ISOLASI
BAKTERI DAN FUNGI DARI LINGKUNGAN AKUATIK
Ita Apriani
C14090019
1.1
Latar
Belakang
Mikroorganisme
atau mikroba adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar berupa satu sel
yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroba
berukuran sekitar seperseribu milimeter (1 mikrometer) atau bahkan kurang,
walaupun ada juga yang lebih besar dari 5 mikrometer. Karenanya, mikroba hanya
bisa dilihat dengan menggunakan alat bantu berupa mikroskop (Admin, 2008).
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau
memindahkan mikroba tertentu
dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari
pembelahan dari satu sel tunggal. Di alam fungi dan yeast/khamir juga tidak pernah berada di suatu
tempat hanya dalam satu
spesies. Karena itu untuk memperoleh populasi fungi dan yeast/khamir dalam kultur murni, juga
harus dilakukan teknik isolasi dan pemurnian. Metodenya serupa bakteri, sumber fungi hampir sama dengan
bakteri (Pelczar dalam Idafi, 2009).
1.2
Tujuan
Mempelajari cara
mengisolasi bakteri dari lingkungan akuatik dengan menggunakan
metode penggoresan kuadran serta mengamati ciri-ciri koloni bakteri tumbuh.
I.
METODELOGI
1.1
Waktu
dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Rabu, 16
Maret 2011
pada pukul 07.00-10.00 WIB dan pengamatan dilakukan pada hari berikutnya Kamis,
17 Maret 2011 pada pukul 10.00
WIB bertempat di Laboratorium Kesehatan
Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
1.2
Alat
dan Bahan
Pada
praktikum kali ini alat dan bahan yang digunakan adalah lup inokulasi, kaca
penyebar, pembakar bunsen, kertas label, korek api, tisu
dan incubator. Sedangkan bahan yang digunakan adalah media SWC untuk air laut,
media TCBS untuk air laut khususnya kultur bakteri Vibrio, media TSA untuk air
kolam, media GYA untuk kultur fungi, dan EMBA untuk air WC spesifik untuk
bakteri E. coli dan alkohol 70%.
I.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1.1
Hasil
Berikut
ini adalah hasil isolasi bakteri dan fungi dari lingkungan akuatik :
Tabel
1. Hasil Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri dan Fungi
Asal
sampel
|
Media
|
Koloni
Yang Timbul
|
Gambar
|
||
Ciri
Koloni
|
|||||
Bentuk
|
Tepian
|
Elevasi
|
|||
Telur ikan yang berjamur
|
TSA
|
Bundar
|
Licin
|
Datar
|
|
GYA
|
Bundar
|
Licin
|
Cembung
|
||
Air WC
|
EMBA
|
Bundar
|
Licin
|
Cembung
|
|
Air Laut
|
TCBS
|
Bundar
|
Licin
|
Cembung
|
|
Air laut
|
SWC
|
Bundar
|
Licin
|
Cembung
|
|
Air Kolam BDP
|
TSA
|
Bundar
|
Licin
|
Cembung
|
Berdasarkan tebel 1 di atas, diperoleh kesimpulan
bahwa media TSA dengan telur ikan yang berjamur tumbuh koloni dengan ciri-ciri
berbentuk bundar, tepian licin dan elevasi datar. Sedangkan untuk media GYA
dengan sampel telur ikan yang berjamur, EMBA dengan sampel air WC, TSA dengan
sampel air kolam BDP, SWC dan TCBS dengan sampel air laut secara keseluruhan
tumbuh koloni dengan ciri-ciri berbentuk bundar, tepian licin, dan elevasi
cembung.
1.2
Pembahasan
Kultur murni
adalah kultur yang sel-sel
mikrobanya
berasal dari pembelahan satu sel tunggal. Biakan murni diperlukan karena semua
metode mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi
mikroba, termasuk penelaahan ciri-ciri kultur, morfologis, maupun serologis
memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroba saja (Waluyo dalam Iman, 2010). Karakteristik
koloni bakteri hasil inokulasi merupakan salah satu bagian dalam identifikasi
bakteri. Beberapa bentuk koloni spesifik koloni bakteri pada media agar datar yaitu
(Sutedjo dalam Sari, 2009) :
1. Ukuran
• Titik
• Kecil
• Sedang
•
Besar
2.
Warna
koloni
Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak
kontras dengan air, di mana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Oleh karena
itu pengamatan tanpa pewarnaan menjadi lebih sukar dan tidak dapat digunakan
untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti
3.
Bentuk koloni
• Bundar
• Tidak beraturan
• Rhizoid (tersebar seperti akar)
4.
Bentuk
bagian tepi koloni (margin )
• Rata (entire)
• Tidak rata, bergelombang secara
beraturan (lobate )
• Bergelombang (undulate
)
• Bergerigi (serrate )
• Seperti filamen (filamentous)
Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
agar adalah media selektif dan diferensial. Media ini berisi Eosin dan metilen biru, yang menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan oleh karena itu media ini dipilih untuk
bakteri gram negatif. EMBA juga
berisi karbohidrat laktosa, yang
memungkinkan bakteri gram
negatif terdiferensiasi berdasarkan pada kemampuan mereka untuk memfermentasi
laktosa. Pada praktikum pertumbuhan
di cawan menunjukkan bakteri Escherichia coli, tidak dihambat oleh Eosin
dan methylene biru dan merupakan bakteri gram negatif. Hal
ini sesuai dengan pendapat Martutik (2005) Warna hijau metalik mengkilat
menunjukkan E. coli dapat memfermentasi laktosa menghasilkan
produk akhir bersifat asam kuat EMBA merupakan media
diferensial berbentuk padat dapat digunakan untuk mengadakan isolasi serta
mendeteksi Enterobacteriaceae, E.
coli dan campuran spesies-spesies bakteri yang berbentuk batang
koliform. Eosin dan methylene blue ini dapat juga berperan sebagai indikator
produksi asam.
Vibrio harveyi dan Vibrio alginolyticus merupakan bakteri
penyebab penyakit pada udang yang mampu menyerang bagian-bagian tubuh udang
baik di luar maupun di dalam tubuh. Udang yang terserang di bagian luar oleh
bakteri tersebut pada umumnya kulit menjadi keropos atau lunak. Keadaan
tersebut menyebabkan para ahli perikanan melakukan berbagai penelitian untuk
memusnahkan atau mencegah udang terinfeksi bakteri ini. Hasil praktikum ini menunjukkan bahwa kedua bakteri tersebut
mampu tumbuh pada media TSA. Spesies Vibrio
yang mampu tumbuh lebih baik adalah Vibrio
harveyi berdasarkan jumlah koloni yang lebih banyak serta kemampuannya
menambah jumlah koloni tersebut di keesokan harinya. Penggunaan media TSA tidak
berpengaruh nyata terhadap ukuran koloni dan bentuk koloni bakteri. Sedangkan
warna koloni berbeda pada media, yaitu pada Vibrio
alginolyticus warna koloni kekuningan sedangkan V. harveyi warna koloni
kehijauan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Widarnani (2007) yang
mengatakan bahwa Hasil karakterisasi isolat 1 Ub menunjukkan bahwa isolat
tersebut memiliki bentuk koloni bulat, tepian licin, elevasi cembung, koloni
pada media SWC berwarna kunign, bersifat gram negatif dan sel tunggal berbentuk
batang pendek. Sedangkan isolat SKT-b dan Ua adalah bakteri gram negatif,
bersifat motil. Berbentuk batang pendek, koloninya berwarna kuning pada media
TCBS, dan bersifat menyebar pada media SWC-agar. Hasil analisis sekuen sebagian
gen 16-rRNA menunjukkan bahwa isolat 1Ub termasuk speseis Pseudoalteromonas
piscicida dengan indeks kemiripan 98%, sedangkan isolat SKT-b dan Ua termasuk
spesies Vibrio alginolyticus dengan indeks kemiripan masing-masing 88% dan 98%.
I.
KESIMPULAN
DAN SARAN
1.1
Kesimpulan
Praktikum isolasi bakteri dan fungi dari lingkungan
akuatik telah berhasil dilakukan dengan metode cawan gores kuadran. Setiap
media mempunyai fungsi masing-masing dalam menumbuhkan biakan murni. Secara
umum koloni yang terdapat pada biakan murni mempunyai cirri-ciri berbentuk
bundar dengan tepian licin dan elevasi cembung.
1.2
Saran
Wadah yang
digunakan untuk medium sebaiknya diperbanyak jumlahnya dan lebih beragam
sehingga praktikan dapat lebih mahir dalam pemindahan biakan mikroba secara
aseptik.
DAFTAR PUSTAKA
Admin.
2008. Mikroba http://www.halalguide.info/2008/09/08/mikroba-sang-makhluk-halus/ [20
Maret 2011].
Idafi,
M. 2009. Isolasi dan Pemurnian Mikroba. http://www.scribd.com/doc/24543240/Isolasi-Dan-Pemurnian-Mikrobia-Dafi017 [20 Maret 2011].
Iman,
MS. 2010. Isolasi dan Pemurnian Mikroba. http://www.scribd.com/doc/39990976/Lap-praktikum-3-Isolasi-Dan-Pemurnian-Mikroba [20 Maret 2011].
Martutik.
2005. Studi Pertumbuhan Bakteri Vibrio
harveyi dan Vibrio alginolyticus pada
Media TSA dengan Penambahan Chitin. http://digilib.umm.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptummpp-gdl-s1-2005-martutik00
2208&PHPSESSID=42d6ee65b827a38f44956092d28ba985. [20
Maret 2011].
Sari,
Noorkomala. 2009. Teknik Isolasi Mikroorganisme. http://www.scribd.com/doc/24589708/Teknik-Isolasi-M-O [20 Maret 2011].
Widarnani,
Sukenda, Mia Setiawati. 2007. Bakteri
probiotik dalam Budidaya Udang: Seleksi, Karakterisasi, Mekanisme aksi dan
Aplikasinya sebagai agen Biokontrol.http://web.ipb.ac.id/~lppm/lppmipb/penelitian/hasilcari.php?status=buka&id_haslit=HB/018.07/WID/b. [20
Maret 2011]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu