26 Februari 2012

Teknik Pemindahan Biakan Mikroba Secara Aseptik

TEKNIK PEMINDAHAN BIAKAN MIKROBA SECARA ASEPTIK
Ita Apriani
C14090019

                 1.1  Latar Belakang
Setiap mikroorganisme memerlukan nutrisi yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya. Karakteristik pertumbuhan mikroorganisme inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba. Pengetahuan tentang nutrisi ini penting dalam membantu persiapan medium tumbuh mikroorganisme tersebut. Melalui media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Kegiatan menumbuhkan mikroorganisme dalam suatu medium memerlukan serangkaian persiapan yang baik. Kegiatan tersebut dapat berupa persiapan alat maupun persiapan medium yang akan digunakan dalam menumbuhkan mikroorganisme. Kegiatan mempersiapkan alat memerlukan suatu ketelatenan khusus agar alat-alat yang akan digunakan tidak terkontaminasi (dalam keadaan steril). Sedangkan kegiatan pembuatan medium penting agar kita bisa menumbuhkan mikroba yang kita inginkan.

15 Februari 2012

Jantanisasi Menggunakan Hormon Methyl Testosteron (MT)


Jantanisasi Menggunakan Hormon Methyl Testosteron (MT)
oleh : ita apriani

Menurut para pakar ikan nila, pertumbuhan ikan nila jantan dan ikan nila dalam satu populasi jauh berbeda, nila jantan 40% lebih cepat pertumbuhannya dari pada nila betina. Ikan nila betina yang sudah mencapai 200 gram akan lambat pertumbuhannya karena sifat alaminya (bertelur), sedangkan jantan akan tetap bertumbuh dengan cepat. Perbedaan jenis kelamin ini akan menjadi masalah dalam memperkirakan produksi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan menjantanisasi ikan nila pada saat masih berbentuk larva (sex reversal). Karena pada saat larva kelamin ikan belum terdiferensisasi sehingga kelamin ikan dapat diarahkan. Hormon Methyl Testosteron (MT) merupakan hormon yang dapat digunakan untuk menjantanisasi ikan. Penggunaan hormon MT di Indonesia pada saat ini masih impor dari Cina, Jepang, dan Thailand dan hormon ini memiliki harga yang relatif mahal dan sulit didapat. Selain itu, hormon MT impor tersebut mengandung bahan residu kimia yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan perairan. Salah satu upaya untuk menghindari pengunaan hormon impor tersebut maka Litbang BATAN melakukan penelitian tentang hormon ini yang lebih aman digunakan. Hormon yang telah diciptakan yaitu hormon MT alami yang dibuat dari bahan dasar testis sapi dan tidak mengandung bahan bahan residu kimia yang dapat membahayakan manusia.

13 Februari 2012

Persilangan ikan tawes (jantan) dengan ikan mas (betina) secara intensif


Persilangan ikan tawes (jantan) dengan ikan mas (betina) secara intensif
oleh : ita apriani

Pembenihan ikan maswes merupakan persilangan antara ikan tawes jantan dan ikan mas betina. Persilangan seperti ini dapat dilakukan pada ikan-ikan yang memiliki kesamaan genus, namun tetap memperhatikan ukuran dari telur dan sperma ikan yang akan disilangkan. Ukuran telur ikan mas lebih besar daripada sperma ikan tawes, sehingga sperma ikan tawes dapat masuk ke dalam lubang mikrofil yang terdapat pada ikan mas, hal ini dapat menyebabkan terjadinya pembuahan. Produksi ikan ini bertujuan untuk menciptakan varietas baru serta mencapai kualitas ikan yang lebih baik. Kegiatan pembenihan ikan maswes meliputi:
<!--[if !supportLists]-->a.    <!--[endif]-->Persiapan wadah
 Proses penyiapan wadah meliputi pembersihan wadah, pemasangan instalasi air, instalasi udara, dan pengisian air. Wadah yang dibersihkan meliputi wadah pemberokan induk dan akuarium untuk penetasan telur atau pemeliharaan larva. Akuarium yang telah dibersihkan kemudian diisi air. Penyiapan wadah pemeliharaan tersebut bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang optimal bagi larva ikan sehingga dapat tumbuh secara maksimum.

12 Februari 2012

Pembenihan Ikan Lele Semi Intensif


Pembenihan ikan lele semi intensif
oleh : ita apriani

Kegiatan pembenihan ikan lele merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan benih, mengingat saat ini untuk mendapatkan benih dari perairan umum atau kolam pemeliharaan. BBI Malahayu memiliki beberapa jenis ikan lele antara lain ikan lele dumbo, lele sangkuriang, dan lele payton. Peserta IPB Go Field 2011 mencoba untuk melakukan pemijahan lele sangkuriang. Pembenihan lele yang telah dilakukan yaitu pemijahan dengan cara semi-intensif dan pendederan di kolam terpal. Kegiatan pembenihan ini meliputi:
<!--[if !supportLists]-->a.         <!--[endif]--> Seleksi Induk.
Induk diseleksi terlebih dahulu sebelum dilakukannya pemijahan. Induk yang diambil harus yang telah matang gonad dan ukuran antara induk betina dan jantan diusahakan sama. Ciri-ciri dari induk jantan yang telah matang gonad yaitu memiliki warna kemerahan dipermukaan kulit punggungnya, terdapat tonjolan pada bagian kelaminnya, dan gerakannya agresif, sedangkan ciri-ciri dari induk betina yang dipilih yaitu memiliki perut yang buncit jika dilihat bagian atas, perutnya terasa kenyal, lubang urogenitalnya berwarna kemerah-merahan, jika diurut perutnya akan keluar telur berwarna hijau kebeningan. Setelah itu induk disimpan di bak penyimpanan dengan cara dipisahkan antara induk jantan dan betinanya.

10 Februari 2012

Pembenihan Ikan Mas Secara Intensif


Pembenihan ikan mas secara intensif
oleh : Ita apriani

Ikan mas merupakan komoditas yang dikembangkan oleh BBI Malahayu untuk memenuhi kebutuhan benih ikan mas bagi pembudidaya ikan wilayah Kabupaten Brebes. Selama ini ikan mas yang diproduksi di BBI Malahayu masih dipijahkan secara alami dan sederhana. Oleh karena itu, peserta IPB Go Field mencoba melakukan pembenihan ikan mas secara buatan (intensif) untuk mendapatkan perbandingan jumah produksi yang dihasilkan dari kedua cara pemijahan yang berbeda. Berikut merupakan proses pembenihan ikan mas yang dilakukan peserta IPB Go Field di BBI Malahayu secara buatan:
<!--[if !supportLists]-->a.       <!--[endif]-->Persiapan wadah pemijahan dan larva
Tahap persiapan wadah meliputi persiapan wadah pemijahan, wadah penetasan telur, dan pemasangan instalasi aerasi. Semua wadah pemijahan dan penetasan dicuci hingga bersih lalu diisi air.

8 Februari 2012

Pembenihan Ikan Tawes Semi Intensif


Pembenihan ikan tawes secara semi intensif
oleh : Ita Apriani

Penyediaan benih yang bermutu dalam jumlah cukup dan kontinyu merupakan faktor penting dalam upaya pengembangan budidaya ikan konsumsi. Ikan tawes merupakan ikan yang mudah dibudidayakan. Ikan tawes yang ada di BBI Malahayu yang ada di kecamatan Banjarharjo merupakan salah satu komoditas ikan yang produksinya cukup besar. BBI Malahayu memproduksi ikan ini setiap satu bulan sekali. Usaha pembenihan dilakukan di didukung dengan ketersediaan air dari waduk Malahayu. Disamping itu usaha pembenihan dirasa lebih rnenguntungkan karena waktu yang digunakan relatif singkat kurang lebih 3 minggu - 1 bulan, serta pemasarannya pun mudah. Ikan ini di BBI masih dipijahkan secara alami, namun peserta IPB Goes to Field mencoba memijahkan ikan tawes secara semi- intensif dengan tujuan supaya jumlah ikan yang diproduksi dapat meningkat dan target produksi tercapai. Berikut merupakan proses pembenihan ikan tawes yang dilakukan peserta IPB Goes to Field di BBI Malahayu secara semi-intensif.