27 Mei 2012

JARING INSANG LINGKAR (Encircling gillnet)


JARING INSANG LINGKAR (Encircling gillnet)
oleh : ita apriani

<!--[if !supportLists]-->1.        <!--[endif]-->Definisi dan klasifikasi
            Jaring insang lingkar (encircling gillnet) adalah jaring insang yang cara pemasangannya dengan melingkarkan jaring pada gerombolan ikan. Jaring ini dioperasikan pada bagian permukaan kolom perairan dengan tujuan penangkapan adalah ikan pelagis. Jaring insang lingkar (encircling gillnet) diklasifikasikan ke dalam kelompok jaring insang (gill net) (Rustandar 2005).


<!--[if !supportLists]-->2.        <!--[endif]-->Konstruksi alat penangkap ikan
            Menurut Hakim (2010) jaring insang lingkar terdiri dari jaring utama, tali ris atas, tali ris bawah, pelampung, pemberat, dan tali selambar. Jaring utama merupakan sebuah lembaran jaring yang tergantung pada tali ris atas.
            Jaring utama merupakan bagian yang akan dilingkarkan pada saat pengiperasian dan biasanya terbuat dari bahan poly amide. Tali ris atas adalah tempat untuk menggantungkan jaring utama dan tali pelampung. Untuk menghindarkan agar jaring insang tidak berbelit sewaktu dioperasikan (terutama pada bagian tali ris atasnya) biasanya tali ris atas dibuat rangkap dua dengan arah pintalan yang berlawanan (S-Z). Tali ris satu merupakan tali tempat diikatkannya jaring utama sedangkan tali yang lain untuk melekatkan pelampung.
            Tali ris bawah berfungsi untuk melekatkan pemberat. Tali ris terbuat dari bahan poly etylene. Pelampung berfungsi untuk mengapungkan seluruh alat. Pelampung biasanya terbuat dari berbagai bahan seperti styrofoam, polyvinyl chloride, plastik, karet, atau benda lainnya yang mempunyai daya apung dengan bentuk yang beraneka ragam.  Pemberat berguna untuk menenggelamkan bagian bawah jaring dan biasanya terbuat dari logam. Tali selambar berfungsi untuk mengaitkan gillnet dengan kapal dan biasanya terbuat dari bahan poly etylene. Parameter utama dari jaring insang lingkar (encircling gillnet) adalah ukuran mata jaring, ukuran alat tangkap (proporsional konstruksi alat tangkap) dan ketepatan penggunaan alat tangkap. Sedangkan menurut Hakim (2010) parameter utama encircling gillnet adalah kekakuan dari twine, ketegangan rentangan tubuh jaring, shortening atau shrinkage, tinggi jaring, mesh size dan besar ikan, serta warna jaring.

<!--[if !supportLists]-->3.        <!--[endif]-->Kelengkapan dalam unit penangkapan ikan
<!--[if !supportLists]-->3.1     <!--[endif]-->Kapal
Kapal jaring insang lingkar termasuk kriteria kapal statis, sehingga kecepatan kapal bukanlah faktor yang penting karena alat tangkap ini bekerja secara statis namun yang lebih diperlukan adalah kestabilitasan kapal agar proses pengoperasian dapat berjalan dengan baik. Biasanya pengoperasian alat tangkap encircling gillnet menggunakan perahu compreng (Sadili 1984).
<!--[if !supportLists]-->3.2     <!--[endif]-->Nelayan
       Biasanya dalam pengoperasian encircling gillnet diperlukan tenaga kerja sekitar 9 orang dengan 5-7 orang menjadi anak buah kapal (Anonim 2009).
<!--[if !supportLists]-->3.3     <!--[endif]-->Alat bantu
       Jaring insang lingkar yang dioperasikan pada malam hari biasanya menggunakan alat bantu lampu untuk menarik ikan. Setelah ikan terkumpul, jaring lalu dilingkarkan dan ikan yang telah terkumpul lalu ditakut-takuti dengan cara memukul-mukul perahu/kapal (Martasuganda 2002).
<!--[if !supportLists]-->3.4     <!--[endif]-->Umpan
       Jaring insang lingkar dalam pengoperasiannya tidak menggunakan umpan untuk menangkap ikan (Anonim 2009).

<!--[if !supportLists]-->4.        <!--[endif]-->Metode pengoperasian alat
            Menurut Martasuganda (2002) terdapat beberapa cara dalam pengoperasian encircling gillnet yaitu dengan cara melingkarkan jaring pada gerombolan ikan atau melingkarkan jaring di perairan yang telah diperkirakan terdapat ikan, lalu untuk mempercepat proses penangkapan, ikan yang telah terkurung lalu ditakut-takuti dengan memukul-mukul bagian kapal sehingga ikan menabrak jaring lalu ikan terjerat/terpuntal. Sedangkan menurut Hakim (2010) metode pengoperasian alat tangkap encircling gillnet adalah sebagai berikut:
<!--[if !supportLists]-->a)      <!--[endif]-->Mula-mula posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa agar arah angin datangnya dari tempat penurunan alat,
<!--[if !supportLists]-->b)      <!--[endif]-->Setelah kedudukan/posisi kapal sesuai dengan yang dikehendaki, jaring lalu dapat diturunkan,
<!--[if !supportLists]-->c)      <!--[endif]-->Penurunan jaring dimulai dari penurunan pelampung tanda ujung jaring atau lampu kemudian tali selambar depan, lalu jaring dan terakhir tali selambar pada ujung akhir jaring atau selambar belakang yang biasanya terus diikatkan pada kapal,
<!--[if !supportLists]-->d)     <!--[endif]-->Pada waktu penurunan jaring yang harus diperhatikan adalah arah arus laut. Karena kedudukan jaring yang paling baik adalah memotong arus antara 45o-90o,
<!--[if !supportLists]-->e)      <!--[endif]-->Setelah jaring dibiarkan di perairan sekitar 3-5 jam, jaring dapat diangkat ke atas kapal dengan urutan penarikannya kebalikan dari urutan penurunan alat.
           
<!--[if !supportLists]-->5.        <!--[endif]-->Daerah pengoperasian
Daerah yang tepat untuk pengoperasian encircling gillnet adalah perairan luas tak berkarang yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk makan atau untuk memijah. Daerah di Indonesia yang banyak menggunakan encircling gillnet adalah Samarinda, Jawa Timur, Papua, Bali, Ambon, dan Minahasa Selatan (Hakim 2010).

<!--[if !supportLists]-->6.        <!--[endif]-->Hasil tangkapan
       Menurut Hakim (2010) hasil tangkapan dari alat tangkap encircling gillnet adalah ikan lemuru (Sardinella spp.), ikan kembung (Rastrelliger spp.), ikan tembang (Clupea spp.), ikan layang (Decapterus kuroides), ikan belanak (Mugil sp.), ikan tongkol (Auxis sp.), dan ikan cakalang (Euthynnus sp.).

Daftar pustaka
Anonim.  2009. Jaring Insang (Gillnet). Diunduh dari: http://www.oseanic.com [10 November 2011].

Hakim, Riza Rahman. 2010. Gillnet (Jaring Insang). Diunduh dari: http://rizarahman.staff.umm.ac.id/files/2010/01/M_7_Gill-Net_2011.pdf  [10 November 2011].

Martasuganda, Sulaeman. 2002. Jaring Insang (Gillnet). Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Rustandar R. 2005. Analisis Efisiensi Teknik Unit Penangkapan Gillnet di Muara Angke Jakarta. Skripsi [tidak dipublikasikan]. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Sadili, Didi. 1984. Analisis Usaha Perikanan Encircling Gillnet dan Trammel Net di Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Skripsi [tidak dipublikasikan]. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Subani W dan HR Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No. 50. Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu