11 Maret 2012

Uji Mikroboilogis Air

UJI MIKROBOILOGIS AIR
Ita Apriani
C14090019

1.1              Latar Belakang
Populasi mikroba di alam sangat besar dan kompleks. Beratus-ratus spesies dari berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Salah satu mikroba tersebut adalah bakteri. Bakteri memiliki tiga macam bentuk yaitu kokus (bulat atau bola), basil (batang), dan spiral (Fardiaz, 1989).
Sifat bakteri ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Dikatakan menguntungkan karena bakteri dapat melakukan proses pembusukan sampah agar tidak menumpuk, sebagai antibiotik, indikator pencemaran, dan sebagainya. Sedangkan dikatakan merugikan karena bakteri dapat menimbulkan penyakit untuk beberapa spesies. Walaupun begitu, mikroba khususnya bakteri sengaja ditumbuhkan pada sebuah medium. Medium yang digunakan adalah medium yang ketersediaan nutriennya tercukupi seperti air, karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri.
Suatu bakteri dikatakan pathogen jika bakteri tersebut telah membentuk suatu koloni. Koloni didapatkan jika berada pada lingkungan buatan, sedangkan jika berada di alam konsentrasi bakteri pathogen menjadi rendah dan sulit untuk dideteksi. Oleh karena itu dilakukan uji mikrobiologi air yang dapat dianalisis berdasarkan organisme penunjuk/ indicator organism. Syarat organisme indikator antara lain yaitu, terdapat pada air yang tercemar, mempunyai kemampuan bertahan hidup yang lebih besar dari pathogen, terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada pathogen, dan mudah dideteksi dengan teknik laboratorium yang sederhana. Bakteri yang biasa digunakan sebagai indikator adalah dari jenis Escherichia coli (E. coli atau coli tinja) dikarenakan terdapat hanya dan selalu terdapat dalam tinja.

1.2              Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah mendeteksi bakteri E. Coli sebagai indikator pencemaran air oleh tinja.

I.                   METODOLOGI

1.1              Waktu dan Tempat
Pengujian deteksi bakteri Eschericia coli pada uji mikrobiologis air dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis, tanggal 04 dan 05 Mei 2011 pukul 07.00–10.00 WIB sedangkan pengamatannya dilakukan pada hari Jumat, 06 Mei 2011 pukul 10.00 WIB s/d selesai, di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

1.2              Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum Uji Mikrobiologis Air adalah tabung durham, tabung reaksi, pipet berukuran 1 ml, bulb, rak tabung reaksi, bunsen, ose, inkubator, botol semprot, korek api, plastik transparan, tissue serta cawan petri. Sedangkan bahan - bahan yang digunakan antara lain alkohol 70%, media EMBA (Eosine Methylene Blue Agar), media lauril triptosa cair serta sampel air yang terdiri dari air minum kemasan Netsle, air sumur Bara, air sumur Bateng, air WC, air Cibeureum, air Balebak, air asrama putri, air kantin dolphin, air asrama putra, air Balio, air Perwira, dan air minum kemasan 2 tang.

1.3              Prosedur Kerja
1.3.1        Tahap Uji Duga (presumptive test)
Uji ini bertujuan untuk mendeteksi mikroorganisme yang dapat memfermentasi laktosa, yang dicirikan oleh kemampuan bakteri menghasilkan asam dan gas pada tabung durham. Mikroorganisme itu kemudian diduga sebagai bakteri coliform. Prosedur uji duga dimulai dari homogenisasi sampel air. Kemudian sampel air dipipet sebanyak 1 ml dan masukkan ke dalam larutan lauril triptosa cair, Di dalam medium cair tersebut lebih dulu diletakkan tabung Durham dalam posisi terbalik. Setelah itu larutan lauril triptosa cair yang telah dimasukkan sampel air diinkubasikan pada suhu 35oC selama 24 jam, lalu diamati perubahan yang terjadi. Bila muncul gelembung udara pada tabung Durham, maka sampel positif mengandung bakteri coliform. Sebaliknya jika setelah 48 jam tidak ada gas, test dikatakan negatif, dan ini berarti air aman untuk diminum.

1.3.2        Tahap Uji Penguat (Confirmed test)
Setelah uji duga, dilakukan uji lanjutan yaitu uji penguat (Confirmed test). Uji ini untuk melanjutkan tahap pertama yaitu dengan memelihara biakan agar tuang dari piaraan laktosa cair yang menunjukkan reaksi positif (timbul gas pada tabung durham) pada media agar selektif dan diferensial yaitu Eosine Methylene Blue Agar (EMBA). Kepada medium ini kemudian di inokulasikan sejumlah 1 ml air dari biakan laktosa cair yang menunjukkan hasil positif. Kemudian biakan diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 35oC. Bila hasil goresan berwarna hijau metalik, berinti dan mengkilap seperti logam maka sampel uji positif mengandung E.coli. Koloni E.coli akan tampak berwarna hijau metalik dan disebut sebagai koloni tipikal, tipe lain disebut koloni atipikal


I.                   HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1              Hasil
Berdasarkan praktikum uji mikrobiologis air yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Mikrobiologi Air
Kelompok
Air sampel
Volume sampel (ml)
Uji
Duga
Penguat
1
Nestle
1
-
0
10
-
0
2
Bara
1
+
+
10
-
0
3
Bateng
1
+
+
10
+
+
4
Air WC
1
+
-
10
+
+
5
Air Cibeureum
1
+
-
10
+
-
6
Air Balebak
1
+
-
10
+
-
7
Asrama Putri
1
-
0
10
-
0
8
Dolpin
1
+
+
10
+
+
9
Asrama Putra
1
-
0
10
-
0
10
Bailo
1
+
-
10
+
-
11
Perwira
1
+
-
10
+
-
12
2 Tang
1
-
0
10
-
0
Keterangan:
Uji Duga        :               + = menghasilkan gelembung gas
                                        -  = tidak menghasilkan gelembung gas
Uji Penguat   :               0 = tidak dilakukan uji penguat
                                        + = hijau keperakan
                                        -  = warna koloni tidak hijau keperakan

Berdasarkan tabel 1 diatas, pengujian air sampel yang berasal dari air air sumur Bara, air Balebak, air Ciebereum, air Dolphin, air Bateng, Perwira dan air Balio menunjukkan hasil positif pada uji duga sedangkan air sampel yang berasal dari air minum kemasan 2 Tang, Netsle, serta air asrama putri dan asrama putra menunjukkan hasil negatif pada uji duga sehingga uji penguat tidak dilakukan. Hasil pengujian air sampel yang berasal dari air WC, air dolphin, air sumur Bara, dan air kran Bateng menunjukkan hasil positif pada presumptived test. Hasil negatif diperoleh pada air sampel yang berasal dari air kran Perwira, air Balio, air Balebak dan air Cibeureum.

1.2              Pembahasan
Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang tahan hidup dalam media yang kekurangan zat gizi (Rahayu, 2000). Susunan dinding sel bakteri gram negatif memiliki struktur dinding sel yang lebih kompleks daripada sel bakteri gram positif. Bakteri gram negatif mengandung sejumlah besar lipoprotein, lipopolisakarida, dan lemak (Schlegel, 1993). Adanya lapisan-lapisan tersebut mempengaruhi aktivitas kerja dari zat antibakteri.
Bakteri E. coli merupakan organisme yang normal terdapat dalam usus manusia sehingga keberadaannya bukan merupakan masalah. Namun, beberapa strain tertentu dari bakteri ini dapat menimbulkan penyakit seperti diare, muntaber, dan gangguan pencernaan lainnya. Hal ini berkaitan dengan kemampuan strain ini dalam membentuk enterotoksin yang berperan dalam mengeluarkan cairan dan elektrolit. Total E. coli terdiri dari : (1). E. coli yang berasal dari tinja (disebut coli tinja) atau disebut juga coli fecal (baru tercemar tinja). (2). Bakteri-bakteri lain selain E. coli (disebut coliform), seperti : Klebsiella sp., Enterobacter freundii, Aerobacter aerogenes. Atau disebut juga coli nonfecal (pernah tercemar tinja).
Standar analisis air untuk mengetahui bahwa air itu berkualitas baik atau tidak ada 3 tahap uji, yaitu : (1). Uji duga (presumptive test), uji ini ditujukan untuk mendeteksi mikroorganisme yang dapat memfermentasi laktosa menghasilkan asam dan gas. Mikroorganisme itu kemudian diduga sebagai bakteri coliform. (2). Uji penguat (confirmed test), uji ini melanjutkan tahap 1 yaitu dengan membuat piaraan agar tulang dari piaraan laktosa cair pada media agar selektif dan diferensial yaitu Eosin Methylene Blue Agar (EMBA). Koloni E. coli tampak berwarna hijau metalik, dan disebut sebagai koloni tipikal, tipe lain disebut atipikal. (3). Uji lengkap (completed test), uji ini dilakukan pembuatan piaraan cair dalam media laktosa dari koloni tipikal pada media EMBA dengan tujuan mendeteksi mikroorganisme yang diduga E. coli untuk memfermentasi laktosa juga diamati morfologinya.
Medium EMBA merupakan medium diferensial , yaitu medium yang dapat memisahkan antar koloni bakteri yang berbeda dan digunakan sebagai media isolasi dan identifikasi. Medium ini digunakan untuk bakteri coliform (bakteri yang sebagian besar terdiri dari bakteri E. coli), yang salah satunya dapat memfermentasi laktosa, dari koloni yang berwarna biru kehitaman menjadi koloni yang berwarna hijau metalik (Noor, 2002).
Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari 3 tahap yaitu uji penduga (presumptive test), uji penguat (confirmed test) dan uji pelengkap (completed test). Uji penduga juga merupakan uji kuantitatif koliform menggunakan metode MPN. (1). Uji penduga (presumptive test) Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan koli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara. Tabung dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung Durham. Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN. (2). Uji penguat (confirmed test), hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan. Dari tabung yang positif terbentuk asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi ditanamkan pada media Eosin Methylen Biru Agar ( EMBA ) secara aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi. Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh ber-warna merah kehijauan dengan kilat metalik atau koloni berwarna merah muda dengan lendir untuk kelompok koliform lainnya. (3). Uji pelengkap (completed test), pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji kelengkapan untuk menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna pada uji ketetapan diinokulasikan ke dalam medium kaldu laktosa dan medium agar miring Nutrient Agar ( NA ), dengan jarum inokulasi secara aseptik. Diinkubasi pada suhu 370C selama 1 x 24 jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam dan gas pada kaldu laktosa, maka sampel positif mengandung bakteri Escherichia coli.
Bakteri golongan koli tidak dapat tumbuh dengan baik pada suhu 420C, sedangkan golongan koli fekal dapat tumbuh dengan baik pada suhu 420C. Standar Nasional Indonesia (SNI) mensyaratkan tidak adanya coliform dalam 100 ml air minum. Akan tetapi United States Enviromental Protection Agency (USEPA) lebih longgar persyaratan uji coliform-nya mengingat coliform belum tentu menunjukkan adanya kontaminasi feses manusia, apalagi adanya patogen. USEPA mensyaratkan presence/absence test untuk coliform pada air minum, dimana dari 40 sampel air minum yang diambil paling banyak 5% boleh mengandung coliform. Apabila sampel yang diambil lebih kecil dari 40, maka hanya satu sampel yang boleh positif mengandung coliform. Meskipun demikian, USEPA mensyaratkan pengujian indikator sanitasi lain seperti protozoa Giardia lamblia dan bakteri Legionella. Pada air bukan untuk minum umumnya terdapat perbedaan persyaratan coliform dan Escherichia coli. Air untuk kolam renang (primary contact water) misalnya mensyaratkan kandungan coliform <2,4 x 103, tetapi syarat Escherichia coli tentunya lebih ketat, yaitu < 1 x 103 dalam 100 ml (Widiyanti dan Ristiati, 2004).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, hasil positif dalam uji duga mengindikasikan bahwa air sampel mengandung bakteri coliform. Hal ini terlihat adanya gelembung gas yang ditangkap oleh tabung durham. Terdapatnya gelembung gas pada uji duga menunjukkan bahwa bakteri coliform yang ada di dalam air tersebut dapat memfermentasi laktosa menghasilkan asam dan gas. Hasil yang diperoleh sesuai dengan pernyataan Afnor (1990) dalam Widyastika (2008) yang menyatakan bakteri coliform mampu memfermentasikan laktosa dengan membentuk gas dan asam (aldehid) dalam waktu 48 jam pada suhu 37±1°C. Hasil negatif dalam presumptived test mengindikasikan bahwa air sampel bebas dari bakteri coliform Indikasi adanya bakteri coliform di air pada presumtived test diperkuat pada uji penguat (Confirmed test) dengan indikator adanya bakteri E.coli pada air. Bakteri E.coli pada medium Eosine Methylene Blue Agar (EMBA) tumbuh membentuk koloni berwarna hijau metalik. Hasil pengujian air sampel yang berasal dari air air sumur Bara (Babakan Raya), air Balebak (Babakan Lebak), air Ciebereum, air Dolphin, air Bateng, Perwira dan air Balio menunjukkan hasil positif pada uji penguat (Confirmed test). Uji penguat tidak dilakukan pada air sampel yang berasal dari air minum kemasan 2 tang, netsle, serta air asrama putri dan asrama putratidak dilakukan karena telah menunjukkan hasil negatif pada presumtived test.
Hasil positif dalam confirmed test menunjukkan bahwa air sampel mengandung bakteri E. coli. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan warna dari warna coklat menjadi hijau metalik pada cawan petri yang berisi media EMBA. Warna hijau metalik menunjukkan aktivitas bakteri ini dalam memfermentasikan laktosa pada medium EMBA. Bakteri ini mempunyai enzim protease yang mampu menghidrolisa kasein dan serin. Warna hijau metalik pada medium EMBA dikarenakan adanya reaksi eosin yang bersifat asam dengan methylene blue yang bersifat basa. Wynne, Rode, dan Hayward (1942) dalam Salle (1961) ditemukannya warna coliform dalam medium ini (EMBA) disebabkan oleh dua faktor : (1) Reaksi Eosin (larutan asam) dengan methylene blue (larutan dasar) untuk membentuk komponen larutan asam atau netral dan (2) aktivitas produksi berupa fermentasi laktosa dalam kondisi asam untuk membentuk sel individu dan koloni baru. Sedangkan organisme yang tidak memfermentasikan laktosa tidak dapat membentuk warna karena komponen tetap dalam kondisi basa. Hanya E. coli yang mampu merombak eosin sehingga kita bisa menyakini bahwa sampel air mengandung E.coli dan bukan bakteri jenis lainnya. Hasil negatif dalam confirmed test mengindikasikan bahwa air sampel bebas dari bakteri E. coli.
Escherichia coli (E. coli) merupakan salah satu spesies bakteri yang termasuk dalam famili Enterobacteria, tergolong dalam kelompok coliform (Edwards dan Ewing, 1972 dalam Supar, 1986). E.coli merupakan spesies yang berasal dari tinja dan jumlahnya terbanyak dibandingkan dengan spesies lainnya (Sanropie et al., 1984 dalam Temenggung, 2004). Dalam saluran pencernaan, E.coli berkembang biak dan mengalami proses alamiah, seperti mutasi dari tidak patogen menjadi patogen atau sebaliknya. Salah satu faktor virulensi penting E.coli berupa Enterotoxigenic E.coli yang mampu merangsang sel-sel mukosa usus untuk mensekresikan air dan garam-garam elektrolit secara berlebihan sehingga menyebabkan diare dan dehidrasi (Hasutji, 1995 dalam Temenggung, 2004). E. coli merupakan penyebab paling umum terjadinya penyakit diare di seluruh dunia, media penularannya dapat melalui air, makanan maupun tangan yang terkontaminasi (Rockwell, 2002 dalam Tumenggung, 2004). Parameter mikrobiologi, seperti bakteri E. coli termasuk ke dalam persyaratan baku mutu air. E. coli tumbuh optimal dalam suasana aerob dan anaerob pada suhu 37oC dengan pH 7. E. coli merupakan spesies yang berasal dari tinja dan jumlahnya terbanyak dibandingkan dengan spesies lainnya (Sanropie etal. 1984 dalam Tumenggung, 2004).
Bakteri jenis E. coli atau coli tinja merupakan bakteri petunjuk atau indikator pencemaran tinja. Keberadaan E. coli dalam air sampel menunjukkan pencemaran oleh tinja manusia atau hewan berdarah panas. Keadaan tersebut dimungkinkan dapat berupa fecal (baru tercemar tinja) atau non fecal (pernah tercemar tinja). Dengan demikian bila jasad indikator tersebut ditemui dalam sampel air, berarti air tersebut tercemar oleh tinja dan ada kemungkinan cukup besar bahwa air tersebut mengandung bakteri patogen, sebaliknya bila air sampel air tidak mengandung organisme petunjuk berarti tidak ada pencemaran oleh tinja dan air tidak mengandung bakteri patogen asal tinja. Bakteri-bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau yang dapat membahayakan kesehatan umum, misalnya Salmonella typhosa, Shigella dysentriae dan Vibrio comma merupakan bakteri patogen yang tumbuh dalam suasana yang cocok bagi dirinya yaitu usus manusia dan hewan berdarah panas. Apabila tinja seseorang yang sakit mengandung bakteri tersebut dan masuk ke dalam badan air, maka bakteri-bakteri tersebut tetap hidup selama beberapa hari sebelum mati. Maka, air sampel yang telah tercemar tinja berpotensi menyebabkan penyakit berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia (Ismayana, 2009).
Hampir di setiap badan air, dalam tanah, pada makhluk hidup lainnya terdapat tumbuh bakteri-bakteri dan mikroorganisme lainnya, baik yang bersifat membahayakan ataupun yang tidak membahayakan kehidupan makhluk hidup tersebut. Beberapa jenis bakteri yang dijadikan indikator adanya pencemaran badan air adalah coliform, khususnya adalah jenis Escherichia coli atau sering disebut sebagai coli tinja. Pengujian mikrobiologi pada umunya dibedakan menjadi 3 buah metode yaitu metode SPC (standar plate count), metode tabung fermentasi (MPN, most probable number) dan metode penyaringan dengan mengunakan membran. Untuk menghitung jumlah  total coliform dan jumlah E. coli biasanya digunakan metode MPN dan penyaringan dengan membran (Ismayana, A. dkk, 2002 ).
Dalam bidang mikrobiologi pangan dikenal istilah bakteri indikator sanitasi. Dalam hal ini, pengertian pangan adalah pangan seperti yang tercantum pada Undang- Undang Pangan Nomor 7 tahun 1996 yang mencakup makanan dan minuman (termasuk air minum). Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh feses manusia. Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia. Jadi, adanya bakteri tersebut pada air atau makanan menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan feses yang berasal dari usus manusia dan oleh karenanya mungkin mengandung bakteri patogen lain yang berbahaya. Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produkproduk susu. Koliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC.
Adanya bakteri koliform di dalam makanan/minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri koliform dapat dibedakan menjadi 2 grup yaitu : (1) koliform fekal misalnya Escherichia coli dan ( 2 ) koliform nonfekal misalnya Enterobacter aerogenes. Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanam-tanaman yang telah mati (Fardiaz, 1993 ). Jadi, adanya Escherichia coli dalam air minum menunjukkan bahwa air minum itu pernah terkontaminasi feses manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh karena itu, standar air minum mensyaratkan Escherichia coli harus nol dalam 100 ml. Untuk mengetahui jumlah koliform di dalam contoh digunakan metode Most Probable Number ( MPN ) (Noor, 2002).
Pemeriksaan kehadiran bakteri coli dari air dilakukan berdasarkan penggunaan medium kaldu laktosa yang ditempatkan di dalam tabung reaksi berisi tabung durham (tabung kecil yang letaknya terbalik, digunakan untuk menangkap gas yang terjadi akibat fermentasi laktosa menjadi asam dan gas). Tergantung kepada kepentingan, ada yang menggunakan sistem 3-3-3 (3 tabung untuk 10 ml, 3 tabung untuk 1,0 ml, 3 tabung untuk 0,1 ml) atau 5-5-5 .Kehadiran bakteri coli besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, terbukti dengan kualitas air minum, secara bakteriologis tingkatannya ditentukan oleh kehadiran bakteri tersebut
Yang paling dikuatirkan, bila di dalam badan air terdapat mikroba penyebab penyakit, seperti : Salmonella penyebab penyakit tifus/paratifus, Shigella penyebab penyakit disentribasiler, Vibrio penyebab penyakitkolera, Entamoeba penyebab disentriamuba. b. Di dalam air juga ditemukan mikroba penghasil toksin seperti : Clostridium yang hidup anaerobik, yang hidup aerobik misalnya : Pseudomonas, Salmonella, Staphyloccus, serta beberapa jenis mikroalgae seperti Anabaena dan Microcystis c. Sering didapatkan warna air bila disimpan cepat berubah, padahal air tersebut berasal dari air pompa, misal di daerah permukiman baru yang tadinya persawahan. Ini disebabkan oleh adanya bakteri besi misal Crenothrix yang mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri. d. Di permukiman baru yang asalnya persawahan, kalau air pompa disimpan menjadi berbau (bau busuk). Ini disebabkan oleh adanya bakteri belerang misal Thiobacillus yang mempunyai kemampuan mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S. e. Badan dan warna air dapat berubah menjadi berwarna hijau, biru-hijau atau warna-warna lain yang sesuai dengan warna yang dimiliki oleh mikroalgae (Widiyanti dan Ristiati, 2004).
              Escherichia Coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman, Theodor Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi hewan. Pada 1885, beliau menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri coli dengan membangun segala perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. Nama “Bacterium Coli” sering digunakan sampai pada tahun 1991. Ketika Castellani dan Chalames menemukan genus Escherichia dan menyusun tipe spesies E. Coli.
Superdomain   : Phylogenetica
Filum               : Proterobacteria
Kelas               : Gamma Proteobacteria
Ordo                : Enterobacteriales
Family             : Enterobacteriaceae
Genus              : Escherichia
Species            : Escherichia Coli
                 E. Coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan panjang 2,0 – 6,0 μm dan lebar 1,1 – 1,5 μm. Bentuk sel dari bentuk seperti coocal hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous. Tidak ditemukan spora. E. Coli batang gram negatif. Selnya bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak berkapsul.bakteri ini aerobic dan dapat juga aerobik fakultatif. E. Coli merupakan penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi. Morfologi, kapsula atau mikrokapsula terbuat dari asam – asam polisakarida. Mukoid kadang – kadang memproduksi pembuangan ekstraselular yang tidak lain adalah sebuah polisakarida dari speksitifitas antigen K tententu atau terdapat pada asam polisakarida yang dibentuk oleh banyak E. Coli seperti pada Enterobacteriaceae. Biasanya sel ini bergerak dengan flagella petrichous. E. Coli memproduksi macam – macam fimbria atau pili yang berbeda, banyak macamnya pada struktur dan speksitifitas antigen, antara lain filamentus, proteinaceus, seperti rambut appendages di sekeliling sel dalam variasi jumlah. Fimbria merupakan rangkaian hidrofobik dan mempunyai pengaruh panas atau organ spesifik yang bersifat adhesi. Hal itu merupakan faktor virulensi yang penting. E. Coli merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik, mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi pertumbuhannya paling sedikit banyak di bawah keadaan anaerob.pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 370C pada media yang mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan nitrogen. E. Coli memfermentasikan laktosa dan memproduksi indol yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri pada makanan dan air. E. coli berbentuk besar (2-3 mm), circular, konveks dan koloni tidak berpigemn pada nutrient dan media darah. E. Coli dapat bertahan hingga suhu 600C selama 15 menit atau pada 550C selama 60 menit (Mulya, 2009).

I.                   KESIMPULAN DAN SARAN

1.1              Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa air sampel yang berasal daerah lingkar kampus IPB telah terkontaminasi bakteri E. coli yang merupakan indikator adanya pencemaran perairan oleh coliform. Hal ini dapat diketahui dari hasil yang positif pada uji duga (presumtived test) dan uji penguat (confirmed test). Dengan demikian, diperlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap penggunaan air untuk kegiatan sehari-hari sehingga dapat diminimalisir timbulnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri coliform.

1.2              Saran
Air sampel yang digunakan sebaiknya ada yang berasal dari laut sehingga diketahui bakteri yang terdapat di laut tersebut


DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ismayana, A. dkk, 2002 . Berbagai macam jenis uji mikrobiologis air [terhubung  berkala]http://www.sociorole.com/view?=http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/40434/1/Pages%2520from%2520modul3_1.pdf  (9 Mei 2011)

Mulya, MA, dkk. 2009. Manfaat uji mikrobiologi bagi bidang budidaya [terhubungberkala]http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30764/deteksi%20bakteri%20Escherichia%20coli%20pada%20air.pdf?sequence=1  (9 mei 2011)

Noor, H, 2009. Manfaat uji mikrobiologis air [terhubung berkala]  http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/1126  (9 Mei 2011)

Salle, A. J. 1961. Fundamental Principles of Bacteriology. Tokyo: Kogakusha company,LTD. P: 554-555.

Supar. 1986. Studi tentang Escherichia coli Enterotoksigenik pada Anak Sapi dan Anak Babi : Isolasi dan Identifikasi Escherichia coli K99 dan K88. [Tesis]. Bogor: Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Temenggung, Muhtadi Arsyat. 2004. Penggunaan Sumur Dangkal Sebagai Penyediaan Air Bersih dan Hubungannya dengan Kesakitan Diare. [Tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Widiyanti, Ristiati, 2004. Prinsip, fungsi dan media pada uji duga dan uji penguat.[terhubung berkala] http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%203/Ni%20Putu%20_2.pdf  (9 Mei 2011)

Widyastika, Diny Malta. 2008. Deteksi Bakteri Gram Negatif (Salmonella sp., Escherichia coli, dan Coliform) pada Susu Bubuk Skim Impor. [Skripsi]. Bogor: Departemen Ilmu Penyakit Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.




1 komentar:

  1. [url=http://kupit-multivarku.ru/multicookers/redmond-rmc-m110.html]рецепты для мультиварки redmond rmc m110[/url]
    [url=http://kupit-multivarku.ru/multicookers/brand-6051.html]мультиварка скороварка 6051 brand купить[/url]

    В наше время борьбы за правильный образ жизни мы теряем все больше и больше людей. Экология в нашей державе ужасна, а про то, чем мы питаемся и говорить не приходится. О питании и верном его приготовлении стоит рассказать более широко.
    Сегодня наш ресурс может предложить вам выгодное решение из области полезного питания - мультиварка. Весьма большой ассортимент мультиварок расположен на сайте нашего интернет-магазина. В данном Интернет-магазине вы можете подобрать себе мультиварку для использования её в оптимальном вам режиме. Удобный интерфейс онлайн-магазина просто отличный – кликнув на выбранную марку мультиварку, вы сразу сможете увидеть все необходимые данные, которые вас наверное смогут заинтересовать. К тому же мультиварку у нас в каталоге можно увидеть с разных сторон и в различных цветовых решениях. К каждому товару имеются отзывы, вы сможете прочитать отзывы людей, которые уже приобрели интересующую модель мультиварки и уже давно пользуются.
    [url=http://kupit-multivarku.ru/multicookers/lamark-lk-1682.html]мультиварка скороварка lamark lk 1682[/url]
    [url=http://kupit-multivarku.ru/multicookers/philips/]особенности мультиварки philips[/url]

    Для приобретения товара, понравившегося вам, нужно сделать всего лишь одно движение. Это нажать кнопку “в корзину”. И мультиварка в ближайшее время будет уже у вас дома. Наши менеджеры, после того, как вы сделаете выбор, позвонят вам и договорятся о доставке. Сегодня наш магазин мультиварок самый крупный и предлагает товар многих мировых брендов, специализирующихся на изготовлении оборудования для приготовления пищи.

    BalasHapus

silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu