UJI MIKROBOILOGIS AIR
Ita Apriani
C14090019
1.1
Latar
Belakang
Populasi
mikroba di alam sangat besar dan kompleks. Beratus-ratus spesies dari berbagai
mikroba biasanya menghuni bermacam-macam tubuh kita, termasuk mulut, saluran
pencernaan, dan kulit. Salah satu mikroba tersebut adalah bakteri. Bakteri
memiliki tiga macam bentuk yaitu kokus (bulat atau bola), basil (batang), dan
spiral (Fardiaz, 1989).
Sifat
bakteri ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Dikatakan
menguntungkan karena bakteri dapat melakukan proses pembusukan sampah agar
tidak menumpuk, sebagai antibiotik, indikator pencemaran, dan sebagainya.
Sedangkan dikatakan merugikan karena bakteri dapat menimbulkan penyakit untuk
beberapa spesies. Walaupun begitu, mikroba khususnya bakteri sengaja
ditumbuhkan pada sebuah medium. Medium yang digunakan adalah medium yang
ketersediaan nutriennya tercukupi seperti air, karbon, energi, mineral, dan
faktor tumbuh untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri.
Suatu bakteri
dikatakan pathogen jika bakteri tersebut telah membentuk suatu koloni. Koloni
didapatkan jika berada pada lingkungan buatan, sedangkan jika berada di alam
konsentrasi bakteri pathogen menjadi rendah dan sulit untuk dideteksi. Oleh karena
itu dilakukan uji mikrobiologi air yang dapat dianalisis berdasarkan organisme
penunjuk/ indicator organism. Syarat organisme indikator antara lain
yaitu, terdapat pada air yang tercemar, mempunyai kemampuan bertahan hidup yang
lebih besar dari pathogen, terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada
pathogen, dan mudah dideteksi dengan teknik laboratorium yang sederhana. Bakteri
yang biasa digunakan sebagai indikator adalah dari jenis Escherichia coli
(E. coli atau coli tinja) dikarenakan terdapat hanya dan selalu terdapat
dalam tinja.
1.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah mendeteksi bakteri
E. Coli sebagai indikator pencemaran air oleh tinja.
I.
METODOLOGI
1.1
Waktu
dan Tempat
Pengujian deteksi bakteri Eschericia coli pada uji
mikrobiologis air dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis, tanggal 04 dan 05 Mei
2011 pukul 07.00–10.00 WIB sedangkan pengamatannya dilakukan pada hari Jumat,
06 Mei 2011 pukul 10.00 WIB s/d selesai, di Laboratorium Kesehatan Ikan,
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
1.2
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum Uji Mikrobiologis
Air adalah tabung durham, tabung reaksi, pipet berukuran 1 ml, bulb, rak tabung
reaksi, bunsen, ose, inkubator, botol semprot, korek api, plastik transparan,
tissue serta cawan petri. Sedangkan bahan - bahan yang digunakan antara
lain alkohol 70%, media EMBA (Eosine Methylene Blue Agar), media lauril
triptosa cair serta sampel air yang terdiri dari air minum kemasan Netsle, air
sumur Bara, air sumur Bateng, air WC, air Cibeureum, air Balebak, air asrama
putri, air kantin dolphin, air asrama putra, air Balio, air Perwira, dan air
minum kemasan 2 tang.
1.3
Prosedur
Kerja
1.3.1
Tahap Uji Duga (presumptive test)
Uji
ini bertujuan untuk mendeteksi mikroorganisme yang dapat memfermentasi laktosa, yang dicirikan oleh kemampuan bakteri
menghasilkan asam dan gas pada
tabung durham. Mikroorganisme itu kemudian diduga sebagai bakteri coliform. Prosedur uji duga dimulai dari homogenisasi
sampel air. Kemudian sampel air
dipipet sebanyak 1 ml dan masukkan ke dalam larutan lauril triptosa cair, Di dalam medium cair tersebut lebih dulu diletakkan
tabung Durham dalam posisi terbalik.
Setelah itu larutan lauril triptosa cair yang telah dimasukkan sampel air diinkubasikan pada suhu 35oC
selama 24 jam, lalu diamati
perubahan yang terjadi. Bila muncul gelembung udara pada tabung Durham, maka sampel positif mengandung
bakteri coliform. Sebaliknya jika setelah
48 jam tidak ada gas, test dikatakan negatif, dan ini berarti air aman untuk diminum.
1.3.2
Tahap Uji Penguat (Confirmed test)
Setelah uji duga,
dilakukan uji lanjutan yaitu uji penguat (Confirmed test). Uji ini untuk melanjutkan tahap pertama yaitu dengan
memelihara biakan agar tuang dari
piaraan laktosa cair yang menunjukkan reaksi positif (timbul gas pada tabung durham) pada media agar
selektif dan diferensial yaitu Eosine Methylene Blue Agar (EMBA). Kepada medium ini kemudian di
inokulasikan sejumlah 1 ml air dari
biakan laktosa cair yang menunjukkan hasil
positif. Kemudian biakan diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 35oC.
Bila hasil goresan berwarna hijau
metalik, berinti dan mengkilap seperti logam maka sampel uji positif mengandung E.coli. Koloni E.coli akan
tampak berwarna hijau metalik dan
disebut sebagai koloni tipikal, tipe lain disebut koloni atipikal
I.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1.1
Hasil
Berdasarkan
praktikum uji mikrobiologis air yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai
berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji
Mikrobiologi Air
Kelompok
|
Air sampel
|
Volume sampel (ml)
|
Uji
|
|
Duga
|
Penguat
|
|||
1
|
Nestle
|
1
|
-
|
0
|
10
|
-
|
0
|
||
2
|
Bara
|
1
|
+
|
+
|
10
|
-
|
0
|
||
3
|
Bateng
|
1
|
+
|
+
|
10
|
+
|
+
|
||
4
|
Air WC
|
1
|
+
|
-
|
10
|
+
|
+
|
||
5
|
Air Cibeureum
|
1
|
+
|
-
|
10
|
+
|
-
|
||
6
|
Air Balebak
|
1
|
+
|
-
|
10
|
+
|
-
|
||
7
|
Asrama Putri
|
1
|
-
|
0
|
10
|
-
|
0
|
||
8
|
Dolpin
|
1
|
+
|
+
|
10
|
+
|
+
|
||
9
|
Asrama Putra
|
1
|
-
|
0
|
10
|
-
|
0
|
||
10
|
Bailo
|
1
|
+
|
-
|
10
|
+
|
-
|
||
11
|
Perwira
|
1
|
+
|
-
|
10
|
+
|
-
|
||
12
|
2 Tang
|
1
|
-
|
0
|
10
|
-
|
0
|
Keterangan:
Uji
Duga : + = menghasilkan gelembung gas
- = tidak menghasilkan gelembung gas
Uji
Penguat : 0 = tidak dilakukan uji penguat
+ =
hijau keperakan
- = warna koloni tidak hijau keperakan
Berdasarkan tabel 1 diatas, pengujian
air sampel yang berasal dari air air sumur Bara, air Balebak, air Ciebereum,
air Dolphin, air Bateng, Perwira dan air Balio menunjukkan hasil positif pada
uji duga sedangkan air sampel yang berasal dari air minum kemasan 2 Tang, Netsle,
serta air asrama putri dan asrama putra menunjukkan hasil negatif pada uji duga
sehingga uji penguat tidak dilakukan. Hasil pengujian air sampel yang berasal
dari air WC, air dolphin, air
sumur Bara, dan air kran Bateng menunjukkan hasil positif pada presumptived
test. Hasil negatif diperoleh pada air sampel yang berasal dari air kran
Perwira, air Balio, air Balebak dan air Cibeureum.
1.2
Pembahasan
Bakteri Escherichia coli
merupakan bakteri gram negatif yang tahan hidup dalam media yang kekurangan zat
gizi (Rahayu, 2000). Susunan dinding sel bakteri gram negatif memiliki struktur
dinding sel yang lebih kompleks daripada sel bakteri gram positif. Bakteri gram
negatif mengandung sejumlah besar lipoprotein, lipopolisakarida, dan lemak
(Schlegel, 1993). Adanya lapisan-lapisan tersebut mempengaruhi aktivitas kerja
dari zat antibakteri.
Bakteri E. coli merupakan
organisme yang normal terdapat dalam usus manusia sehingga keberadaannya bukan
merupakan masalah. Namun, beberapa strain tertentu dari bakteri ini dapat
menimbulkan penyakit seperti diare, muntaber, dan gangguan pencernaan lainnya.
Hal ini berkaitan dengan kemampuan strain ini dalam membentuk enterotoksin yang
berperan dalam mengeluarkan cairan dan elektrolit. Total E. coli terdiri
dari : (1). E. coli yang berasal dari tinja (disebut coli tinja) atau
disebut juga coli fecal (baru tercemar tinja). (2). Bakteri-bakteri
lain selain E. coli (disebut coliform), seperti : Klebsiella sp.,
Enterobacter freundii, Aerobacter aerogenes. Atau disebut juga coli
nonfecal (pernah tercemar tinja).
Standar analisis air untuk
mengetahui bahwa air itu berkualitas baik atau tidak ada 3 tahap uji, yaitu : (1). Uji duga (presumptive
test), uji ini ditujukan untuk mendeteksi mikroorganisme yang dapat
memfermentasi laktosa menghasilkan asam dan gas. Mikroorganisme itu kemudian
diduga sebagai bakteri coliform. (2). Uji penguat (confirmed test),
uji ini melanjutkan tahap 1 yaitu dengan membuat piaraan agar tulang dari
piaraan laktosa cair pada media agar selektif dan diferensial yaitu Eosin
Methylene Blue Agar (EMBA). Koloni E. coli tampak berwarna hijau
metalik, dan disebut sebagai koloni tipikal, tipe lain disebut atipikal. (3). Uji lengkap
(completed test), uji ini dilakukan pembuatan piaraan cair dalam media
laktosa dari koloni tipikal pada media EMBA dengan tujuan mendeteksi
mikroorganisme yang diduga E. coli untuk memfermentasi laktosa juga
diamati morfologinya.
Medium EMBA merupakan medium
diferensial , yaitu medium yang dapat memisahkan antar koloni bakteri yang
berbeda dan digunakan sebagai media isolasi dan identifikasi. Medium ini
digunakan untuk bakteri coliform (bakteri yang sebagian besar terdiri dari
bakteri E. coli), yang salah satunya dapat memfermentasi laktosa, dari
koloni yang berwarna biru kehitaman menjadi koloni yang berwarna hijau metalik
(Noor, 2002).
Uji
kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari 3 tahap yaitu uji penduga (presumptive
test), uji penguat (confirmed test) dan uji pelengkap (completed
test). Uji penduga juga merupakan uji kuantitatif koliform menggunakan
metode MPN. (1). Uji penduga (presumptive test) Merupakan tes pendahuluan
tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform berdasarkan terbentuknya asam
dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan koli.
Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang
dihasilkan dapat dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara. Tabung
dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam
tabung Durham. Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat
dengan menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan gas
dan dibandingkan dengan tabel MPN. (2). Uji penguat (confirmed test), hasil
uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan. Dari tabung yang positif terbentuk
asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi ditanamkan pada
media Eosin Methylen Biru Agar ( EMBA ) secara aseptik dengan menggunakan jarum
inokulasi. Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh ber-warna merah
kehijauan dengan kilat metalik atau koloni berwarna merah muda dengan lendir
untuk kelompok koliform lainnya. (3). Uji pelengkap (completed test), pengujian
selanjutnya dilanjutkan dengan uji kelengkapan untuk menentukan bakteri Escherichia
coli. Dari koloni yang berwarna pada uji ketetapan diinokulasikan ke dalam
medium kaldu laktosa dan medium agar miring Nutrient Agar ( NA ), dengan jarum
inokulasi secara aseptik. Diinkubasi pada suhu 370C selama 1 x 24
jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam dan gas pada kaldu laktosa, maka
sampel positif mengandung bakteri Escherichia coli.
Bakteri
golongan koli tidak dapat tumbuh dengan baik pada suhu 420C,
sedangkan golongan koli fekal dapat tumbuh dengan baik pada suhu 420C.
Standar Nasional Indonesia (SNI) mensyaratkan tidak adanya coliform dalam 100
ml air minum. Akan tetapi United States Enviromental
Protection Agency (USEPA) lebih longgar persyaratan uji coliform-nya mengingat
coliform belum tentu menunjukkan adanya kontaminasi feses manusia, apalagi
adanya patogen. USEPA mensyaratkan presence/absence test untuk coliform
pada air minum, dimana dari 40 sampel air minum yang diambil paling banyak 5%
boleh mengandung coliform. Apabila sampel yang diambil lebih kecil dari 40,
maka hanya satu sampel yang boleh positif mengandung coliform. Meskipun demikian,
USEPA mensyaratkan pengujian indikator sanitasi lain seperti protozoa Giardia
lamblia dan bakteri Legionella. Pada air bukan untuk minum umumnya
terdapat perbedaan persyaratan coliform dan Escherichia coli. Air
untuk kolam renang (primary contact water) misalnya mensyaratkan
kandungan coliform <2,4 x 103, tetapi syarat Escherichia coli tentunya
lebih ketat, yaitu < 1 x 103 dalam 100 ml (Widiyanti dan Ristiati, 2004).
Berdasarkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan, hasil positif dalam uji duga mengindikasikan bahwa air
sampel mengandung bakteri coliform. Hal ini terlihat adanya gelembung
gas yang ditangkap oleh tabung durham. Terdapatnya gelembung gas pada uji duga
menunjukkan bahwa bakteri coliform yang ada di dalam air tersebut dapat
memfermentasi laktosa menghasilkan asam dan gas. Hasil yang diperoleh sesuai
dengan pernyataan Afnor (1990) dalam Widyastika (2008) yang menyatakan
bakteri coliform mampu memfermentasikan laktosa dengan membentuk gas dan
asam (aldehid) dalam waktu 48 jam pada suhu 37±1°C. Hasil negatif dalam presumptived
test mengindikasikan bahwa air sampel bebas dari bakteri coliform
Indikasi adanya bakteri coliform di air pada presumtived test diperkuat
pada uji penguat (Confirmed test) dengan indikator adanya bakteri E.coli
pada air. Bakteri E.coli pada medium Eosine Methylene Blue Agar (EMBA)
tumbuh membentuk koloni berwarna hijau metalik. Hasil pengujian air sampel yang
berasal dari air air sumur Bara (Babakan Raya), air Balebak (Babakan Lebak),
air Ciebereum, air Dolphin, air Bateng, Perwira dan air Balio menunjukkan hasil
positif pada uji penguat (Confirmed test). Uji penguat tidak dilakukan
pada air sampel yang berasal dari air minum kemasan 2 tang, netsle, serta air
asrama putri dan asrama putratidak dilakukan karena telah menunjukkan hasil
negatif pada presumtived test.
Hasil positif dalam confirmed
test menunjukkan bahwa air sampel mengandung bakteri E. coli. Hal
ini ditunjukkan dengan adanya perubahan warna dari warna coklat menjadi hijau
metalik pada cawan petri yang berisi media EMBA. Warna hijau metalik
menunjukkan aktivitas bakteri ini dalam memfermentasikan laktosa pada medium
EMBA. Bakteri ini mempunyai enzim protease yang mampu menghidrolisa kasein dan
serin. Warna hijau metalik pada medium EMBA dikarenakan adanya reaksi eosin
yang bersifat asam dengan methylene blue yang bersifat basa. Wynne,
Rode, dan Hayward (1942) dalam Salle
(1961) ditemukannya warna coliform dalam medium ini (EMBA) disebabkan oleh dua
faktor : (1) Reaksi Eosin (larutan asam) dengan methylene blue (larutan
dasar) untuk membentuk komponen larutan asam atau netral dan (2) aktivitas
produksi berupa fermentasi laktosa dalam kondisi asam untuk membentuk sel
individu dan koloni baru. Sedangkan organisme yang tidak memfermentasikan
laktosa tidak dapat membentuk warna karena komponen tetap dalam kondisi basa.
Hanya E. coli yang mampu merombak eosin sehingga kita bisa menyakini
bahwa sampel air mengandung E.coli dan bukan bakteri jenis lainnya.
Hasil negatif dalam confirmed test mengindikasikan bahwa air sampel
bebas dari bakteri E. coli.
Escherichia coli
(E. coli) merupakan salah satu spesies bakteri
yang termasuk dalam famili Enterobacteria, tergolong dalam kelompok coliform
(Edwards dan Ewing, 1972 dalam Supar, 1986). E.coli merupakan
spesies yang berasal dari tinja dan jumlahnya terbanyak dibandingkan dengan
spesies lainnya (Sanropie et al., 1984 dalam Temenggung, 2004).
Dalam saluran pencernaan, E.coli berkembang biak dan mengalami proses
alamiah, seperti mutasi dari tidak patogen menjadi patogen atau sebaliknya.
Salah satu faktor virulensi penting E.coli berupa Enterotoxigenic
E.coli yang mampu merangsang sel-sel mukosa usus untuk mensekresikan air
dan garam-garam elektrolit secara berlebihan sehingga menyebabkan diare dan
dehidrasi (Hasutji, 1995 dalam Temenggung, 2004). E. coli merupakan
penyebab paling umum terjadinya penyakit diare di seluruh dunia, media
penularannya dapat melalui air, makanan maupun tangan yang terkontaminasi
(Rockwell, 2002 dalam Tumenggung, 2004). Parameter mikrobiologi, seperti
bakteri E. coli termasuk ke dalam persyaratan baku mutu air. E. coli tumbuh
optimal dalam suasana aerob dan anaerob pada suhu 37oC
dengan pH 7. E. coli merupakan spesies yang berasal dari tinja
dan jumlahnya terbanyak dibandingkan dengan spesies lainnya (Sanropie etal.
1984 dalam Tumenggung, 2004).
Bakteri jenis E. coli atau
coli tinja merupakan bakteri petunjuk atau indikator pencemaran tinja.
Keberadaan E. coli dalam air sampel menunjukkan pencemaran oleh
tinja manusia atau hewan berdarah panas. Keadaan tersebut dimungkinkan dapat
berupa fecal (baru tercemar tinja) atau non fecal (pernah
tercemar tinja). Dengan demikian bila jasad indikator tersebut ditemui dalam
sampel air, berarti air tersebut tercemar oleh tinja dan ada kemungkinan cukup
besar bahwa air tersebut mengandung bakteri patogen, sebaliknya bila air sampel
air tidak mengandung organisme petunjuk berarti tidak ada pencemaran oleh tinja
dan air tidak mengandung bakteri patogen asal tinja. Bakteri-bakteri berbahaya
yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau yang dapat membahayakan
kesehatan umum, misalnya Salmonella typhosa, Shigella dysentriae dan
Vibrio comma merupakan bakteri patogen yang tumbuh dalam suasana yang
cocok bagi dirinya yaitu usus manusia dan hewan berdarah panas. Apabila tinja
seseorang yang sakit mengandung bakteri tersebut dan masuk ke dalam badan air,
maka bakteri-bakteri tersebut tetap hidup selama beberapa hari sebelum mati.
Maka, air sampel yang telah tercemar tinja berpotensi menyebabkan penyakit
berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia (Ismayana, 2009).
Hampir
di setiap badan air, dalam tanah, pada makhluk hidup lainnya terdapat tumbuh
bakteri-bakteri dan mikroorganisme lainnya, baik yang bersifat membahayakan
ataupun yang tidak membahayakan kehidupan makhluk hidup tersebut. Beberapa
jenis bakteri yang dijadikan indikator adanya pencemaran badan air adalah
coliform, khususnya adalah jenis Escherichia coli atau sering disebut sebagai
coli tinja. Pengujian mikrobiologi pada umunya dibedakan menjadi 3
buah metode yaitu metode SPC (standar plate count), metode tabung fermentasi
(MPN, most probable number) dan metode penyaringan dengan mengunakan membran.
Untuk menghitung jumlah total coliform
dan jumlah E. coli biasanya digunakan metode MPN dan penyaringan dengan membran
(Ismayana, A. dkk, 2002 ).
Dalam
bidang mikrobiologi pangan dikenal
istilah bakteri indikator sanitasi. Dalam
hal ini, pengertian pangan adalah pangan
seperti yang tercantum pada Undang- Undang
Pangan Nomor 7 tahun 1996 yang mencakup
makanan dan minuman (termasuk air minum). Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh feses manusia. Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia. Jadi, adanya bakteri tersebut pada air atau makanan menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan feses yang berasal dari usus manusia dan oleh karenanya mungkin mengandung bakteri patogen lain yang berbahaya. Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produkproduk susu. Koliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC.
Adanya bakteri koliform di dalam makanan/minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri koliform dapat dibedakan menjadi 2 grup yaitu : (1) koliform fekal misalnya Escherichia coli dan ( 2 ) koliform nonfekal misalnya Enterobacter aerogenes. Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal
dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan
Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan
pada hewan atau tanam-tanaman yang telah mati (Fardiaz, 1993 ). Jadi, adanya Escherichia coli dalam air minum menunjukkan
bahwa air minum itu pernah terkontaminasi
feses manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh karena itu, standar air minum mensyaratkan Escherichia
coli harus nol dalam 100 ml. Untuk
mengetahui jumlah koliform di dalam
contoh digunakan metode Most Probable
Number ( MPN ) (Noor, 2002).
Pemeriksaan kehadiran bakteri coli dari air dilakukan berdasarkan penggunaan medium kaldu laktosa yang ditempatkan di dalam tabung reaksi berisi tabung durham (tabung kecil yang letaknya terbalik, digunakan untuk menangkap gas yang terjadi akibat fermentasi laktosa menjadi asam dan gas). Tergantung kepada kepentingan, ada yang menggunakan sistem 3-3-3 (3 tabung untuk 10 ml, 3 tabung untuk 1,0 ml, 3 tabung untuk 0,1 ml) atau 5-5-5 .Kehadiran bakteri coli besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, terbukti dengan kualitas air minum, secara bakteriologis tingkatannya ditentukan oleh kehadiran bakteri tersebut
Yang
paling dikuatirkan, bila di dalam badan air terdapat mikroba penyebab penyakit,
seperti : Salmonella penyebab penyakit tifus/paratifus, Shigella penyebab
penyakit disentribasiler, Vibrio penyebab penyakitkolera, Entamoeba penyebab
disentriamuba. b. Di dalam air juga ditemukan mikroba penghasil toksin
seperti : Clostridium yang hidup anaerobik, yang hidup aerobik misalnya
: Pseudomonas, Salmonella, Staphyloccus, serta beberapa jenis
mikroalgae seperti Anabaena dan Microcystis c. Sering
didapatkan warna air bila disimpan cepat berubah, padahal air tersebut berasal
dari air pompa, misal di daerah permukiman baru yang tadinya persawahan. Ini
disebabkan oleh adanya bakteri besi misal Crenothrix yang mempunyai kemampuan
untuk mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri. d. Di permukiman baru
yang asalnya persawahan, kalau air pompa disimpan menjadi berbau (bau busuk).
Ini disebabkan oleh adanya bakteri belerang misal Thiobacillus yang mempunyai
kemampuan mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S. e. Badan dan
warna air dapat berubah menjadi berwarna hijau, biru-hijau atau warna-warna
lain yang sesuai dengan warna yang dimiliki oleh mikroalgae (Widiyanti dan
Ristiati, 2004).
Escherichia Coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan
Jerman, Theodor Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi
hewan. Pada 1885, beliau menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri
coli dengan membangun segala perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran
pencernaan. Nama “Bacterium Coli” sering digunakan sampai pada tahun
1991. Ketika Castellani dan Chalames menemukan genus Escherichia dan menyusun
tipe spesies E. Coli.
Superdomain : Phylogenetica
Filum :
Proterobacteria
Kelas :
Gamma Proteobacteria
Ordo :
Enterobacteriales
Family :
Enterobacteriaceae
Genus :
Escherichia
Species : Escherichia Coli
E. Coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel
dengan panjang 2,0 – 6,0 μm dan lebar 1,1 – 1,5 μm. Bentuk sel dari
bentuk seperti coocal hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous.
Tidak ditemukan spora. E. Coli batang gram negatif. Selnya bisa
terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak
berkapsul.bakteri ini aerobic dan dapat juga aerobik fakultatif. E. Coli
merupakan penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi. Morfologi,
kapsula atau mikrokapsula
terbuat dari asam – asam polisakarida. Mukoid kadang – kadang
memproduksi pembuangan ekstraselular yang tidak lain adalah sebuah
polisakarida dari speksitifitas antigen K tententu atau terdapat pada asam
polisakarida yang dibentuk oleh banyak E. Coli seperti pada
Enterobacteriaceae. Biasanya sel ini bergerak dengan flagella petrichous. E.
Coli memproduksi macam – macam fimbria atau pili yang berbeda, banyak macamnya
pada struktur dan speksitifitas antigen, antara lain filamentus, proteinaceus,
seperti rambut appendages di sekeliling sel dalam variasi jumlah.
Fimbria merupakan rangkaian hidrofobik dan mempunyai pengaruh panas atau
organ spesifik yang bersifat adhesi. Hal itu merupakan faktor virulensi
yang penting. E. Coli merupakan bakteri fakultatif anaerob,
kemoorganotropik, mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi
tetapi pertumbuhannya paling sedikit banyak di bawah keadaan anaerob.pertumbuhan
yang baik pada suhu optimal 370C pada media yang mengandung
1% peptone sebagai sumber karbon dan nitrogen. E. Coli memfermentasikan
laktosa dan memproduksi indol yang digunakan untuk mengidentifikasikan
bakteri pada makanan dan air. E. coli berbentuk besar (2-3 mm),
circular, konveks dan koloni tidak berpigemn pada nutrient dan media
darah. E. Coli dapat bertahan hingga suhu 600C selama 15
menit atau pada 550C selama 60 menit (Mulya, 2009).
I.
KESIMPULAN
DAN SARAN
1.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa air sampel yang berasal daerah lingkar
kampus IPB telah terkontaminasi bakteri E. coli yang merupakan indikator
adanya pencemaran perairan oleh coliform. Hal ini dapat diketahui dari
hasil yang positif pada uji duga (presumtived test) dan uji penguat (confirmed
test). Dengan demikian, diperlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap
penggunaan air untuk kegiatan sehari-hari sehingga dapat diminimalisir timbulnya
penyakit yang disebabkan oleh bakteri coliform.
1.2
Saran
Air sampel yang
digunakan sebaiknya ada yang berasal dari laut sehingga diketahui bakteri yang
terdapat di laut tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz S.
1989. Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Ismayana, A. dkk, 2002 . Berbagai macam jenis uji
mikrobiologis air [terhubung berkala]http://www.sociorole.com/view?=http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/40434/1/Pages%2520from%2520modul3_1.pdf (9 Mei 2011)
Mulya, MA, dkk. 2009. Manfaat uji mikrobiologi bagi
bidang budidaya [terhubungberkala]http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30764/deteksi%20bakteri%20Escherichia%20coli%20pada%20air.pdf?sequence=1 (9 mei 2011)
Noor, H, 2009. Manfaat uji mikrobiologis air [terhubung
berkala] http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/1126 (9 Mei 2011)
Salle, A. J. 1961. Fundamental Principles of
Bacteriology. Tokyo: Kogakusha company,LTD. P: 554-555.
Supar. 1986. Studi tentang Escherichia coli Enterotoksigenik
pada Anak Sapi dan Anak Babi : Isolasi dan Identifikasi Escherichia coli K99
dan K88. [Tesis]. Bogor: Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Temenggung, Muhtadi Arsyat. 2004. Penggunaan Sumur
Dangkal Sebagai Penyediaan Air Bersih dan Hubungannya dengan Kesakitan Diare.
[Tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Widiyanti, Ristiati, 2004. Prinsip, fungsi dan media
pada uji duga dan uji penguat.[terhubung berkala] http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%203/Ni%20Putu%20_2.pdf (9 Mei 2011)
Widyastika, Diny Malta. 2008. Deteksi Bakteri Gram
Negatif (Salmonella sp., Escherichia coli, dan Coliform)
pada Susu Bubuk Skim Impor. [Skripsi]. Bogor: Departemen Ilmu Penyakit Hewan,
Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.
[url=http://kupit-multivarku.ru/multicookers/redmond-rmc-m110.html]рецепты для мультиварки redmond rmc m110[/url]
BalasHapus[url=http://kupit-multivarku.ru/multicookers/brand-6051.html]мультиварка скороварка 6051 brand купить[/url]
В наше время борьбы за правильный образ жизни мы теряем все больше и больше людей. Экология в нашей державе ужасна, а про то, чем мы питаемся и говорить не приходится. О питании и верном его приготовлении стоит рассказать более широко.
Сегодня наш ресурс может предложить вам выгодное решение из области полезного питания - мультиварка. Весьма большой ассортимент мультиварок расположен на сайте нашего интернет-магазина. В данном Интернет-магазине вы можете подобрать себе мультиварку для использования её в оптимальном вам режиме. Удобный интерфейс онлайн-магазина просто отличный – кликнув на выбранную марку мультиварку, вы сразу сможете увидеть все необходимые данные, которые вас наверное смогут заинтересовать. К тому же мультиварку у нас в каталоге можно увидеть с разных сторон и в различных цветовых решениях. К каждому товару имеются отзывы, вы сможете прочитать отзывы людей, которые уже приобрели интересующую модель мультиварки и уже давно пользуются.
[url=http://kupit-multivarku.ru/multicookers/lamark-lk-1682.html]мультиварка скороварка lamark lk 1682[/url]
[url=http://kupit-multivarku.ru/multicookers/philips/]особенности мультиварки philips[/url]
Для приобретения товара, понравившегося вам, нужно сделать всего лишь одно движение. Это нажать кнопку “в корзину”. И мультиварка в ближайшее время будет уже у вас дома. Наши менеджеры, после того, как вы сделаете выбор, позвонят вам и договорятся о доставке. Сегодня наш магазин мультиварок самый крупный и предлагает товар многих мировых брендов, специализирующихся на изготовлении оборудования для приготовления пищи.