7 September 2012

TADAH


TADAH
oleh : Ita apriani
 
Defenisi dan Klasifikasi
Tadah adalah jaring perangkap yang bentuknya menyerupai ambai jermal tetapi tidak dilengkapi dengan tiang-tiang pancang yang berfungsi sebagai sayap atau kakinya. Tadah termasuk klasifikasi di dalam perangkap pasang surut (tidal traps) (Subani dan Barus 1989).

Konstruksi Alat Tangkap
Konstruksi alat penghadang ini jika dilihat dari atas berbentuk setengah lingkaran. Pada ujung kantong diberi tali untuk membuka dan menutup kantong ketika waktu operasi penangkapan. Jaring tersebut dipasang di dalam jajaran patok-patok atau tiang pancang yang berbentuk huruf v. Selain itu, terdapat  tiga buah patok utama yang dipasang pada ujung depan, yaitu kanan, kiri, dan tengah. Patok ini berfungsi sebagai tempat mengikat jaring pada waktu penangkapan melalui gelang-gelang yang terdapat di bagian ujung depan jaring (Subani dan Barus 1989).

Kelengkapan dalam Unit Penangkapan Ikan
3.1 Kapal
Menurut kelompuk kami tadah tidak menggunakn kapal karena dipasang di tepi pantai.
      3.2 Nelayan
Alat penangkapan ikan ini hanya membutuhkan satu atau dua orang nelayan karena alat tangkap ini bersifat pasif. Jadi nelayan hanya menunggu untuk mendapatkan hasil tangkapan. Pada saat hasil tangkapan sedikit hanya dibutuhkan satu orang nelayan apabila hasil tangkapannya banyak maka dibutuhkan dua orang nelayan (Subani dan Barus 1989) .
3.3 Alat Bantu
Alat penangkapan ikan ini tidak menggunakan alat bantu (Subani dan Barus 1989).
3.4 Umpan
Alat penangkapan ikan ini tidak menggunakan umpan (Subani dan Barus 1989).

Metode Pengoperasian Alat
Metode pengoperasian alat tangkap tadah adalah tadah dipasang pada pagi hari ketika air laut pasang kemudian tadah didiamkan hingga sore hari. Setelah air laut surut pada sore hari, tadah diambil untuk memperoleh hasil tangkapan yang didapat selama sehari ini (Subani dan Barus 1989). 

Daerah Pengoperasian
Menurut Subani dan Barus (1989) Alat tangkap ini digunakan pada musim penghujan, yaitu pada bulan januari hingga maret. Daerah yang digunakan adalah di daerah muara sungai khususnya Delta Cimanuk. Alat tangkap ikan ini juga digunakan ketika air laut dalam keadaan pasang surut.
 
Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan yang diperoleh ada dua, yaitu hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan. Hasil tangkapan utamanya adalah udang seperti udang windu (Penacus semisulcatus), udang putih (Panaeus Merguiensis) dalam berbagai jenis ukuran. Hasil tangkapan sampingannya adalah ikan pantai yang terbawa karena adanya arus pasang surut (Subani dan Barus 1989).

Daftar Pustaka
Subani W dan HR Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No. 50. Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu