11 Mei 2012

Kegiatan di Desa Cipajang Kecamatan Banjarharjo





Kegiatan di Desa Cipajang Kecamatan Banjarharjo
Oleh : Ita Apriani

1. Observasi lokasi

Desa Cipajang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes bagian Barat. Penduduk di Desa Cipajang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Pertanian desa Cipajang mencakup kegiatan bercocok tanam dengan komoditas utama berupa beras dan bawang merah, dan kegiatan perikanan berupa budidaya ikan lele. Kegiatan observasi yang dilakukan di Desa Cipajang meliputi perizinan kegiatan IPB Goes To Field kepada Kepala Desa Cipajang yang diwakili oleh Sekretaris Desa Cipajang dan observasi lokasi kolam di salah satu UPR (Unit Pembenihan Rakyat) di Desa Cipajang.

UPR yang digunakan untuk kegiatan Goes To Field merupakan UPR yang dimiliki oleh Ketua BPD di Desa Cipajang yaitu Bapak Charyad Edi Susanto. Awal usaha kegiatan budidaya yang dilakukan oleh Pak Charyad adalah kegiatan pembesaran ikan lele selama empat tahun, kemudian beralih menjadi usaha pembenihan ikan lele hingga sekarang yang telah berjalan selama dua tahun. Jumlah kolam yang dimiliki Bapak Charyad yaitu sebanyak 19 kolam dengan rincian 16 kolam terpal dengan ukuran (4 x 2) meter, dan 3 buah kolam tanah yang digunakan sebagai kolam indukan dengan ukuran 1 kolam tanah (2 x 3) meter dan 2 kolam tanah lainnya (1.5 x 2) meter. Sebanyak 5 buah kolam terpal dan 3 buah kolam tanah yang masih aktif digunakan. Sumber air yang digunakan untuk mengisi kolam berasal dari air tanah (mantek). Pakan menjadi salah satu kendala pada kegiatan budidaya yang dilakukan oleh UPR tersebut. Pakan yang sembarang terkadang diberikan kepada ikan indukan oleh pembudidaya sebagai alternatif pakan dengan tujuan ikan indukan segera matang gonad dan dapat memijah.




2. Pembenihan ikan lele secara semi-alami
Budidaya ikan lele menjadi komoditas perikanan utama di Desa Cipajang Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes. Unit Pembenihan Rakyat menjadi unit kegiatan usaha perikanan yang fokus pada kegiatan pembenihan ikan. Kebutuhan benih ikan lele saat ini tidak sebanding dengan ketersediaan benih  ikan lele akibat ikan tidak memijah hingga sekitar dua bulan. Pembenihan ikan lele biasa dilakukan secara alami di kolam terpal. Berikut tahapan kegiatan pembenihan ikan lele semi-alami yaitu:
Persiapan kolam pemijahan dan pendederan
Persiapan kolam pemijahan dan pendederan diawali dengan menguras air yang terdapat di dalam terpal. Setelah air surut dan cukup kering, terpal disikat hingga bersih untuk menghilangkan alga-alga yang menempel di dasar dan pinggir terpal, selanjutnya kolam terpal dibilas dengan air bersih. Tahap terakhir adalah pengisian terpal dengan air yang baru, khusus pada kolam pendederan ditambahkan air yang masih kaya akan plankton.

kolam terpal untuk pembenihan
pembersihan kolam terpal yang akan digunakan

<!--[if !supportLists]-->a.         <!--[endif]-->Seleksi induk dan pemberokan
Indukan terlebih dahulu diseleksi untuk mendapatkan indukan yang berkualitas yang akan menghasilkan telur dan larva yang baik dalam pemijahan. Seleksi indukan dilakukan berdasarkan ciri-ciri kematangan gonad sebagai berikut, untuk indukan jantan kematangan gonad dapat dicapai setelah ikan berumur sekitar satu tahun dengan bagian kelamin jantan terlihat memanjang, warna tubuh bagian bawah berwarna kemerahan dan alat kelamin berwarna kemerahan, alat kelamin pada lele jantan disebut papila, papila yang baik memanjang hingga pangkal sirip anal. Indukan betina yang siap memijah dapat dilihat dengan ciri-ciri perut yang besar yang akan terlihat dari atas bagian tubuh ikan, alat kelamin berbentuk bundar berwarna merah dan tampak mengembang, dan jika pada bagian perut ikan diurut telur akan keluar dari lubang pengeluaran telur. Proses penyeleksian induk selesai dilakukan dan dilanjutkan  dengan penimbangan indukan untuk mengetahui perbandingan berat badan untuk menentukan volume Ovaprim yang akan disuntikan pada masing-masing indukan sesuai dengan dosisnya. Umumnya indukan yang disiapkan memiliki bobot yang hampir sama antara jantan dan betina, jika indukan betina memiliki bobot yang jauh lebih besar, maka digunakan dua indukan jantan. Seleksi indukan dan pemberokan di UPR Bapak Charyad dilakukan mulai pukul 16.00 WIB pada tanggal 12 Juli 2011. Pemberokan dilakukan untuk merangsang indukan agar dapat memijah, pemberokan yang dilakukan untuk indukan betina juga berfungsi untuk mengurangi lemak agar telur lebih mudah keluar melalui salurannya saat memijah dan jumlah telur yang keluar menjadi optimum.

induk betina
induk jantan
kolam induk
Penyuntikan dan pemijahan

Penyuntikan pada kegiatan ini berfungsi mempercepat dan merangsang pemijihan dengan bantuan hormon Ovaprim. Bobot ikan pada setiap indukan digunakan untuk mengetahui volume Ovaprim yang akan disuntikan. Perbandingan hormon ovaprim dan larutan pengencer berupa akuabides yang akan disuntikan pada indukan sebanyak 1:2. Indukan betina yang memiliki bobot 1 kg memerlukan 0.5 cc ovaprim, sedangkan indukan jantan disuntik juga sebanyak 0.1 cc ovaprim per kg induk, volume Ovaprim yang digunakan pada indukan jantan lebih sedikit dikarenakan indukan jantan diperkirakan selalu siap, sehingga penyuntikan hormon dilakukan hanya untuk memastikan indukan jantan agar memijah. Penyuntikan Ovaprim dilakukan pada bagian punggung ikan dekat dengan pangkal sirip dorsal, arah penyuntikan menuju otak ikan dengan sudut 45O. Kemudian lakukan pengurutan pada sekitar daerah penyuntikan menuju ke arah otak indukan. Kolam disiapkan untuk pemijahan dengan meletakkan kakaban  dengan memberikan beban berupa batu agar kakaban tetap berada di dasar kolam. Indukan yang telah disuntik kemudian diletakkan pada kolam yang telah diberi kakaban. Kolam pemijahan ditutup pada bagian atasnya agar ikan tidak meloncat keluar kolam saat proses pemijahan terjadi. Indukan dalam kolam pemijahan ditinggal selama satu malam, pengecekan telur dilakukan pada keesokan harinya. Telur pada kakaban dipindahkan ke dalam kolam penetasan dalam keadaan melayang, bagian bawah kakaban diberi batu bata sebagai penahan



pengambilan hormon (ovaprim)
pengambilan air sebagai pengencer
posisi penyuntikan di punggung
Pemeliharaan larva

Telur mulai menetas setelah kurang lebih satu hari dari proses pemijahan. Awal menetas larva berwarna putih sedikit transparan dan bergerak aktif disekitar kakaban. Penetasan maksimal ditunggu hingga satu hari dari awal penetasan terjadi, lalu kakaban dipindah ke kolam terpal lain agar telur-telur yang tidak menetas dan sisa-sisa sperma tidak mengganggu perkembangan larva yang telah menetas, kakaban diganti dengan daun kelapa agar larva dapat berlindung dibawah atau disekitar daun kelapa. Larva dipelihara selama tiga hari di kolam penetasan tanpa pemberian pakan, setelah larva mulai berwarna hitam pakan alami berupa cacing sutera diberikan pada larva. Kolam pemeliharaan larva selain diberi daun kelapa yang masih hijau di dalamnya, bagian atas kolam ditutupi oleh daun kelapa yang telah dianyam terlebih dahulu sebagai atap kolam.



Penyakit Ikan
Selama kegiatan kami di desa Cipajang kami menemukan beberapa penyakit yang kami lihat di lokasi seperti pada induk ikan lele dengan nama penyakit Micobacteriosis penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium spp. Hama penyakit ini bercirikan bakteri gram positif, bentuk batang pendek, dan nonmotil; menyerang ikan yang dipelihara diperairan tenang (stagnan), kolam tadah hujan dan pekarangan dengan sumber air terbatas dengan gejala klinis hilang nafsu makan, lemah, kurus, pembengkakan tubuh, jika menginfeksi kulit timbul bercak-bercak merah dan berkembang menjadi luka.

Pengendalian: manajemen kesehatan ikan terpadu, ikan yang terinfeksi segera diambil dan dimusnahkan, Chloramin B atau T 10 ppm melalui perendaman selama 24 jam dan setelah itu dilakukan pergantian air baru, Streptomycin 50-75 mg/kg ikan/hari melalui pakan selama 10 hari, serta pemeliharaan dalam air hijau untuk mengurangi stress.





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu