalam perairan dan untuk menggerakkan penjepit jika tali penarik dikencangkan.
Parameter utama dari ladung kima adalah mata ladungnya. Sedangkan gambar alat
tangkap dan bagian-bagian yang menunjukannya terlampir.
3. Kelengkapan dalam Unit Penangkapan Ikan
3.1 Kapal
Alat tangkap Ladung Kima dioperasikan menggunakan perahu, dengan
pengoperasian yang relatif mudah.
3.2 Nelayan
Menurut Subani dan Barus (1989), alat tangkap Ladung Kima dioperasikan oleh
dua orang nelayan. Satu orang bertugas untuk mencari kima (Tridacna sp.) dengan bantuan teropong air dan yang lain bertugas
untuk mengoperasikan alat tangkap tersebut.
3.3 Alat Bantu
Alat bantu yang digunakan adalah teropong air yang berfungi untuk membantu
nelayan melihat dan mencari Kima (Tridacna
sp.) di dalam air.
3.4 Umpan
Pengoperasian alat tangkap Ladung Kima tidak menggunakan umpan karena alat
tangkap ini langsung dijatuhkan pada target penangkapan yaitu Kima (Tridacna sp.).
4. Metode Pengoperasian Alat
Menurut Subani dan Barus (1989), Pengoperasian ladung kima dilakukan dengan
cara menjatuhkan alat ini pada Kima (Tridacna
sp.) yang sedang menganga dengan cangkang yg terbuka. Ketika kima tersentuk
penjepit dengan otomatis Kima (Tridacna
sp.) akan mengatupkan cangkangnya kemudian kima tertangkap karena cengkeraman yang kuat
dari katupan cangkangnya. Setelah kima tertangkap, tali penarik ditarik untuk
mengangkat ladung kima dari perairan.
5. Daerah Pengoperasian
Menurut Copland (1988), daerah pengoperasian alat tangkap Ladung Kima
umumnya adalah perairan dangkal berpasir yang jernih dengan kedalaman 18-20
meter dengan jarak sekitar 1 km dari pantai. Sedangkan distribusi alat tangkap
Ladung Kima adalah Nusa Tenggara Barat meliputi Teluk Waworada, Teluk Sapek,
Teluk Saleh, Teluk Bima dan daerah Kepulauan Komodo (Subani dan Barus 1989).
6. Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan utama dari alat tangkap Ladung Kima adalah kima/Giant Clams
(Tridacna sp.). Selain itu, batu
laga/Green Snalis (Turbo sp.), Kepala
Kambing (Cassis sp.) dan lola (Trochus sp.) (Subani dan Barus 1989).
Daftar
Pustaka
Anonim.2011.10
Seni Unik Mengangkap Ikan. http://www.nusawarta.com/ [12 Oktober 2011].
Copland J W dan
Lucas J S. 1988. Giant Clams in Asia and
the Pacifik.
Canberra : Australian Centre of
International Agricultural Research.
Subani W dan
H R Barus. 1989. Alat penangkapan ikan dan udang laut di indonesia. Jurnal
Penelitian Perikanan Laut. No. 50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu