RESPON
ORGANISME AKUATIK TERHADAP VARIABEL LINGKUNGAN
(pH, Suhu, Salinitas, Kekeruhan, Deterjen)
Ita Apriani
C14090019
1.1
Latar
Belakang
Air yang
tercemar adalah air yang mengandung bahan asing atau bahan tertentu yang
melebihi batas yang ditetapkan. Jenis penurunan kualitas air sangat bervariasi
tergantung dari jenis air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan
penurunan kualitas air. Salah satu parameter kualitas air adalah parameter
kimia yang berdasarkan sifat kimiawinya. Secara keseluruhan adanya bahan-bahan
yang terlarut akan menurunkan kualitas air. Parameter kimia melampaui yang
disyaratkan bila dibuang keperairan juga akan mempengaruhi biota diperairan
(Hardjojo, 2005).
Kualitas air secara umum
menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau
keperluan tertentu. Dalam lingkup akuarium, kualitas air secara umum mengacu
pada kandungan polutan atau cemaran yang terkandung dalam air dalam kaitannya
untuk menunjang kehidupan ikan dan kondisi ekosistem yang memadai (Purwakusuma,
2011).
Faktor lingkungan dapat
mengalami fluktuasi dan kadang-kadang ditemui kondisi yang ekstrim. Fluktuasi
faktor tersebut dapat mempengaruhi kehidupan organisme, baik terhadap proses
fosiologis, tingkah laku, maupun resisten atau kematian. Bila suatu organisme
diletakkan pada suatu lingkungan yang terganggu, maka respon adaptasinya akan
melalui beberapa tahap. Permulaannya kekuatan dan waktu dari afektor harus
cukup untuk dapat memberikan respon, sebagai contoh bila waktu dedahnya pendek
maka menghasilkan reapon adaptif, dan bilamana waktu dedahnya diperpanjang
dengan intensitas yang sama maka akan menyebabkan kematian. Jadi waktu dan
kuantitas afektor harus dipelajari untuk menduga peranan lingkungan ( Affandi,
2002).
1.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum
ini adalah mengetahui respon organisme akuatik terhadap variabel lingkungan (
suhu, pH, salinitas, kekeruhan, dan deterjen), mengetahui kisaran toleransi
organisme akuatik terhadap variabel lingkungan, serta mengetahui dosis yang
mematikan (lethal dosis)
I.
METODOLOGI
1.1
Waktu
dan Tempat
Praktikum Fisiologi Hewan Air ini dilaksanakan pada hari
Sabtu, tanggal 26 Februari 2011, pukul 13.00-16.00 WIB dan tanggal 04 Maret
2011, pukul 17.00-20.00 WIB.
Bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Air, Departemen Manajemen Sumberdaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
1.2
Alat
dan Bahan
Alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah akuarium, aerator, termometer, timbangan
digital, turbidinometer, salinometer, gayung, ember, heater, lap/tissue,
stopwatch, botol cup, dan terminal
listrik. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah ikan, HCl dan NaOH,
surfaktan deterjen (LAS), es batu, aquades, kertas lakmus, dan lumpur/debu.
1.3
Prosedur
Kerja
1.3.1
Adaptasi
Organisme Akuatik Terhadap Suhu Panas
Siapkan 5 buah
akuarium sebagai tempat uji coba. Akuarium 1 untuk kontrol, akuarium 2, 3, 4
untuk perlakuan suhu berbeda yaitu 35oC, 40oC, 45oC.
Sedngkan akuarium 5 untuk perlakuan peningkatan suhu secara gradual tiap 15
menit. Masing-masing akuarium diisi 10 liter air dengan berbagai tingkat suhu
yang berbeda. Aerator dan termometer pada masing-masing akuarium disiapkan.
Disiapkan juga heater/air panas yang akan digunakan untuk menaikan suhu.
Timbang bobot awal ikan sebanyak 3 ekor (ukurannya seragam) dengan menggunakan
timbangan digital lalu ikan dimasukkan kedalam
masing-masing akuarium yang telah disiapkan 3 ekor/akuarium. Suhu di akuarium
diupayakan tetap stabil sesuai dengan perlakuan. Tingkah laku ikan diamati
setiap 15 menit selama 1 jam. Kemudian bobot akhir ikan dari masing-masing
akuarium ditimbang. Setelah itu peralatan yang digunakan selama praktikum di
bersihkan dan diletakkan kembali seperti semula.
1.3.2
Adaptasi
Organisme Akuatik Terhadap Suhu Dingin
Siapkan 5 buah
akuarium sebagai tempat uji coba. Akuarium 1 untuk kontrol, akuarium 2, 3, 4
untuk perlakuan suhu berbeda yaitu 35oC, 40oC, 45oC.
Sedngkan akuarium 5 untuk perlakuan peningkatan suhu secara gradual tiap 15
menit. Masing-masing akuarium diisi 10 liter air dengan berbagai tingkat suhu
yang berbeda. Aerator dan termometer pada masing-masing akuarium disiapkan.
Disiapkan juga batu es yang akan digunakan untuk menurunkan suhu. Timbang bobot
awal ikan sebanyak 3 ekor (ukurannya seragam) dengan menggunakan timbangan
digital lalu ikan dimasukkan kedalam
masing-masing akuarium yang telah disiapkan 3 ekor/akuarium. Suhu di akuarium
diupayakan tetap stabil sesuai dengan perlakuan. Tingkah laku ikan diamati
setiap 15 menit selama 1 jam. Kemudian bobot akhir ikan dari masing-masing
akuarium ditimbang. Setelah itu peralatan yang digunakan selama praktikum di
bersihkan dan diletakkan kembali seperti semula.
1.3.3
Adaptasi
Organisme Akuatik Terhadap Asam
Siapkan 5 buah
akuarium sebagai tempat uji coba. Tiap akuarium diisi dengan 10 liter air.
Kedalam masing-masing akuarium dibuat perlakuan pH dengan menambahkan HCL
kecuali akuarium kontrol hingga mencapai pH yang diinginkan yaitu 4, 3, 2.
Untuk gradual penambahan pH dilakukan secara bertahap hingga mencapai pH
terendah. Penurunan pH dari kondisi awal untuk perlakuan secara gradual
dilakukan dengan menurunkan pH 1 per 15 menit. Aerator dinyalakan setelah
akuarium diisi air dan sebelim diisi ikan uji. Kemudian masing-masing akuarium
dimasukan 3 ekor ikan yang ukurannya relatif sama dan ditimbang terlebih dahulu
bobot awal masing-masing ikan sebelum dimasukan dalam akuarium. Amati kondisi
ikan setiap 15 menit selama 1 jam setelah ikan di treatment. Pengamatan
dilakukan selama 2x24 jam dengan waktu pengamatan yaitu pada jam 8.00, 12.00,
15.00 WIB. Kemudian bobot akhir ikan dari masing-masing akuarium ditimbang.
Setelah itu peralatan yang digunakan selama praktikum di bersihkan dan
diletakkan kembali seperti semula.
1.3.4
Adaptasi
Organisme Akuatik Terhadap Basa
Siapkan 5 buah
akuarium sebagai tempat uji coba. Tiap akuarium diisi dengan 10 liter air.
Kedalam masing-masing akuarium dibuat perlakuan pH dengan menambahkan NaOH
kecuali akuarium kontrol hingga mencapai pH yang diinginkan yaitu 8, 9, 10.
Untuk gradual penambahan pH dilakukan secara bertahap hingga mencapai pH
tertinggi. Penurunan pH dari kondisi awal untuk perlakuan secara gradual
dilakukan dengan menaikan pH 1 per 15 menit. Aerator dinyalakan setelah
akuarium diisi air dan sebelum diisi ikan uji. Kemudian masing-masing akuarium
dimasukan 3 ekor ikan yang ukurannya relatif sama dan ditimbang terlebih dahulu
bobot awal masing-masing ikan sebelum dimasukan dalam akuarium. Amati kondisi
ikan setiap 15 menit selama 1 jam setelah ikan di treatment. Pengamatan dilakukan
selama 2x24 jam dengan waktu pengamatan yaitu pada jam 8.00, 12.00, 15.00 WIB. Kemudian
bobot akhir ikan dari masing-masing akuarium ditimbang. Setelah itu peralatan
yang digunakan selama praktikum di bersihkan dan diletakkan kembali seperti
semula.
1.3.5
Adptasi
Organisme Akuatik Terhadap Salinitas
Siapkan 5 buah
akuarium sebagai tempat uji coba. Tiap akuarium diisi dengan 10 liter air.
Kedalam masing-masing akuarium dibuat perlakuan salinitas dengan menambahkan
garam dapur kecuali akuarium kontrol hingga mencapai salinitas yang diinginkan
yaitu 3, 6, 9. Untuk gradual penambahan garam dilakukan secara bertahap hingga
mencapai salinitas tertinggi. Peningkatan salinitas dari kondisi awal untuk
perlakuan secara gradual dilakukan dengan menaikan 1 ppt = 1 gram garam/liter
air per 15 menit. Aerator dinyalakan setelah akuarium diisi air dan sebelum
diisi ikan uji. Kemudian masing-masing akuarium dimasukan 3 ekor ikan yang
ukurannya relatif sama dan ditimbang terlebih dahulu bobot awal masing-masing
ikan sebelum dimasukan dalam akuarium. Amati kondisi ikan setiap 15 menit
selama 1 jam setelah ikan di treatment. Pengamatan dilakukan selama 2x24 jam
dengan waktu pengamatan yaitu pada jam 8.00, 12.00, 15.00 WIB. Kemudian bobot
akhir ikan dari masing-masing akuarium ditimbang. Setelah itu peralatan yang
digunakan selama praktikum di bersihkan dan diletakkan kembali seperti semula.
1.3.6
Adptasi
Organisme Akuatik Terhadap Deterjen
Siapkan 5 buah
akuarium sebagai tempat uji coba. Akuarium 1 untuk kontrol, akuarium 2, 3, 4
dan 5 untuk perlakuan tingkat deterjen yang berbeda yaitu 10 ppm, 30 ppm, 50 ppm, dan 70
ppm. Masing-masing akuarium diisi 10 liter air dan deterjen dilarutkan terlebih
dahulu dengan air yang diambil dari akuarium. Aerator pada masing-masing akuarium
disiapkan. Timbang bobot awal ikan sebanyak 3 ekor (ukurannya seragam) dengan
menggunakan timbangan digital lalu ikan dimasukkan kedalam masing-masing akuarium yang telah
disiapkan sebanyak 3 ekor/akuarium. Tingkah laku ikan diamati setiap 15 menit
selama 1 jam. Pengamatan dilakukan selama 2x24 jam dengan waktu pengamatan
yaitu pada jam 8.00, 12.00, 15.00 WIB. Kemudian bobot akhir ikan dari
masing-masing akuarium ditimbang. Setelah itu peralatan yang digunakan selama
praktikum di bersihkan dan diletakkan kembali seperti semula.
1.3.7
Adaptasi
Organisme Akuatik Terhadap Kekeruhan
Siapkan 5 buah akuarium
sebagai tempat uji coba. Akuarium 1 untuk kontrol, akuarium 2, 3, 4 dan 5 untuk
perlakuan tingkat kekeruhan yang berbeda
yaitu 0.25 g/l, 0.5 g/l, 1 g/l, dan 1.5 g/l. Masing-masing akuarium diisi 10
liter air dengan berbagai tingkat kekeruhan yang berbeda. Aerator pada
masing-masing akuarium disiapkan. Timbang bobot awal ikan sebanyak 3 ekor
(ukurannya seragam) dengan menggunakan timbangan digital lalu ikan
dimasukkan kedalam masing-masing
akuarium yang telah disiapkan 3 ekor/akuarium. Penambahan partikel tanah
dilakukan secara gradual yaitu 0.25 gram per 15 menit di akuarium. Tingkah laku
ikan diamati setiap 10 menit selama 1 jam. Pengamatan dilakukan selama 2x24 jam
dengan waktu pengamatan yaitu pada jam 8.00, 12.00, 15.00 WIB. Kemudian bobot
akhir ikan dari masing-masing akuarium ditimbang. Setelah itu peralatan yang
digunakan selama praktikum di bersihkan dan diletakkan kembali seperti semula.
kok gak lenkap laporan praktikum
BalasHapuskok gak lengkap laporannya gak mpe habis
BalasHapus