Kegiatan di Desa Cipajang Kecamatan Banjarharjo
Oleh : Ita Apriani
1. Observasi lokasi
Desa Cipajang
merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten
Brebes bagian Barat. Penduduk di Desa Cipajang sebagian besar bermata
pencaharian sebagai petani. Pertanian desa Cipajang mencakup kegiatan bercocok
tanam dengan komoditas utama berupa beras dan bawang merah, dan kegiatan
perikanan berupa budidaya ikan lele. Kegiatan observasi yang dilakukan di Desa
Cipajang meliputi perizinan kegiatan IPB Goes
To Field kepada Kepala Desa Cipajang yang diwakili oleh Sekretaris Desa Cipajang dan observasi lokasi kolam di salah satu UPR (Unit Pembenihan
Rakyat) di Desa Cipajang.
UPR yang digunakan
untuk kegiatan Goes To Field
merupakan UPR yang dimiliki oleh Ketua BPD di Desa Cipajang yaitu Bapak Charyad
Edi Susanto. Awal usaha kegiatan budidaya yang dilakukan oleh Pak Charyad
adalah kegiatan pembesaran ikan lele selama empat tahun, kemudian beralih
menjadi usaha pembenihan ikan lele hingga sekarang yang telah berjalan selama
dua tahun. Jumlah kolam yang dimiliki Bapak Charyad yaitu sebanyak 19 kolam
dengan rincian 16 kolam terpal dengan ukuran (4 x 2) meter, dan 3 buah kolam
tanah yang digunakan sebagai kolam indukan dengan ukuran 1 kolam tanah (2 x 3)
meter dan 2 kolam tanah lainnya (1.5 x 2) meter. Sebanyak 5 buah kolam terpal
dan 3 buah kolam tanah yang masih aktif digunakan. Sumber air yang digunakan
untuk mengisi kolam berasal dari air tanah (mantek). Pakan menjadi salah satu
kendala pada kegiatan budidaya yang dilakukan oleh UPR tersebut. Pakan yang
sembarang terkadang diberikan kepada ikan indukan oleh pembudidaya sebagai
alternatif pakan dengan tujuan ikan indukan segera matang gonad dan dapat
memijah.
2. Pembenihan ikan lele secara semi-alami
Budidaya ikan lele menjadi komoditas perikanan utama di Desa Cipajang
Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes. Unit Pembenihan Rakyat menjadi unit
kegiatan usaha perikanan yang fokus pada kegiatan pembenihan ikan. Kebutuhan
benih ikan lele saat ini tidak sebanding dengan ketersediaan benih ikan lele akibat ikan tidak memijah hingga
sekitar dua bulan. Pembenihan ikan lele biasa dilakukan secara alami di kolam
terpal. Berikut tahapan kegiatan pembenihan ikan lele semi-alami yaitu:
Persiapan
kolam pemijahan dan pendederan
Persiapan kolam
pemijahan dan pendederan diawali dengan menguras air yang terdapat di dalam
terpal. Setelah air surut dan cukup kering, terpal disikat hingga bersih untuk
menghilangkan alga-alga yang menempel di dasar dan pinggir terpal, selanjutnya
kolam terpal dibilas dengan air bersih. Tahap terakhir adalah pengisian terpal dengan air yang baru,
khusus pada kolam pendederan ditambahkan air yang masih kaya akan plankton.
kolam terpal untuk pembenihan |
pembersihan kolam terpal yang akan digunakan |
<!--[if !supportLists]-->a.
<!--[endif]-->Seleksi
induk dan pemberokan
Indukan terlebih
dahulu diseleksi untuk mendapatkan indukan yang berkualitas yang akan
menghasilkan telur dan larva yang baik dalam pemijahan. Seleksi indukan
dilakukan berdasarkan ciri-ciri kematangan gonad sebagai berikut, untuk indukan
jantan kematangan gonad dapat dicapai setelah ikan berumur sekitar satu tahun
dengan bagian kelamin jantan terlihat memanjang, warna tubuh bagian bawah
berwarna kemerahan dan alat kelamin berwarna kemerahan, alat kelamin pada lele
jantan disebut papila, papila yang baik memanjang hingga pangkal sirip anal.
Indukan betina yang siap memijah dapat dilihat dengan ciri-ciri perut yang
besar yang akan terlihat dari atas bagian tubuh ikan, alat kelamin berbentuk
bundar berwarna merah dan tampak mengembang, dan jika pada bagian perut ikan
diurut telur akan keluar dari lubang pengeluaran telur. Proses penyeleksian
induk selesai dilakukan dan dilanjutkan
dengan penimbangan indukan untuk mengetahui perbandingan berat badan
untuk menentukan volume Ovaprim yang akan disuntikan pada masing-masing indukan
sesuai dengan dosisnya. Umumnya indukan yang disiapkan memiliki bobot yang
hampir sama antara jantan dan betina, jika indukan betina memiliki bobot yang
jauh lebih besar, maka digunakan dua indukan jantan. Seleksi indukan dan
pemberokan di UPR Bapak Charyad dilakukan mulai pukul 16.00 WIB pada tanggal 12
Juli 2011. Pemberokan dilakukan untuk merangsang indukan agar dapat memijah,
pemberokan yang dilakukan untuk indukan betina juga berfungsi untuk mengurangi
lemak agar telur lebih mudah keluar melalui salurannya saat memijah dan jumlah
telur yang keluar menjadi optimum.
induk betina |
induk jantan |
kolam induk |
Penyuntikan
dan pemijahan
Penyuntikan pada
kegiatan ini berfungsi mempercepat dan merangsang pemijihan dengan bantuan
hormon Ovaprim. Bobot ikan pada setiap indukan digunakan untuk mengetahui
volume Ovaprim yang akan disuntikan. Perbandingan hormon ovaprim dan larutan
pengencer berupa akuabides yang akan disuntikan pada indukan sebanyak 1:2.
Indukan betina yang memiliki bobot 1 kg memerlukan 0.5 cc ovaprim, sedangkan
indukan jantan disuntik juga sebanyak 0.1 cc ovaprim per kg induk, volume
Ovaprim yang digunakan pada indukan jantan lebih sedikit dikarenakan indukan
jantan diperkirakan selalu siap, sehingga penyuntikan hormon dilakukan hanya
untuk memastikan indukan jantan agar memijah. Penyuntikan Ovaprim dilakukan
pada bagian punggung ikan dekat dengan pangkal sirip dorsal, arah penyuntikan
menuju otak ikan dengan sudut 45O. Kemudian lakukan pengurutan pada
sekitar daerah penyuntikan menuju ke arah otak indukan. Kolam disiapkan untuk
pemijahan dengan meletakkan kakaban
dengan memberikan beban berupa batu agar kakaban tetap berada di dasar
kolam. Indukan yang telah disuntik kemudian diletakkan pada kolam yang telah
diberi kakaban. Kolam pemijahan ditutup pada bagian atasnya agar ikan tidak
meloncat keluar kolam saat proses pemijahan terjadi. Indukan dalam kolam
pemijahan ditinggal selama satu malam, pengecekan telur dilakukan pada keesokan
harinya. Telur pada kakaban dipindahkan ke dalam kolam penetasan dalam keadaan
melayang, bagian bawah kakaban diberi batu bata sebagai penahan
pengambilan hormon (ovaprim) |
pengambilan air sebagai pengencer |
posisi penyuntikan di punggung |
Pemeliharaan
larva
Telur mulai menetas
setelah kurang lebih satu hari dari proses pemijahan. Awal menetas larva
berwarna putih sedikit transparan dan bergerak aktif disekitar kakaban. Penetasan
maksimal ditunggu hingga satu hari dari awal penetasan terjadi, lalu kakaban
dipindah ke kolam terpal lain agar telur-telur yang tidak menetas dan sisa-sisa
sperma tidak mengganggu perkembangan larva yang telah menetas, kakaban diganti
dengan daun kelapa agar larva dapat berlindung dibawah atau disekitar daun
kelapa. Larva dipelihara selama tiga hari di kolam penetasan tanpa pemberian
pakan, setelah larva mulai berwarna hitam pakan alami berupa cacing sutera
diberikan pada larva. Kolam pemeliharaan larva selain diberi daun kelapa yang
masih hijau di dalamnya, bagian atas kolam ditutupi oleh daun kelapa yang telah
dianyam terlebih dahulu sebagai atap kolam.
Penyakit Ikan
Selama kegiatan kami di desa Cipajang kami menemukan
beberapa penyakit yang kami lihat di lokasi seperti pada induk ikan lele dengan
nama penyakit Micobacteriosis penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium spp. Hama penyakit ini bercirikan
bakteri gram positif, bentuk batang pendek, dan nonmotil; menyerang ikan yang
dipelihara diperairan tenang (stagnan), kolam tadah hujan dan pekarangan dengan
sumber air terbatas dengan gejala klinis hilang nafsu makan, lemah, kurus,
pembengkakan tubuh, jika menginfeksi kulit timbul bercak-bercak merah dan
berkembang menjadi luka.
Pengendalian:
manajemen kesehatan ikan terpadu, ikan yang terinfeksi segera diambil dan
dimusnahkan, Chloramin B atau T 10 ppm melalui perendaman selama 24 jam dan
setelah itu dilakukan pergantian air baru, Streptomycin 50-75 mg/kg ikan/hari
melalui pakan selama 10 hari, serta pemeliharaan dalam air hijau untuk
mengurangi stress.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu