Endokrinologi Ikan
oleh : Ita apriani
Mungkin belum banyak yang tahu tentang ilmu endokrin ikan tapi ada juga yang faham betul dengan ilmu tersebut, namun dalam artikel ini penulis akan mencoba memberikan informasi sedikit tentang endokrinologi ikan. Untuk itu, apabila ada salah dalam informasi mohon bagi pembaca untuk membenarkan bagian yang salah tersebut. besar harapan penulis artikel yang dibuat ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan.
Endokrinologi adalah ilmu yang memepelajari tentang hormon
dalam tubuh. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol
dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal
dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari
kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem
endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui
neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf (Fujaya 2004).
Hipofisa yang dikenal dengan nama “Master Gland”, merupakan kelenjar endokrin yang mempunyai kemampuan
untuk mempengaruhi kelenjar-kelenjar endokrin yang lain dengan perantaraan
hormon-hormon yang dihasilkannya. Sistem endokrin pada ikan tidak jauh berbeda
dengan sistem endokrin vertebrata pada umumnya. Menurut Fujaya (2004) Organ
endokrin melepaskan suatu zat kimia yang disebut hormone dengan organ target
tertentu, dibawah oleh darah, dan berperan mempengaruhi fungsi tubuh. Karena
itu hormon biasa juga disebut pesuruh kimia. Misalnya hormon gonadotropin
dilepaskan oleh kelenjar hipofisa masuk kedalam darah dan dibawa ke gonad
sebagai suatu petunjuk untuk memulai pematangan gonad.
Hubungan diantara sistem endokrin banyak dan komplek, tetapi
biasanya mengikuti dua prinsip. Pertama berdasarkan responnya dibagi menjadi
dua kelenjar endokrin yaitu pertama, pituitary dan beberapa kelenjar dibawah
kontrol pituitary. Kedua, hormon yang dihasilkan oleh kelenjar kedua seringkali
menghambat produksi hormon pituitary, proses ini disebut penghambatan feedback. Adanya bentuk kombinasi sistem
penghambatan feedback ini menyebabkan terjadinya keseimbangan respons, jadi
sistem endokrin mengontrol sistem organ yang lain (Tang dan Affandi 2001).
Gangguan sistem endokrin yang dapat terjadi adalah adanya
mekanisme “feminisasi” pada ikan jantan yaitu perubahan pada perkembangan
duktus gonad, baik pembentukan rongga ovari seperti betina dan/atau keberadaan
sel germ jantan dan betina pada gonad yang sama, peningkatan konsentrasi
vitellogenin, perubahan pada perkembangan ginjal, gangguan fungsi imun dan
menyebabkan kerusakan genotoksik (Tang dan Affandi 2001).
Hormon adalah zat kimia organik yang dibentuk dalam sel atau
kelenjar yang sehat dan normal, disekresikan langsung ke dalam darah dan dibawa
ke sel/organ target, jumlahnya sangat kecil (g=10-6 g, ng=10-9 g) tetapi
pengaruhnya besar berperanan dalam integrasi dan koordinasi fungsi tubuh.
Karena itu hormon disebut juga pembawa pesan atau pesuruh kimia. Ada empat
klasifikasi kimiawi hormon yakni steroid, tiroksin, katekolamin dan protein.
Pada protein dan katekolamin, hormon adalah pembawa pesan I dan cAMP adalah
pembawa pesan II, sedangkan pada steroid dan tiroksin tidak ada pembawa pesan
II tetapi hormon tersebut bisa langsung ke inti untuk menyampaikan pesan yang
dibawanya (Rahman 2008)
Hormon tidak akan bekerja pada sel yang tidak memiliki
reseptornya tetapi bila hormon tersebut tiba pada sel/organ target maka
reseptornya akan mengikat hormone tersebut. Reseptor pada permukaan sel
biasanyamengenali jenis hormone protein dan katekolamin. Interaksi hormone dan
reseptor pada permukaan sel merangsang peningkatan atau penurunan konsentrasi
cAMP, Ca2+, atau beberapa substansi lain. Sedangkan reseptol pada sitosol atau
inti, biasanya meningkatkan transkripsi gen gen spesifik. Pada ikan, hormone
dihasilkan dari kelenjar endokrin antara lain pituitary, tiroid, ginjal, gonad,
pankreas dan urophisis (Rahman 2008)
Daftar Pustaka :
Fujaya, Yushita., Ir., M.Si. 2004. Fisiologi Ikan. Rineka
Cipta. Jakarta.
Rahman, M, Fiqrie. 2008. Terapi hormon Estradiol-17β dan Tiroksin untuk
Peningkatan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Induk Ikan Patin (Pangasius
pangasius) Sebagai Plasma Nutfah. Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.
Tang, U. M.
dan R. Affandi. 2001. Biologi Reproduksi Ikan. Pusat Penelitian Kawasan
Pantai dan Perairan, Universitas Riau, Riau
Wczasy w furach zgonilismy stosunkowo bez szwanku. Na skros pas naszych Tatr omotaly sie bundle tysiecy gosci, wszak TOPR musialo angazowac sie 169 ciosy. Rany znojne wizyty w ambulatorium http://www.partner-network-invest.com/profile.php?id=194264
BalasHapusodniosly 143 postaci, oraz 43 postulowaly przewiezienia helikopterem. Piatka wypadkow zakonczylo sie smiercia. Polowica wszystkich kontuzji egzystowala uczyniona upadkiem, toz zadziwiajaco co niemiara pasztetow doprowadzily zachorowania – byly limerick przyczyna 35 procent interwencji. Owo produkt wielce gornolotny w porownaniu z uprzednimi latkami.
just stopping by to say hello
BalasHapussimply dropping by to say hello
BalasHapusjust dropping by to say hello
BalasHapus[url=http://www.youtube.com/watch?v=fCi2eX0hvHE]free ms points[/url]