PEWARNAAN GRAM BAKTERI
Ita Apriani
C14090019
1.1 Latar
belakang
Teknik pewarnaan Gram dikembangkan oleh
Hans Christian Gram (dokter berkebangsaan Denmark, 1884). Pewarnaan Gram merupakan salah
satu langkah awal untuk mengidentifikasi
sel bakteri. Bakteri
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri gram positif dan gram negatif
yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap suatu pewarnaan. Melihat dan mengamati bakteri dalam
keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri itu tidak berwarna, transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan
suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah
diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Prinsip dasar dari pewarnaan adalah
adanya ikatan ion antara komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif
dari pewarna yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan
listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna (Purnomo, 2005).
Teknik pewarnaan
gram dapat menghasilkan warna merah
muda dan ungu. Bakteri Gram negatif ditandai dengan pewarnaan merah
muda sedangkan
yang bakteri Gram positif
berwarna ungu. Reaksi
dan sifat bakteri tersebut ditentukan oleh
komposisi dinding selnya.
1.2
Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah Mengenal
dan mempelajari prosedur pewarnaan Gram, serta memahami pentingnya setiap
langkah dalam prosedur tersebut
II.
METODOLOGI
1.1 Waktu dan
Tempat
Praktikum
pewarnaan Gram
dilakukan pada hari Rabu , 23 Maret 2011 pada pukul 07.00-10.00
WIB bertempat di Laboraturium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
1.2
Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan pada praktikum pewarnaan gram kali ini yaitu jarum
ose, botol semprot isi alkohol
70%, mikroskop, pipet tetes, tissue,
gelas objek, korek api, bunsen, larutan
kristal violet, alkohol 70%, alkohol 90%, larutan kalium iodide, akuades
dan larutan safranin.
1.3
Prosedur Kerja
Alat-alat seperti meja,
kaca objek, serta tangan harus disterilisasi dengan alkohol 70%. Setelah
steril, tetesi kaca objek dengan
larutan akuades sebanyak 1 tetes. Kemudian jarum ose dipanaskan dan langsung
didinginkan sebentar agar saat pengambilan kultur cair, bakteri yang diambil tidak
mati karena panas dari jarum ose tersebut. Jarum ose dicelupkan kedalam kultur cair yang
berkodekan C, D dan F. Kemudian, kultur cair yang menempel pada jarum
ose segera diletakkan dan diratakan pada kaca objek yang telah ditetesi 1 tetes
akuades yang berada di kaca objek hingga tipis dan diratakan tetapi tidak terlalu
luas. Setelah itu gelas objek difiksasi dengan menggunakan pembakar Bunsen
dengan cara diletakan pada jarak 10 cm dari pusat api kemudian
digoyang-goyangkan hingga kultur cair yang ada di atas kaca objek menguap dan
hanya meninggalkan plak (preparasi). Setelah itu larutan kristal violet
diteteskan sebanyak 2-3 tetes pada olesan bakteri tersebut dan didiamkan selama
1 menit. Kemudian olesan preparat dibilas dengan akuades lalu dikering-anginkan hingga kering.
Kemudian larutan kalium iodida diteteskan sebanyak 1 tetes olesan preparat tadi
dan didiamkan selama 1 menit. Setelah satu menit kaca objek dibilas dengan
akuades dan dikering-anginkan lagi hingga kering. Setelah kering,
olesan preparat ditetesi 2-3 tetes alkohol 95% dan didiamkan selama 30 detik
kemudian dibilas lagi dengan akuades dan dikeringanginkan hingga kering lagi.
Setelah kering, olesan preparat tersebut ditetesi 2-3 tetes larutan safranin
dan didiamkan selama 30 detik kemudian preparat olesan kembali dibilas dengan
akuades dan dianginkan hingga kering. Pada tahap yang terakhir, preparat
olesan diberi minyak emersi lalu diamati
dengan mikroskop.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil
Berikut
adalah tabel hasil pengamatan praktikum pewarnaan Gram pada preparat isolate
C, D dan F.
Tabel
1. Hasil pengamatan pewarnaan Gram
pada preparat isolate
(C, D dan F)
Kode Isolate
|
Gambar
|
Warna
|
Bentuk
|
Penataan
|
Tipe gram
|
C
|
Merah muda
|
coccus
|
Berkoloni
|
Negatif
|
|
D
|
Merah muda
|
coccus
|
diplokokus
|
Negatif
|
|
F
|
Ungu dan merah muda
|
Ungu:coccus
Merah:Batang
|
Ungu:berkoloni
Merah:berkoloni
|
Negatif dan
positif
|
Berdasarkan tabel 1 di atas, kode isolat C memiliki
warna merah muda, beebentuk kokus, penataannya berkoloni dan termasuk tipe
bakteri gram negatif. Kode isolat D memiliki warna merah muda, berbentuk kokus,
penataannya diplokokus dan termasuk tipe bakteri gram negatif. Sedangkan kode
isolat F memiliki warna merah muda dan ungu, berbentuk kokus dan batang,
penataannya berkoloni dan termasuk tipe gram negatif dan gram positif kerana
terdapat dua jenis bakteri dalam isolat.
1.2 Pembahasan
Perbedaan antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada lapisan
dinding selnya. Pada bakteri gram positif, dinding selnya sebagian besar
terdiri atas peptidoglikan sehingga akan menghasilkan warna ungu pada pewarnaan
gram. Sedangkan bakteri gram negatif, dinding selnya sebagian besar terdiri
atas lipid/lemak dan kadar peptidoglikan sangat rendah sehingga akan menghasilkan warna
merah pada pewarnaan gram. Perbedaan
bakteri gram positif dan negatif apabila dilihat di bawah mikroskop adalah
warna yang dihasilkan bakteri. Bakteri gram positif menyerap warna ungu
sedangkan pada bakteri gram negatif menyerap warna merah dari pewarna safranin.
Menurut Wahyuni (2011) pada bakteri gram positif, larutan ungu kristal membuat
sel berwarna ungu. Saat penetesan larutan iodium, kompleks ungu kristal-iodium
terbentuk di dalam sel. Dinding sel mengalami dehidrasi, pori-pori mengecil,
dan membran menurun akibat penetesan alkohol. Kompleks ungu kristal-iodium
tidak dapat keluar dari sel, sehingga saat penetesan safranin sel tetap berwarna
ungu.
Menurut Pelczar
dan Chan (1986) dalam Wahyuni (2011) bentuk-bentuk
dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (coccus),
batang (basil), dan spiral (spirilia). Penataan bakteri jenis coccus terdiri dari monococcus (sel bakteri kokus tunggal), diplococcus (dua sel bakteri kokus berdempetan), tetracoccus (empat sel bakteri kokus
berdempetan berbentuk segi empat), sarkina
(delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus), streptococcus (lebih dari empat sel
bakteri kokus berdempetan membentuk rantai), dan stapilococcus (lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan
seperti buah anggur). Penataan bakteri jenis basil terdiri dari monobasil (sel
bakteri basil tunggal), diplobasil (dua
sel bakteri basil berdempetan, dan streptobasil
(beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai). Sedangkan
penataan bakteri jenis spirilia diantaranya
spiral (bentuk sel bergelombang), spiroseta (bentuk sel seperti sekrup),
dan vibrio (bentuk sel seperti tanda
baca koma).
Pada
isolate F dapat kita lihat bahwa bakteri berbentuk batang, berwarna merah muda yang
berarti bakteri tersebut termasuk Gram negatif dengan pola penataannya
berkoloni. Dari ciri-ciri tersebut
dugaan sementara bakteri pada preparat olesan tersebut adalah bakteri Escherichia coli . hal ini sesuai
dengan Wahyuni (2011) yang menyatakan bahwa bakteri E. coli mempunyai bentuk
sel batang. Diameter koloni 1,1-1,5 x 2-6 μm. koloni muncul di atas permukaan
media NA. koloni bakteri berwarna putih susu dan termasuk ke dalam bakteri gram
negatif. Sedangkan tanda-tanda yang menunjukkan adanya bakteri Gram positif
yang berwarna ungu dengan bentuk coccus
dengan pola penataanya berkoloni. Warna ungu menandakan bahwa isolat tersebut
merupakan bakteri gram positif, Menurut Austin (1999) dalam Puspitasari (2003) selama
penambahan alkohol dinding sel akan terhidrasi dan pori-pori mengecil sehingga
permeabilitas dinding sel berkurang. Akibatnya kompleks kristal violet-yodium
tidak terekstrak keluar dan tetap berwarna ungu. Berdasarkan ciri-ciri diatas
dugaan sementara bakteri yang terdapat pada preparat olesan adalah Staphylococcus
sp. Hal ini sesuai dengan Wahyuni (2011) bahwa bentuk sel Staphylococcus sp bulat. Dimeter koloni 0,5-1,5 μm.
koloni muncul di atas permukaan media NA. koloni berwarna putih. Permukaan
koloni mengkilat dan termasuk ke dalam bakteri gram positif.
Sedangkan
pada kode isolat C yang merupakan bakteri berbentuk Coccus, berwarna merah muda yang berarti bakteri tersebut termasuk
Gram negatif dengan pola penataannya berkoloni.. Dari ciri-ciri di atas dugaan sementara bakteri pada preparat olesan
tersebut adalah bakteri Pseudomonas sp. Hal ini sesuai dengan
Wahyuni (2011) bahwa bentuk
selnya bulat, diameter koloni 0,5-0,8 μm. koloni muncul di atas permukaan media
NA. Koloni bakteri berwarna kuning, permukaan koloni mengkilat termasuk ke
dalam bakteri gram negatif.
Sedangkan pada kode isolat D yang merupakan bakteri berbentuk Coccus, berwarna merah muda yang berarti bakteri tersebut termasuk Gram
negatif dengan pola penataannya
diplokokus. Dari ciri-ciri di atas
dugaan sementara bakteri pada preparat olesan tersebut
adalah bakteri Corynebacterium
diptheri. Menurut Pelczar & Chan (1986)
dalam Wahyuni (2011) gram
negatif pada saat ditetesi alkohol,
preparat olesan akan mengalami ekstraksi lipid dari dinding sel, pori-pori mengembang,
kompleks ungu kristal-iodium ke luar dari sel, dan sel menjadi tak berwarna.
Pada saat ditetesi safranin sel menyerap zat pewarna dan menjadi merah.
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Bakteri dapat digolongkan
menjadi dua sifat yaitu sebagai bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.
Bakteri gram positif ditandai dengan terbentuknya pigmen ungu seperti pada pengamatan pada isolat berkode F sedangkan bakteri gram
negatif ditandai dengan terbentuknya warna merah muda seperti pada pengamatan isolat berkode C, D dan F. Bakteri yang teramati
memiliki keanekaragaman bentuk yang berupa batangan (basil) dan bulat (kokus).
Diamping itu, keanekaragaman juga terdapat dalam hal penataan seperti diplokokus, dan berkoloni. Dengan demikian
bakteri-bakteri tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan sifatnya dengan
menggunakan teknik pewarnaan Gram.
1.2 Saran
Semoga
praktikum tentang dasar-dasar mikrobioloogi kedepannya dapat dilakukan lebih
teliti lagi oleh para praktikan dengan mendapatkan pengarahan yang lebih baik
lagi dari asisten meja masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, B. 2005. Tipe Penataan Bakteri [terhubung berkala] http://www.geocities.ws/bpurnomo51/mik_files/mik3.pdf. [29 Maret 2011]
Puspitasari, FB. 2003.
Identifikasi dan Uji Postulat Koch Cendawan Penyebab Penyakit pada Gurami. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor.
Wahyuni, I. 2011. Tipe Panataan Bakteri. [terhubung
berkala] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21773/1/Appendix.pdf. [28 Maret 2011].
The 550d of Rim mау be thе blacκberry's largest obstacle to surmount if they are there to ruin your day, you can easily deliver messages and information to your smartphones.
BalasHapusFeel free to surf to my weblog; http://cuongnguyen.net/projectsocial/groups/phones-blackberry-rarely/
Αttгactiѵe component of content.
BalasHapusΙ simply stumbleԁ upon your blog and in accession cаpital to say
that I acquire in fаct enjoyed account your blog pοstѕ.
Anyway I'll be subscribing for your feeds or even I fulfillment you access constantly rapidly.
my page: faming