KARAKTERISASI SIFAT BIOKIMIA DAN FISIOLOGI BAKTERI
Ita Apriani
C14090019
1.1
Latar belakang
Mikroorganisme
dapat mempertahankan hidupnya pada media yang sesuai. Lingkungan yang tidak
mendukung akan menyebabkan mikroorganisme sulit untuk menyesuaikan diri atau
bahkan mati. Untuk menyesuaikan diri mikroorganisme merombak dan menggunakan
bahan-bahan kimia yang ada dilingkungannya sebagai sumber energi dan zat
pembangun. Pengujian
sifat biokimia dari suatu mikrobia meliputi semua aktivitas yang dapat
menyebabkan antara lain: perubahan-perubahan karbohidrat, hidrolisis lemak,
peruraian protein, reduksi bermacam-macam unsur, pembentukan pigmen, dan
pengujian sifat biokimia khusus lainnya (Soetarto, 2008).
Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya
dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen
kimia. Selain itu dilihat kemampuannya menggunakan senyawa tertentu sebagai
sumber karbon dan sumber energi (Waluyo, 2004).
Mikroorganisme
yang tumbuh pada media tertentu dapat diketahui sifatnya dari penentuan bahan
dari medium tumbuhnya. Dengan mengetahui sifat dari suatu mikroorganisme yang
dilakukan melalui uji enzimatik, maka identifikasi genus bahkan spesies dari
mikroorganisme tersebut dapat dengan mudah diketahui.
1.2
Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk
mengetahui karatkeristik sifat biokimia dan fisiologi bakteri. Mengetahui
enzim-enzim yang dugunakan dalam uji bakteri, serta mengetahui cara mengidentifikasi mikroorganisme bakteri baik
genus maupun spesiesnya.
I.
METODOLOGI
1.1 Waktu dan
Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 30 Maret 2011 pada pukul 07.00-10.00 WIB. Dan pengamatan dilakukan pada hari Kamis, tanggal 31 Maret 2011, pukul 10.00-10.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen
Budi Daya Perairan, Institut Pertanian Bogor.
1.2
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah bunsen, tabung reaksi,
rak tabung reaksi, jarum ose, inkubator, tabel Cowan, tissue, dan korek api. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alkohol 70%,
O/F media, media SIM (sulfida indol
motility), p-aminodimethylaniline-oxalat
1%, biakan pada nutrient gelatine,
koloni bakteri, dan larutan hydrogen
peroksida.
1.3 Prosedur
Kerja
2.3.1 Uji Oxidatif/Fermentatif
Langkah awal dalam uji O/F dilmulai dengan prosedur sterilisasi, tangan praktikan dan
meja praktikum di semprot dengan alkohol 70%. Bunsen dinyalakan dengan
menggunakan korek api. Jarum ose diambil dan dipanaskan pada api bunsen
secukupnya. Setelah itu, koloni bakteri diambil. Jarum ose yang telah
dipanaskan didiamkan sebentar dan ditempelkan pada koloni bakteri tersebut.
Kemudian jarum tersebut di inokulasi secara vertikal pada satu set O/F medium. Salah satu tabung diberikan
parafin cair sebanyak 1 ml, dan yang satunya tidak
diberikan parafin.
Langkah terakhir api pada bunsen dimatikan dan kedua tabung reaksi tersebut
diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam.
2.3.2 Uji Motilitas
Pada uji motilitas, langkah awal dilmulai dengan prosedur sterilisasi,
tangan praktikan dan meja praktikum di semprot dengan alkohol 70%. Bunsen dinyalakan dengan korek api. Jarum ose
diambil dan dipanaskan pada api bunsen secukupnya. Selanjutnya koloni bakteri
diambil dengan jarum inokulasi. Jarum ose kemudian diinokulasi secara vertikal
pada tabung reaksi. Setelah selesai, api dimatikan dan tabung diinkubasi dalam
inkubator selama 24 jam.
2.3.3 Uji Katalase
Pada uji katalase dimulai dengan prosedur sterilisasi, tangan praktikan
dan meja praktikum di semprot dengan alkohol 70%. Bunsen dinyalakan dengan menggunakan korek
api. Jarum ose diambil dan dipanaskan pada api bunsen secukupnya. Jarum
didiamkan sebentar dan kemudian ditempelkan pada koloni bakteri dalam agar
miring. Setelah itu, bakteri koloni tersebut diletakkan pada gelas objek.
Kemudian diberi larutan hydrogen
peroksida pada koloni tersebut. Langkah Selanjutya dilakukan pengamatan terhadap gelas objek tersebut.
2.3.4 Uji Oksidase
Pada uji oksidase dimulai dengan prosedur sterilisasi, tangan praktikan dan meja
praktikum di semprot
dengan alkohol 70%. Bunsen dinyalakan dengan menggunakan korek api. Jarum ose
diambil dan dipanaskan pada api bunsen secukupnya. Jarum ose tersebut
selanjutnya ditempalkan pada biakan bakteri. Kemudian p-aminodimethylaniline-oxalat 1% diteteskan pada kertas saring.
Jarum yang telah ditempeli biakan bakteri ditempelkan di atas tetesan cairan p-aminodimethylaniline-oxalat 1% pada
kertas saring. Kemudian diamati perubahan warna yang terjadi.
2.3.5 Uji Gelatin
Pada gelatin dimulai dengan prosedur sterilisasi,
tangan praktikan dan meja praktikum di semprot
dengan alkohol 70%. Bunsen dinyalakan dengan menggunakan korek api. Jarum ose
diambil dan dipanaskan pada api bunsen secukupnya. Jarum didiamkan sebentar dan
kemdian dimasukkan dalam tabung biakan bakteri. Jarum selanjutnya
diinokulasikan pada tabung yang telah berisi gelatin. Setelah itu, api
dimatikan dan gelatin yang telah diisi dengan bakteri dimasukkan kedalam ice-bath selama 24 jam. Prosedur yang
sama juga dilakukan untuk bakteri yang berbeda.
I.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil
Berikut
ini adalah hasil uji oksidatif/fermentatif, uji katalase, uji motilitas, uji
oksidase dan uji gelatin :
Tabel 1 Uji Oksidatif/Fermentatif (O/F)
sampel
|
Hasil Pengamatan
|
|||
Tabung 1 Tanpa Parafin
|
Keterangan
|
Tabung 2 Dengan Parafin
|
Keterangan
|
|
A
|
+
|
Kuning
|
+
|
Kuning
|
C
|
-
|
Hijau
|
-
|
Hijau
|
Keterangan :
+ : Berubah Warna
-
:
Tidak Berubah warna
Berdasarkan tabel 1 di atas, pada sampel A tabung
tanpa parafin berwarna kuning dan tabung yang diberi parafin juga berwarna
kuning. Sedangkan sampel C tabung tanpa parafin berwarna hijau dan tabung yang
diberi parafin juga berwarna hijau.
Tabel 2
uji Katalase
Sampel
|
hasil
|
Keterangan
|
A
|
+
|
Ada Gelembung Gas
|
C
|
+
|
Ada Gelembung Gas
|
Kontrol +
|
+
|
Ada Gelembung Gas
|
Kontrol -
|
+
|
Ada Gelembung Gas
|
Keterangan : + :
Terbentuk Gelembung Gas
_
: Tidak Terbentuk gelembung Gas
Gambar 2. Uji Katalase Kontrol dan Sampel
Berdasarkan tabel 2 di atas, pada sampel A, sampel C,
kontrol bakteri gram positif dan kontrol bakteri gram negatif semua
menghasilkan gelembung.
Tabel
3 Uji Oksidase
Sampel
|
hasil
|
Keterangan
|
A
|
-
|
Tidak Berubah Warna
|
C
|
+
|
Berubah Warna
|
Kontrol +
|
+
|
Tidak Berubah Warna
|
Kontrol -
|
-
|
Berubah Warna
|
Keterangan : + :
Berubah Warna
_ :
Tidak Berubah Warna
Berdasarkan tabel 3 di atas, pada sampel A hasil yeng
diperoleh posifif (+) yang artinga tidak
berubah warna, sedangkan pada sampel C hasil yang diperoleh negatif (-) yang
artinya berubah warna. Pada kontrol positif hasilnya tidak berubah warna sedangkan
kontrol negatif hasilnya ada perubahan warna.
Tabel
4 Uji Motilitas
Sampel
|
hasil
|
Keterangan
|
A
|
+
|
Motil
|
C
|
+
|
Motil
|
Keterangan : + :
Motil
_ :
Tidak Motil
Berdasarkan tabel 4 dia atas, sampel
A dan sampel C hasil yang diperoleh positif yang artinya semua motil.
Tabel
5 Uji Gelatin
Sampel
|
hasil
|
Keterangan
|
A
|
+
|
Gelatin Terhidrolisa
|
C
|
+
|
Gelatin Terhidrolisa
|
Keterangan : + :
gelatin terhidrolisa
_ :
gelatin tidak terhidrolisa
Berdasarkan tabel 5 di atas, pada sampel
A dan sampel C hasil yang diperoleh positif yang artinya gelatin terhidrolisa.
1.2
Pembahasan
Identifikasi bakteri
dimaksudkan agar dapat mengetahui spesiesnya sehinga dapat ditentukan
patogenitasnya. Krasil’nokiv (1949) dalam
Rodina (1972) meyebutkan bahwa kegunaan dari identifikasi bakteri adalah
mengetahui bentuk, diameter selnya, mekanisasi formasi spora, dan lokasi
sporanya di dalam sel. Semua itu ditujukan untuk mendapatkan kelas dan pada
akhirnya adalah patogenitas terhadap inangnya.
Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa pada uji oksidatif/fementatif
dengan bakteri sampel A, isi tabung berubah menjadi warna kuning. Hal tersebut menunjukkan
terjadinya reaksi fermentatif sehingga bakteri tergolong organisme anaerobik
sedangkan pada bakteri sampel C tidak terjadi perubahan warna menjadi kuning sehingga diketahui bahwa
bakteri tersebut tidak oksidatif maupun fermentatif artinya bekteri ini tidak
memiliki kemampuan memecah karbohidrat (glukosa) dalam suasana aerobik atau
anaerobik. Organisme anaerobik menghasilkan energi, yaitu melalui reaksi-reaksi
yang disebut fermentasi yang menggunakan bahan organik sebagai donor dan
akseptor elektron (Pelczar, 2006).
Pada uji katalase dengan bakteri sampel A diketahui bahwa terdapat gelembung-gelembung
pada larutan yang menunjukkan reaksi positif adanya enzim katalase. Pada
bakteri sampel C juga terdapat gelembung-gelembung sehingga
diketahui bahwa bakteri juga memiliki enzim katalase. Uji
katalase merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya enzim
katalase. Enzim tersebut merupakan katalisator dalam menguraikan hidrogen
peroksida (H2O2) untuk menghasilkan oksigen dan air (Waluyo, 2004).
Pada uji gelatin diketahui bahwa bakteri sampel A dalam medium ketika berada di suhu es
bersifat cair karena terhidrolisa sehingga menunjukkan reaksi positif sedangkan
bakteri sampel C dengan suhu yang sama bersifat cair juga mengalami hidrolisa sehingga menunjukkan
reaksi positif. Gelatin adalah protein
yang diperoleh dari hidrolisa kolagen yaitu zat pada jaringan penghubung dan
tendon dari hewan. Uji gelatin merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui
ada tidaknya enzim proteolitik pada sampel, yaitu enzim untuk mengurai gelatin
yang terdapat pada bakteri
Reaksi oksidase merupakan dehidrogenase yaitu reaksi yang menyangkut
hilangnya atom hidrogen (H+) dimana sebuah atom hidrogen terdiri
dari sebuah proton dan sebuah elektron, jadi suatu senyawa yang kehilangan atom
hidrogen telah kehilangan elektron dan dengan demikian telah teroksidasi. Pada
uji oksidase bakteri sampel C
menunjukkan perubahan warna menjadi merah muda keunguan sehigga dapat diketahui
bahwa jenis bakteri menunjukkan hasil positif. Sedangkan bakteri sampel A tidak
mengalami perubahan warna sehigga dapat diketahui bahwa jenis bakteri menunjukkan hasil negatif. Indikator dari perubahan warna tersebut menjadi dasar untuk penentuan
spesies (Rodina, 1972).
Pada uji motilitas, diketahui bahwa bakteri gram negatif tumbuh di
permukaan medium dan tidak hanya pada bekas tusukan sehingga bakteri tersebut
dapat dikatakan motil. Pada bakteri sampel A dan bakteri sampel C
terlihat adanya bakteri baik di permukaan maupun di sekitar tusukan. Uji
motilitas ini ditujukan agar bakteri yang akan diidentifikasi dapat ditentukan
genusnya. Uji ini merupakan uji yang termasuk mudah dan dapat dijadikan untuk
proses pengidentifikasian. Bagi pergerakan silia dan flagela pada
mikroorganisme motil, dibutuhkan energi. Menurut perkiraan sebanyak 10 % dari
energi yang dipakai oleh beberapa dari mikroba ini digunakan untuk pergerakan
flagela (Pelczar, 2006).
Berdasarkan
beberapa pengujian yang hasilnya dicocokkan menggunakan tabel Chowan didapatkan
bahwa pada bakteri A diperoleh 5 genus, yaitu diantaranya Chromobacterium lixidium, Beneckea, Vibrio, Plesiomonas, dan Aeromonas.
Hal itu dikarenakan banyak persamaan yang dimiliki oleh kelima genus tersebut.
Pada sifat biokimia dan fisiologis dari kelima genus bakteri tersebut hampir
sama. Yang membedakan adalah bentuk dan morfologinya. Sementara pada bakteri C
diperoleh genus Micrococcus.
Aeromonas adalah gram negatif, anaerobik, bentuk sel batang, diameter
koloni 1-3,5 μm. koloni muncul di atas permukaan media NA. koloni bakteri
berwarna putih kusam. Dapat tumbuh pada salinitas 1% NaCL. Suhu optimum untuk
pertumbuhan antara 22-280C. termasuk ke dalam bakteri gram negatif, SIM
positif, SCA positif. Empat belas jenis Aeromonas dijelaskan, sebagian
besar dari yang telah dikaitkan dengan penyakit manusia. Yang paling penting
adalah pathogens A. hydrophila , A.
hydrophila, A. caviae , A.
caviae, dan A. veronii.
Organisme yang ada di mana-mana di dalam air tawar dan payau. Dua penyakit
utama yang terkait dengan Aeromonas adalah gastroenteritis dan luka
infeksi, dengan atau tanpa bacteremia. Gastroenteritis biasanya terjadi setelah
tertular melalui air atau makanan,
sedangkan infeksi luka akibat tertular melalui air (Anonim3, 2009).
Pleisomonas sp. Bentuk sel batang. Diameter koloni 0,8-1 x 3 μm.
Koloni muncul di atas permukaan media NA. koloni berwarna putih. Permukaan
koloni mengkilat. Termasuk ke dalam bakteri gram negatif. Suhu pertumbuhan
optimum 370C. Kebutuhan terhadap oksigen termasuk aerob. Termasuk pada bakteri
yang mampu mampu bergerak. Katalase, oksidase positif dan produksi H2S bersifat
negatif (Anonim4, 2005)
Micrococcus sp.1 bentuk sel bulat. Diameter koloni 1-2 μm. Koloni
muncul di atas permukaan media NA, koloni berwarna kuning. Permukaan koloni
mengkilat. Termasuk ke dalam bakteri gram positif. Suhu pertumbuhan optimum
25-370C. Kebutuhan terhadap oksigen termasuk aerob dan anaerob. Termasuk pada
bakteri yang tidak mampu bergerak. Katalase, oksidase dan produksi H2S bersifat
positif. Mampu tumbuh baik pada media dengan salinitas 7,5% NaCL. Sedangkan Micrococcus sp.2 bentuk
sel bulat. Diameter koloni 0,2-2 μm. Koloni muncul di atas permukaan media NA,
koloni berwarna kuning. Permukaan koloni mengkilat. Termasuk ke dalam bakteri
gram positif. Suhu pertumbuhan optimum 25-370C. Kebutuhan terhadap oksigen
termasuk aerob dan anaerob. Termasuk pada bakteri yang mampu bergerak.
Katalase, oksidase dan produksi H2S bersifat positif. Mampu tumbuh baik pada
media dengan salinitas 5% NaCL (Martini et
al, 2003 dalam Adji, 2008).
Vibrio merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang yang
melengkung, bersifat fakultatif anaerob, menghsasilkan entero-toksin, sensitif
terhadap panas. Dapat hidup pada kisaran suhu 10-37oC, dan pH
idealnya 7,6 (Mortimore dan Carrol, 1998 dalam Adji, 2008).
Chromobacterium
lixidium bentuk selnya batang.
Diameter koloni 0,1-0,3 μm. koloni muncul di atas permukaan media NA, warna
koloni putih kilat agak krem, permukaan bakteri mengkilat, bersifat aerob.
Termasuk pada kelompok gram positif, berdasarkan pergerakan termasuk pada
bakteri yang tidak mampu bergerak (non motil), katalase positif, TSA positif,
sifat halofilik dapat berkembang sangat baik pada keadaan salin, tumbuh optimum
pada suhu 25 oC -500oC (Anonim1, 2009).
Beneckea
bentuk
sel batang, diameter koloni 0,3-1 μm,
koloni muncul di atas permukaan media NA, termasuk ke dalam bakteri gram
negatif, bersifat anaerob fakultatif. Suhu pertumbuhan optimal adalah 37oC,
bersifat non motil, oksidasi negatif, katalase positif, SCA positif (Anonim2.
2009).
I. KESIMPULAN
DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Bakteri dapat digolongkan menjadi dua sifat yaitu
sebagai bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Kedua gram tersebut
dapat diidentifikasi berdasarkan karakterisasi sifat biokimia dan fisiologinya
melalui beberapa pengujian yaitu uji Oxidatif/fermentatif, uji motilitas, uji
oksidase, uji katalase dan uji gelatin. Berdasarkan uji tersebut diketahui
bahwa bakteri gram negatif merupakan bakteri Chromobacterium lixidium, Beneckea, Vibrio,
Plesiomonas, dan Aeromonas. Bakteri gram positif merupakan bakteri Micrococcus.
Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa kedua jenis bakteri tersebut umumnya
berada di lingkungan akuatik.
1.2
Saran
Dalam mengidentifikasi bakteri melalui karakterisasi fisiologis dan
biokimia diperlukan beberapa uji, namun dalam praktikum ini hanya lima yang
diujikan, maka sebaiknya dilakukan uji yang lebih lengkap dan juga pengujian
pewarnaan gram, agar bakteri dapat teridentifikasi dengan tepat dan jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Adji, K. 2008. Evaluasi Kontaminasi Bakteri Pathogen
pada Ikan Segar di Perairan Teluk Semarang [Tesis].
Program studi Magister Manajemen Sumberdaya Pantai, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Anonim1.
2009. Chromobacterium lixidium.
http://en.wikipedia.org/wiki/ Chromobacterium lixidium [06
April 2011].
Anonim2.
2009. Beneckea. http://en.wikipedia.org/wiki/ Beneckea [06
April 2011].
Anonim3.
2009. Aeromonas. http://en.wikipedia.org/wiki/ Aeromonas [06
April 2011].
Anonim4. 2005. Pleisomonas. http://www.scribd.com/ Pleisomonas [06
April 2011].
Pelczar, Michael. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik. Ratna Siri Hadioetomo.
Penerjemah. Jakarta : UI-Press.
Rodina R.E. 1984. Methods in Aquatic Microbiology. London: University Park Press.
Soetarto,
E.S., Suharni, T.T., Nastiti, S.Y., dan Sembiring, L. 2008. Petunjunk Praktikum Mikrobiologi. Fakultas
Biologi UGM. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu