JARING
INSANG LINGKAR (Encircling gillnet)
oleh : ita apriani
<!--[if !supportLists]-->1.
<!--[endif]-->Definisi
dan klasifikasi
Jaring
insang lingkar (encircling gillnet)
adalah jaring insang yang cara pemasangannya dengan melingkarkan jaring pada
gerombolan ikan. Jaring ini dioperasikan pada bagian permukaan kolom perairan
dengan tujuan penangkapan adalah ikan pelagis. Jaring insang lingkar (encircling gillnet) diklasifikasikan ke
dalam kelompok jaring insang (gill net)
(Rustandar 2005).
<!--[if !supportLists]-->2.
<!--[endif]-->Konstruksi
alat penangkap ikan
Menurut
Hakim (2010) jaring insang lingkar terdiri dari jaring utama, tali ris atas,
tali ris bawah, pelampung, pemberat, dan tali selambar. Jaring utama merupakan
sebuah lembaran jaring yang tergantung pada tali ris atas.
Jaring utama merupakan bagian yang
akan dilingkarkan pada saat pengiperasian dan biasanya terbuat dari bahan poly amide. Tali ris atas adalah tempat
untuk menggantungkan jaring utama dan tali pelampung. Untuk menghindarkan agar
jaring insang tidak berbelit sewaktu dioperasikan (terutama pada bagian tali
ris atasnya) biasanya tali ris atas dibuat rangkap dua dengan arah pintalan
yang berlawanan (S-Z). Tali ris satu merupakan tali tempat diikatkannya jaring
utama sedangkan tali yang lain untuk melekatkan pelampung.
Tali ris bawah berfungsi untuk
melekatkan pemberat. Tali ris terbuat dari bahan poly etylene. Pelampung berfungsi untuk mengapungkan seluruh alat.
Pelampung biasanya terbuat dari berbagai bahan seperti styrofoam, polyvinyl chloride, plastik, karet, atau benda lainnya
yang mempunyai daya apung dengan bentuk yang beraneka ragam. Pemberat berguna untuk menenggelamkan bagian
bawah jaring dan biasanya terbuat dari logam. Tali selambar berfungsi untuk
mengaitkan gillnet dengan kapal dan
biasanya terbuat dari bahan poly etylene.
Parameter utama dari jaring insang lingkar (encircling
gillnet) adalah ukuran mata jaring, ukuran alat tangkap (proporsional konstruksi
alat tangkap) dan ketepatan penggunaan alat tangkap. Sedangkan menurut Hakim
(2010) parameter utama encircling gillnet
adalah kekakuan dari twine,
ketegangan rentangan tubuh jaring, shortening
atau shrinkage, tinggi jaring, mesh size dan besar ikan, serta warna
jaring.
<!--[if !supportLists]-->3.
<!--[endif]-->Kelengkapan
dalam unit penangkapan ikan
<!--[if !supportLists]-->3.1 <!--[endif]-->Kapal
Kapal
jaring insang lingkar termasuk kriteria kapal statis, sehingga kecepatan kapal
bukanlah faktor yang penting karena alat tangkap ini bekerja secara statis
namun yang lebih diperlukan adalah kestabilitasan kapal agar proses
pengoperasian dapat berjalan dengan baik. Biasanya pengoperasian alat tangkap encircling gillnet menggunakan perahu
compreng (Sadili 1984).
<!--[if !supportLists]-->3.2 <!--[endif]-->Nelayan
Biasanya
dalam pengoperasian encircling gillnet
diperlukan tenaga kerja sekitar 9 orang dengan 5-7 orang menjadi anak buah
kapal (Anonim 2009).
<!--[if !supportLists]-->3.3 <!--[endif]-->Alat bantu
Jaring
insang lingkar yang dioperasikan pada malam hari biasanya menggunakan alat
bantu lampu untuk menarik ikan. Setelah ikan terkumpul, jaring lalu
dilingkarkan dan ikan yang telah terkumpul lalu ditakut-takuti dengan cara
memukul-mukul perahu/kapal (Martasuganda 2002).
<!--[if !supportLists]-->3.4 <!--[endif]-->Umpan
Jaring
insang lingkar dalam pengoperasiannya tidak menggunakan umpan untuk menangkap
ikan (Anonim 2009).
<!--[if !supportLists]-->4.
<!--[endif]-->Metode
pengoperasian alat
Menurut
Martasuganda (2002) terdapat beberapa cara dalam pengoperasian encircling gillnet yaitu dengan cara
melingkarkan jaring pada gerombolan ikan atau melingkarkan jaring di perairan
yang telah diperkirakan terdapat ikan, lalu untuk mempercepat proses
penangkapan, ikan yang telah terkurung lalu ditakut-takuti dengan memukul-mukul
bagian kapal sehingga ikan menabrak jaring lalu ikan terjerat/terpuntal.
Sedangkan menurut Hakim (2010) metode pengoperasian alat tangkap encircling gillnet adalah sebagai
berikut:
<!--[if !supportLists]-->a) <!--[endif]-->Mula-mula
posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa agar arah angin datangnya dari tempat
penurunan alat,
<!--[if !supportLists]-->b) <!--[endif]-->Setelah
kedudukan/posisi kapal sesuai dengan yang dikehendaki, jaring lalu dapat
diturunkan,
<!--[if !supportLists]-->c) <!--[endif]-->Penurunan
jaring dimulai dari penurunan pelampung tanda ujung jaring atau lampu kemudian
tali selambar depan, lalu jaring dan terakhir tali selambar pada ujung akhir
jaring atau selambar belakang yang biasanya terus diikatkan pada kapal,
<!--[if !supportLists]-->d) <!--[endif]-->Pada
waktu penurunan jaring yang harus diperhatikan adalah arah arus laut. Karena
kedudukan jaring yang paling baik adalah memotong arus antara 45o-90o,
<!--[if !supportLists]-->e) <!--[endif]-->Setelah
jaring dibiarkan di perairan sekitar 3-5 jam, jaring dapat diangkat ke atas
kapal dengan urutan penarikannya kebalikan dari urutan penurunan alat.
<!--[if !supportLists]-->5.
<!--[endif]-->Daerah
pengoperasian
Daerah yang
tepat untuk pengoperasian encircling
gillnet adalah perairan luas tak berkarang yang merupakan tempat gerombolan
ikan bermigrasi baik untuk makan atau untuk memijah. Daerah di Indonesia yang
banyak menggunakan encircling gillnet
adalah Samarinda, Jawa Timur, Papua, Bali, Ambon, dan Minahasa Selatan (Hakim
2010).
<!--[if !supportLists]-->6.
<!--[endif]-->Hasil
tangkapan
Menurut
Hakim (2010) hasil tangkapan dari alat tangkap encircling gillnet adalah ikan lemuru (Sardinella spp.), ikan kembung (Rastrelliger
spp.), ikan tembang (Clupea
spp.), ikan layang (Decapterus kuroides),
ikan belanak (Mugil sp.), ikan
tongkol (Auxis sp.), dan ikan
cakalang (Euthynnus sp.).
Daftar
pustaka
Hakim, Riza Rahman. 2010. Gillnet (Jaring
Insang). Diunduh dari: http://rizarahman.staff.umm.ac.id/files/2010/01/M_7_Gill-Net_2011.pdf [10 November 2011].
Martasuganda, Sulaeman. 2002. Jaring Insang (Gillnet). Jurusan
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
Rustandar R. 2005. Analisis Efisiensi Teknik Unit Penangkapan Gillnet di
Muara Angke Jakarta. Skripsi [tidak dipublikasikan]. Bogor: Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
Sadili, Didi. 1984. Analisis Usaha Perikanan
Encircling Gillnet dan Trammel Net di Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon Jawa
Barat. Skripsi [tidak dipublikasikan]. Bogor: Program Studi Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor.
Subani W dan HR Barus. 1989. Alat
Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut.
No. 50. Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu