10 Februari 2012

Pembenihan Ikan Mas Secara Intensif


Pembenihan ikan mas secara intensif
oleh : Ita apriani

Ikan mas merupakan komoditas yang dikembangkan oleh BBI Malahayu untuk memenuhi kebutuhan benih ikan mas bagi pembudidaya ikan wilayah Kabupaten Brebes. Selama ini ikan mas yang diproduksi di BBI Malahayu masih dipijahkan secara alami dan sederhana. Oleh karena itu, peserta IPB Go Field mencoba melakukan pembenihan ikan mas secara buatan (intensif) untuk mendapatkan perbandingan jumah produksi yang dihasilkan dari kedua cara pemijahan yang berbeda. Berikut merupakan proses pembenihan ikan mas yang dilakukan peserta IPB Go Field di BBI Malahayu secara buatan:
<!--[if !supportLists]-->a.       <!--[endif]-->Persiapan wadah pemijahan dan larva
Tahap persiapan wadah meliputi persiapan wadah pemijahan, wadah penetasan telur, dan pemasangan instalasi aerasi. Semua wadah pemijahan dan penetasan dicuci hingga bersih lalu diisi air.

<!--[if !supportLists]-->b.      <!--[endif]-->Seleksi induk
Karakteristik indukan yang siap untuk dipijahkan
No
Jantan
Betina
1

2


3
4
Tubuh ramping

Mengeluarkan cairan putih/sperma bila perut ditekan kearah anus
Gerakan agresif
-

Perut membulat dan lunak bila diraba
Genital papilla mengembang, agak terbuka dan berwarna kemerahan

Gerakan lambat
Lubang anus melebar dan menonjol (agak membengkak)
Perbandingan induk yang digunakan dalam pemijahan ikan Mas yaitu 1:1 dengan ukuran yang sama. Karena induk betina lebih besar ukurannya dari pada ikan jantan maka pemijahan dilakukan dengan perbandingan betina dan jantan 1:2. Pemijahan ikan mas secara intensive digunakan induk ikan betina dan jantan sebanyak dua ekor dan betina empat ekor, Setelah induk ikan mas telah diseleksi kemudian induk dimasukkan kedalam wadah yang terpisah antara jantan dan betina di ruang hatchery.  
<!--[if !supportLists]-->c.       <!--[endif]-->Penyuntikan (intensif)
Proses penyuntikan dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 10.15 WIB. hormon yang disuntikan adalah ovaprim. Penyuntikan dilakukan pada bagian punggung ikan karena pada bagian punggung memiliki resiko kematian yang kecil dibandingkan dibagian kepala. Dosis ovaprim yang diberikan sebanyak 0,5 ml/kg yang diencerkan dengan air steril sebanyak dua kali lipatnya untuk setiap indukan. Ikan yang akan dipijahkan secara intensif dipisahkan dalam bak yang nantinya distriping setelah 8-10 jam.
<!--[if !supportLists]-->d.      <!--[endif]-->Striping telur dan sperma (Intensif)
Striping merupakan proses pemijatan dibagian perut ikan secara hati-hati pada indukan betina dan jantan agar telur dan sperma dapat keluar dari perut. Striping dilakukan jam 07.02 petang . Saat proses striping berlangsung harus disediakan wadah (mangkuk) untuk tempat menyimpan telur dan sperma yang telah distriping, bulu ayam yang halus untuk mengaduk telur dan sperma agar bisa tercampur dan terbuahi secara merata, diusahakan mangkuk dan bulu ayam dalam keadaan kering. Setelah telur dan sperma semuanya keluar dari perut indukan selanjutnya diaduk secara hati-hati dengan bulu ayam agar semua telur dapat terbuahi dan telur siap ditebar di bak/wadah, lalu diberikan air steril kedalam mangkuk sambil tetap diaduk dengan cepat dan hati-hati dan dan telur dimasukan ke dalam akuarim dengan cepat sampai telur menetas menjadi larva.
<!--[if !supportLists]-->e.       <!--[endif]-->Penetasan telur     
Proses penetasan telur yang telah dibuahi menajdi larva sekitar  2-3 hari pada suhu sekitar 30°C. Aerasi harus menyala secara kontinyu agar tidak terjadi penumpukan telur yang mengakibatkan tidak menetesnya telur serta sebagai sumber oksigen pada air. Telur yang menetas menjadi larva lebih banyak dihasilkan oleh pemijahan yang dilakukan secara buatan (Intensif)
<!--[if !supportLists]-->f.       <!--[endif]-->Pemeliharaan larva
Proses pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang paling sulit dalam proses pembenihan ikan, larva merupakan stadia yang paling kritis dalam siklus hidup ikan karena tingkat kematian pada stadia ini yang paling tinggi sehingga diperlukan keterampilan khusus untuk pemeliharaan larva agar tingkat kematiannya bisa berkurang. Larva ikan mas dapat tumbuh dengan baik pada suhu 30°C. Selama 3 hari larva tidak diberi pakan karena masih ada cadangan makan yang dibawa pada saat telur menetas, setelah lebih dari 3 hari larva ikan mas diberi pakan berupa kuning telur rebus yang diencerkan terlebih dahulu. Pemberian kuning telur tiga kali dalam satu hari. Selain pemberian pakan yang baik, kualitas air juga harus diperhatikan dengan memasang aerasi disemua wadah pemeliharaan agar kebutuhan oksigen terlarut larva dapat terpenuhi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu