23 Maret 2012

respon organisme akuatik terhadap variabel lingkungan


RESPON ORGANISME AKUATIK TERHADAP VARIABEL LINGKUNGAN  
(pH, Suhu, Salinitas, Kekeruhan, Deterjen)
Ita Apriani
C14090019
 
1.1              Latar Belakang
Air yang tercemar adalah air yang mengandung bahan asing atau bahan tertentu yang melebihi batas yang ditetapkan. Jenis penurunan kualitas air sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan penurunan kualitas air. Salah satu parameter kualitas air adalah parameter kimia yang berdasarkan sifat kimiawinya. Secara keseluruhan adanya bahan-bahan yang terlarut akan menurunkan kualitas air. Parameter kimia melampaui yang disyaratkan bila dibuang keperairan juga akan mempengaruhi biota diperairan (Hardjojo, 2005).
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dalam lingkup akuarium, kualitas air secara umum mengacu pada kandungan polutan atau cemaran yang terkandung dalam air dalam kaitannya untuk menunjang kehidupan ikan dan kondisi ekosistem yang memadai (Purwakusuma, 2011).
Faktor lingkungan dapat mengalami fluktuasi dan kadang-kadang ditemui kondisi yang ekstrim. Fluktuasi faktor tersebut dapat mempengaruhi kehidupan organisme, baik terhadap proses fosiologis, tingkah laku, maupun resisten atau kematian. Bila suatu organisme diletakkan pada suatu lingkungan yang terganggu, maka respon adaptasinya akan melalui beberapa tahap. Permulaannya kekuatan dan waktu dari afektor harus cukup untuk dapat memberikan respon, sebagai contoh bila waktu dedahnya pendek maka menghasilkan reapon adaptif, dan bilamana waktu dedahnya diperpanjang dengan intensitas yang sama maka akan menyebabkan kematian. Jadi waktu dan kuantitas afektor harus dipelajari untuk menduga peranan lingkungan ( Affandi, 2002).

1.2              Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui respon organisme akuatik terhadap variabel lingkungan ( suhu, pH, salinitas, kekeruhan, dan deterjen), mengetahui kisaran toleransi organisme akuatik terhadap variabel lingkungan, serta mengetahui dosis yang mematikan (lethal dosis)
 
I.                   METODOLOGI

1.1              Waktu dan Tempat
Praktikum Fisiologi Hewan Air ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 26 Februari 2011, pukul 13.00-16.00 WIB dan tanggal 04 Maret 2011, pukul 17.00-20.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Air, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
1.2              Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah akuarium, aerator, termometer, timbangan digital, turbidinometer, salinometer, gayung, ember, heater, lap/tissue, stopwatch, botol cup, dan terminal listrik. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah ikan, HCl dan NaOH, surfaktan deterjen (LAS), es batu, aquades, kertas lakmus, dan lumpur/debu.

1.3              Prosedur Kerja
1.3.1        Adaptasi Organisme Akuatik Terhadap Suhu Panas
Siapkan 5 buah akuarium sebagai tempat uji coba. Akuarium 1 untuk kontrol, akuarium 2, 3, 4 untuk perlakuan suhu berbeda yaitu 35oC, 40oC, 45oC. Sedngkan akuarium 5 untuk perlakuan peningkatan suhu secara gradual tiap 15 menit. Masing-masing akuarium diisi 10 liter air dengan berbagai tingkat suhu yang berbeda. Aerator dan termometer pada masing-masing akuarium disiapkan. Disiapkan juga heater/air panas yang akan digunakan untuk menaikan suhu. Timbang bobot awal ikan sebanyak 3 ekor (ukurannya seragam) dengan menggunakan timbangan digital lalu ikan dimasukkan  kedalam masing-masing akuarium yang telah disiapkan 3 ekor/akuarium. Suhu di akuarium diupayakan tetap stabil sesuai dengan perlakuan. Tingkah laku ikan diamati setiap 15 menit selama 1 jam. Kemudian bobot akhir ikan dari masing-masing akuarium ditimbang. Setelah itu peralatan yang digunakan selama praktikum di bersihkan dan diletakkan kembali seperti semula.


1.3.2        Adaptasi Organisme Akuatik Terhadap Suhu Dingin
Siapkan 5 buah akuarium sebagai tempat uji coba. Akuarium 1 untuk kontrol, akuarium 2, 3, 4 untuk perlakuan suhu berbeda yaitu 35oC, 40oC, 45oC. Sedngkan akuarium 5 untuk perlakuan peningkatan suhu secara gradual tiap 15 menit. Masing-masing akuarium diisi 10 liter air dengan berbagai tingkat suhu yang berbeda. Aerator dan termometer pada masing-masing akuarium disiapkan. Disiapkan juga batu es yang akan digunakan untuk menurunkan suhu. Timbang bobot awal ikan sebanyak 3 ekor (ukurannya seragam) dengan menggunakan timbangan digital lalu ikan dimasukkan  kedalam masing-masing akuarium yang telah disiapkan 3 ekor/akuarium. Suhu di akuarium diupayakan tetap stabil sesuai dengan perlakuan. Tingkah laku ikan diamati setiap 15 menit selama 1 jam. Kemudian bobot akhir ikan dari masing-masing akuarium ditimbang. Setelah itu peralatan yang digunakan selama praktikum di bersihkan dan diletakkan kembali seperti semula.

1.3.3        Adaptasi Organisme Akuatik Terhadap Asam
Siapkan 5 buah akuarium sebagai tempat uji coba. Tiap akuarium diisi dengan 10 liter air. Kedalam masing-masing akuarium dibuat perlakuan pH dengan menambahkan HCL kecuali akuarium kontrol hingga mencapai pH yang diinginkan yaitu 4, 3, 2. Untuk gradual penambahan pH dilakukan secara bertahap hingga mencapai pH terendah. Penurunan pH dari kondisi awal untuk perlakuan secara gradual dilakukan dengan menurunkan pH 1 per 15 menit. Aerator dinyalakan setelah akuarium diisi air dan sebelim diisi ikan uji. Kemudian masing-masing akuarium dimasukan 3 ekor ikan yang ukurannya relatif sama dan ditimbang terlebih dahulu bobot awal masing-masing ikan sebelum dimasukan dalam akuarium. Amati kondisi ikan setiap 15 menit selama 1 jam setelah ikan di treatment. Pengamatan dilakukan selama 2x24 jam dengan waktu pengamatan yaitu pada jam 8.00, 12.00, 15.00 WIB. Kemudian bobot akhir ikan dari masing-masing akuarium ditimbang. Setelah itu peralatan yang digunakan selama praktikum di bersihkan dan diletakkan kembali seperti semula.


1.3.4        Adaptasi Organisme Akuatik Terhadap Basa
Siapkan 5 buah akuarium sebagai tempat uji coba. Tiap akuarium diisi dengan 10 liter air. Kedalam masing-masing akuarium dibuat perlakuan pH dengan menambahkan NaOH kecuali akuarium kontrol hingga mencapai pH yang diinginkan yaitu 8, 9, 10. Untuk gradual penambahan pH dilakukan secara bertahap hingga mencapai pH tertinggi. Penurunan pH dari kondisi awal untuk perlakuan secara gradual dilakukan dengan menaikan pH 1 per 15 menit. Aerator dinyalakan setelah akuarium diisi air dan sebelum diisi ikan uji. Kemudian masing-masing akuarium dimasukan 3 ekor ikan yang ukurannya relatif sama dan ditimbang terlebih dahulu bobot awal masing-masing ikan sebelum dimasukan dalam akuarium. Amati kondisi ikan setiap 15 menit selama 1 jam setelah ikan di treatment. Pengamatan dilakukan selama 2x24 jam dengan waktu pengamatan yaitu pada jam 8.00, 12.00, 15.00 WIB. Kemudian bobot akhir ikan dari masing-masing akuarium ditimbang. Setelah itu peralatan yang digunakan selama praktikum di bersihkan dan diletakkan kembali seperti semula.

1.3.5        Adptasi Organisme Akuatik Terhadap Salinitas
Siapkan 5 buah akuarium sebagai tempat uji coba. Tiap akuarium diisi dengan 10 liter air. Kedalam masing-masing akuarium dibuat perlakuan salinitas dengan menambahkan garam dapur kecuali akuarium kontrol hingga mencapai salinitas yang diinginkan yaitu 3, 6, 9. Untuk gradual penambahan garam dilakukan secara bertahap hingga mencapai salinitas tertinggi. Peningkatan salinitas dari kondisi awal untuk perlakuan secara gradual dilakukan dengan menaikan 1 ppt = 1 gram garam/liter air per 15 menit. Aerator dinyalakan setelah akuarium diisi air dan sebelum diisi ikan uji. Kemudian masing-masing akuarium dimasukan 3 ekor ikan yang ukurannya relatif sama dan ditimbang terlebih dahulu bobot awal masing-masing ikan sebelum dimasukan dalam akuarium. Amati kondisi ikan setiap 15 menit selama 1 jam setelah ikan di treatment. Pengamatan dilakukan selama 2x24 jam dengan waktu pengamatan yaitu pada jam 8.00, 12.00, 15.00 WIB. Kemudian bobot akhir ikan dari masing-masing akuarium ditimbang. Setelah itu peralatan yang digunakan selama praktikum di bersihkan dan diletakkan kembali seperti semula.
1.3.6        Adptasi Organisme Akuatik Terhadap Deterjen
Siapkan 5 buah akuarium sebagai tempat uji coba. Akuarium 1 untuk kontrol, akuarium 2, 3, 4 dan 5 untuk perlakuan tingkat deterjen yang  berbeda yaitu 10 ppm, 30 ppm, 50 ppm, dan 70 ppm. Masing-masing akuarium diisi 10 liter air dan deterjen dilarutkan terlebih dahulu dengan air yang diambil dari akuarium. Aerator pada masing-masing akuarium disiapkan. Timbang bobot awal ikan sebanyak 3 ekor (ukurannya seragam) dengan menggunakan timbangan digital lalu ikan dimasukkan  kedalam masing-masing akuarium yang telah disiapkan sebanyak 3 ekor/akuarium. Tingkah laku ikan diamati setiap 15 menit selama 1 jam. Pengamatan dilakukan selama 2x24 jam dengan waktu pengamatan yaitu pada jam 8.00, 12.00, 15.00 WIB. Kemudian bobot akhir ikan dari masing-masing akuarium ditimbang. Setelah itu peralatan yang digunakan selama praktikum di bersihkan dan diletakkan kembali seperti semula.

1.3.7        Adaptasi Organisme Akuatik Terhadap Kekeruhan
Siapkan 5 buah akuarium sebagai tempat uji coba. Akuarium 1 untuk kontrol, akuarium 2, 3, 4 dan 5 untuk perlakuan tingkat kekeruhan yang  berbeda yaitu 0.25 g/l, 0.5 g/l, 1 g/l, dan 1.5 g/l. Masing-masing akuarium diisi 10 liter air dengan berbagai tingkat kekeruhan yang berbeda. Aerator pada masing-masing akuarium disiapkan. Timbang bobot awal ikan sebanyak 3 ekor (ukurannya seragam) dengan menggunakan timbangan digital lalu ikan dimasukkan  kedalam masing-masing akuarium yang telah disiapkan 3 ekor/akuarium. Penambahan partikel tanah dilakukan secara gradual yaitu 0.25 gram per 15 menit di akuarium. Tingkah laku ikan diamati setiap 10 menit selama 1 jam. Pengamatan dilakukan selama 2x24 jam dengan waktu pengamatan yaitu pada jam 8.00, 12.00, 15.00 WIB. Kemudian bobot akhir ikan dari masing-masing akuarium ditimbang. Setelah itu peralatan yang digunakan selama praktikum di bersihkan dan diletakkan kembali seperti semula.

2 komentar:

silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu