15 September 2012

Set Net


Set Net
oleh : ita apriani

Definisi dan Klasifikasi
Set net adalah alat penangkap ikan berupa jaring yang dibentangkan di sepanjang pantai untuk menggiring sekelompok ikan yang sedang migrasi agar masuk ke dalam kantong dan dapat ditangkap oleh nelayan. Set net juga dapat di artikan sebagai alat tangkap ikan jenis perangkap yang ramah lingkungan, dipasang secara menetap di daerah penangkapan secara terus menerus baik siang ataupun malam, bersifat pasif dan menghadang ruaya ikan. Lebar alasnya sekitar 2 kilometer, sedangkan panjangnya sekitar 4 kilometer. Set net diklasifikasikan ke dalam alat penggiring (DKP 2008).


Konstruksi Alat Penangkapan Ikan
Setnet terdiri dari beberapa bagian yaitu, penaju (leader net), serambi (trap/play ground), dan kantong (bag/crib). Bagian utama Setnet terdiri atas leadernet, dan bodynet (playground). Leadernet berfungsi untuk menghadang rute migrasi kelompok ikan dan mengarahkan kelompok ikan ke playground. Playground berfungsi mencegah ikan-ikan untuk melarikan diri dari segala sisi (Takril 2005).

Kelengkapan dalam unit penangkapan ikan
Kapal
Set net menggunakan perahu jukung dengan tenaga gerak dayung. Perahu yang digunakan biasanya berukuran dengan panjang 7 m, lebar 0,6 m, dan kedalaman mencapai 0,6 m. Pada perahu tersebut memiliki dua sayap yang terdiri dari katir yang panjangnya 2 m dan blajungan dengan panjang 1,75 m. (Takril 2005).
Nelayan
      Tenaga yang dibutuhkan dalam mengoprasikan setnet berjumlah 3 orang nelayan satu orang mengendalikan perahu, dua orang mengontrol dan mengunjungi set net (Takril 2005).
Alat bantu
      Alat bantu yang digunakan dalam alat tangkap ini adalah scoop net  yang berfungsi untuk menggerakkan ikan kedalam perahu setelah oprasi penangkapan selesai (Takril 2005).
Umpan
      Alat tangkap ini tidak menggunakan umpan pada saat proses penangkapan karena alat ini bersifat menggiring ikan-ikan yang akan di tangkap (Takril 2005).

Metode pengoperasian alat
Set net dioprasikan oleh nelayan dengan cara menggiring ikan menggunakan leader net masuk ke perangkap akhir, sehingga ikan dalam kondisi segar dapat dipanen setiap hari. Untuk pemasangan setnet, sebelumnya harus dilakukan survei terhadap kondisi oseanografi perairan karena akan mempengaruhi hasil tangkapan. Survei tersebut meliputi kekuatan arus dan kontur dasar perairan  untuk menentukan seberapa dalam jaring bisa dipasang serta berapa dalam migrasi ikan. Kekuatan arus sebaiknya tidak melebihi 5 knot dan garis-garis isodepth sebaiknya berdekatan antara garis kedalaman yang satu dengan yang lainnya. Karena kelompok ikan akan menipis dan menyebar bila isodepth menyebar. Sebaliknya bila isodepth saling berdekatan atau merapat sifatnya, maka kelompok-kelompok ikan tetap dalam keadaan besar dan padat menuju set net. Garis-garis isodepth yang membentang dari perairan pantai ke arah perairan yang lebih dalam akan menentukan disain dan konstruksi setnet. Berdasarkan garis-garis isodepth tadi dapat pula diprediksi alur ruaya ikan serta dapat diperkirakan luas area yang membentang di hadapan set net. ikan umumnya memiliki sifat beruaya menyusuri pantai, pada saat melakukan ruaya ini kemudian dihadang oleh jaring set net kemudian ikan tersebut tergiring masuk ke dalam kantong. Ikan yang telah masuk ke dalam kantong umumnya akan mengalami kesulitan untuk keluar lagi sehingga ikan tersebut akan mudah untuk ditangkap dengan cara mengangkat jaring kantong (Ayodya 1975).

Daerah pengoperasian
Alat tangkap penggiring ini biasanya dioprasikan didaerah teluk. Dimana ikan-ikan diperkirakan dalam ”Costal migration” melalui daerah tersebut. Set net telah dioprasikan diberbagai daerah seperti Banten, pantai Jepang, Pulau Gam Kabupaten Raja Ampat, Papua (Ayodya 1975).

Hasil tangkapan utama
Hasil tangkapan set net umumnya adalah jenis ikan atau gerombolan ikan yang sedang melakukan migrasi. Ikan yang memasuki set net ada yang bermigrasi secara soliter, aggregation atau migrasi secara bergerombol dalam bentuk school atau dalam bentuk pood, seperti ikan tongkol (Auxis thazard), layang (Decapterus ressuli), selar (Carangoides malabarcus), kembung (Restriligger karugarta), kuwe (Caranx malabaricua) dan ikan ekonomis penting seperti ikan layur (Trichulus savala), petek (Leogratus equacus), dan sebagian ikan pelagis sejenis sardine (Ayodya 1975).

Daftar Pustaka
Ayodhyoa A U. 1983. Metode Penangkapan Ikan. Cetakan pertama. Faperik. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

DKP. 2008. Set Net. Banten: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten.

Takril. 2009. Setnet. Diunduh dari: http://mengenal-alat-penangkapan-ikan.html. [12 November 2011].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu