Pembenihan
ikan mas secara intensif
oleh : Ita apriani
Ikan mas merupakan
komoditas yang dikembangkan oleh BBI Malahayu untuk memenuhi kebutuhan benih
ikan mas bagi pembudidaya ikan wilayah Kabupaten Brebes. Selama ini ikan mas
yang diproduksi di BBI Malahayu masih dipijahkan secara alami dan sederhana.
Oleh karena itu, peserta IPB Go Field
mencoba melakukan pembenihan ikan mas secara buatan (intensif) untuk
mendapatkan perbandingan jumah produksi yang dihasilkan dari kedua cara
pemijahan yang berbeda. Berikut merupakan proses pembenihan ikan mas yang
dilakukan peserta IPB Go Field di BBI
Malahayu secara buatan:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Persiapan
wadah pemijahan dan larva
Tahap persiapan wadah
meliputi persiapan wadah pemijahan, wadah penetasan telur, dan pemasangan
instalasi aerasi. Semua wadah pemijahan dan penetasan dicuci hingga bersih lalu
diisi air.
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Seleksi
induk
Karakteristik indukan
yang siap untuk dipijahkan
No
|
Jantan
|
Betina
|
1
2
3
4
|
Tubuh ramping
Mengeluarkan cairan putih/sperma bila perut ditekan
kearah anus
Gerakan agresif
-
|
Perut membulat dan lunak bila diraba
Genital papilla mengembang, agak terbuka dan
berwarna kemerahan
Gerakan lambat
Lubang anus melebar dan menonjol (agak membengkak)
|
Perbandingan induk yang
digunakan dalam pemijahan ikan Mas yaitu 1:1 dengan ukuran yang sama. Karena
induk betina lebih besar ukurannya dari pada ikan jantan maka pemijahan
dilakukan dengan perbandingan betina dan jantan 1:2. Pemijahan ikan mas secara
intensive digunakan induk ikan betina dan jantan sebanyak dua ekor dan betina
empat ekor, Setelah induk ikan mas telah diseleksi kemudian induk dimasukkan
kedalam wadah yang terpisah antara jantan dan betina di ruang hatchery.
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Penyuntikan
(intensif)
Proses penyuntikan
dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 10.15 WIB. hormon yang disuntikan adalah
ovaprim. Penyuntikan dilakukan pada bagian punggung ikan karena pada bagian
punggung memiliki resiko kematian yang kecil dibandingkan dibagian kepala.
Dosis ovaprim yang diberikan sebanyak 0,5 ml/kg yang diencerkan dengan air
steril sebanyak dua kali lipatnya untuk setiap indukan. Ikan yang akan
dipijahkan secara intensif dipisahkan dalam bak yang nantinya distriping
setelah 8-10 jam.
<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Striping
telur dan sperma (Intensif)
Striping merupakan
proses pemijatan dibagian perut ikan secara hati-hati pada indukan betina dan
jantan agar telur dan sperma dapat keluar dari perut. Striping dilakukan jam
07.02 petang . Saat proses striping berlangsung harus disediakan wadah (mangkuk)
untuk tempat menyimpan telur dan sperma yang telah distriping, bulu ayam yang
halus untuk mengaduk telur dan sperma agar bisa tercampur dan terbuahi secara
merata, diusahakan mangkuk dan bulu ayam dalam keadaan kering. Setelah telur
dan sperma semuanya keluar dari perut indukan selanjutnya diaduk secara
hati-hati dengan bulu ayam agar semua telur dapat terbuahi dan telur siap
ditebar di bak/wadah, lalu diberikan air steril kedalam mangkuk sambil tetap
diaduk dengan cepat dan hati-hati dan dan telur dimasukan ke dalam akuarim
dengan cepat sampai telur menetas menjadi larva.
<!--[if !supportLists]-->e. <!--[endif]-->Penetasan
telur
Proses penetasan telur
yang telah dibuahi menajdi larva sekitar
2-3 hari pada suhu sekitar 30°C. Aerasi harus menyala secara kontinyu
agar tidak terjadi penumpukan telur yang mengakibatkan tidak menetesnya telur
serta sebagai sumber oksigen pada air. Telur yang menetas menjadi larva lebih
banyak dihasilkan oleh pemijahan yang dilakukan secara buatan (Intensif)
<!--[if !supportLists]-->f. <!--[endif]-->Pemeliharaan
larva
Proses pemeliharaan
larva merupakan kegiatan yang paling sulit dalam proses pembenihan ikan, larva
merupakan stadia yang paling kritis dalam siklus hidup ikan karena tingkat
kematian pada stadia ini yang paling tinggi sehingga diperlukan keterampilan
khusus untuk pemeliharaan larva agar tingkat kematiannya bisa berkurang. Larva
ikan mas dapat tumbuh dengan baik pada suhu 30°C. Selama 3 hari larva tidak
diberi pakan karena masih ada cadangan makan yang dibawa pada saat telur
menetas, setelah lebih dari 3 hari larva ikan mas diberi pakan berupa kuning
telur rebus yang diencerkan terlebih dahulu. Pemberian kuning telur tiga kali
dalam satu hari. Selain pemberian pakan yang baik, kualitas air juga harus
diperhatikan dengan memasang aerasi disemua wadah pemeliharaan agar kebutuhan
oksigen terlarut larva dapat terpenuhi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu