1 Oktober 2013

PENGENALAN ALAT, PENYIAPAN MEDIUM, STERILISASI BAHAN DAN PERALATAN



I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Medium merupakan bahan yang disiapkan khusus untuk pertumbuhan, penyimpanan atau transportasi mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk dan Wheeler, 1993).
          Media untuk menumbuhkan mikroorganisme dapat berupa media cair, media padat, serta media setengah padat yang disesuaikan dengan keperluan. Medium cair seperti kaldu nutrien atau kaldu glukosa dapat digunakan untuk keperluan pembiakan organisme dalam jumlah besar. Medium padat biasanya digunakan untuk mengamati morfologi koloni dan mengisolasi biakan murni. Media setengah padat dapat digunakan untuk menguji motilitas.
          Sterilisasi peralatan dan bahan juga harus diperhatikan dalam studi mikroorganisme. Hal tersebut dikarenakan ukurannya yang sangat kecil dan keberadaannya yang dapat ditemukan dimana saja, sehingga untuk mengisolasi dan mengkultur suatu mikroorganisme yang diharapkan adalah tidak ada kontaminasi dari mikroorganisme lain.

1.2  Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari prosedur umum untuk merekonstruksi (mengembalikan kepada keadaan asalnya) medium berbentuk bubuk (terdehidrasi) dan menaruhnya dalam jumlah yang dikehendaki ke dalam wadah-wadah yang sesuai, serta mempelajari berbagai macam prosedur sterilisasi bahan dan peralatan.




II. METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat
            Paraktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 1 Oktober 2013 pukul 07.00-10.00 WIB, bertempat di Laboratorium Kesehatan Ikan, Depertemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

2.2 Alat dan Bahan
          Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, bunsen, pipet, cawan petri, plastik, wrap, inkubator, dan oven. Kemudian bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kertas, tisu, media TSA, alkohol 70%, dan akuades.

2.3 Prosedur Kerja
          Pada praktikum ini, praktikan mendengarkan pengarahan dari dosen mengenai tata tertib praktikum dan kemudian mendengarkan asisten praktikum menjelaskan tentang alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan selama praktikum.

2.3.1 Sterilisasi Cawan Petri
                        Sterilisasi cawan petri dilakukan dengan cara dibungkus dengan kertas. Bagian kertas yang terdapat tulisannya tidak digunakan, karena tinta bekas tulisannya ketika terkena suhu tinggi pada saat di autoklaf dikhawatirkan akan mempengaruhi kinerja sterilisasi tersebut dan mengkontaminasi cawan petri yang akan disterilisasi. Pembungkusan dimulai dengan merentangkan selembar kertas yang masih dapat digunakan salah satu bagian sisinya, kemudian cawan petri diletakan diatasnya tepat ditengah-tengah kertas lalu kertas dilipat menjadi dua dan dilipat lagi setengah dari lipatan pertama. Kemudian dilipat di bagian ujung-ujung kertas sebelah kanan keatas dan bagian kiri keatas sehingga kedua lipatan bertemu dan selanjutnya dilipat ke bawah untuk mengunci hasil lipatan yang telah di lakukan. Lipatan kunci juga dilakukan pada sisi satunya sehingga cawan petri tidak mudah lepas dari pembungkusnya. Setelah dibungkus dengan rapi, cawan petri di masukkan kedalam autoklaf untuk disterilisasi pada tekanan 1 atm selama 15 menit.

2.3.2 Sterilisasi Pipet
                        Air suling dituangkan secukupnya pada autoklaf, kemudian pipet dan cawan petri ditata dengan rapi, tutup autoklaf  diletakan dengan benar, kemudian pengatur klep pengaman dibuka dan dalam keadaan terbuka letak penahan harus lurus, lalu pemanasnya dipasang. Bila uap air keluar dengan deras, klep pengaman ditutup dengan cara pengaturnya didorong. Bila tekanan telah menunjukan 1 atm, pemanasan dikurangi seperlunya. Pertahankan tekanan pada 1 atm selama 15-20 menit. Diakhir proses, pemanasan dimatikan dan ditunggu sampai tekanan kembali nol dan suhu telah turun sampai jauh dibawah 100oC, pengatur klep dibuka dan ambil peralatan yang tadi disterilkan.

2.3.3 Pembuatan Media
                        Air akuaades 100 ml dimasukan ke dalam gelas ukur, kemudian air tersebut dimasukan ke dalam erlenmeyer yang kapasitasnya dua kali lebih besar dari volume air yang dimasukan. Kemudian timbang bubuk medium NA 4 gram lalu masukan medium ke dalam erlenmeyer yang telah terisi air akuades 100 ml. Supaya medium agar tercampur dengan homogen maka dimasukan ke dalam sentrifuge selama beberapa menit. Setelah itu medium agar dimasukan ke autoklaf untuk disterilisasi selama 15 menit pada suhu 121oC dan tekanan 1 atm. Setelah suhunya turun medium dituangkan ke dalam cawan petri  dan ke dalam tebung reaksi untuk membuat agar miring.







III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Pengenalan Alat
            Mikroskop merupakan alat utama yang digunakan untuk membantu melihat objek yang berukuran mikroskopik.  Bagian bagian mikroskop terdiri atas dua bagian yaitu; optic (okuler, objektif, kondesor, diafragma) dan mekanik (meja objek, penjepit, revolver, pengatur kasar, pengatur halus, pengatur meja mekanis).
Gambar 1. Mikroskop
            Jika ingin menggunakan mikroskop, hal pertama yang dilakukan adalah mengatur cahaya, sehingga lapang pandang menjadi terang demikian pula diafragma dan kondensor. Selanjutnya preparat diletakkan di atas meja objek tepat di bawah lensa objektif, lensa objektif (tubus) kemudian diturunkan hingga titik terendah (lensa tjidak boleh mengenai preparat), secara perlahan pengatur kasar diputar hingga objek terlihat jelas, untuk lebih memperjelas diatur dengan memutar pengatur halus. Sebaiknya perbesaran yang digunakan adalah dari yang paling kecil.
            Autoklaf merupakan suatu alat sterilisasi panas lembab untuk membunuh semua kehidupan yang ada pada alat dan bahan yang akan digunakan. Prosedur penggunaan autoklaf tergantung pada tipe autoklaf yang digunakan.
Gambar 2. Autoklaf
            Prosedur penggunaan autoklaf di Laboratorium Kesehatan Ikan Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah sebagai berikut; Susun cawan Petri atau tabung yang akan disterilisasi dan sebelumnya telah dibungkus dengan kertas dengan susunan yang mengikat, hal ini dimaksudkan untuk menghindari tumpahan, kemudian tutup autoklaf dan kunci, nyalakan autoklaf sampai suhu 1210C dan dengan otomatis tekanan akan berangsur naik. Pada saat suhu mencapai 1210C, matikan autoklaf dan hitung selama 1 menit dengan stopwatch lalu nyalakan kembali. Hal ini dilakukan berulang ulang sampai 15 menit. Autoklaf menggunakan tekanan uap untuk menghancurkan mikroorganisme. Untuk efisiensi transfer panas, uap air mengalirkan udara keluar dari ruang dalam autoklaf (Sultana et al., 2007). 
            Inkubator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengikubasi mikroorganisme yang telah ditanam pada media.  Suhu dalam inkubator dapat diatur dan konstan.
Gambar 3. Inkubator
            Peralatan kaca meliputi cawan petri, tabung reaksi, gelas ukur, erlenmeyer, pipet dan sebagainya. Cawan petri adalah wadah media agar untuk menumbuhkan mikroorganisme. Tabung reaksi berguna untuk uji coba reaksi biokimia dan tempat menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi ini dapat diisi dengan media padat maupun media cair. Sedangkan gelas ukur, erlenmeyer dan pipet dapat digunakan untuk mengukur, titrasi dan menyimpan bahan kimia.
           
a
 
Bunsen berfungsi sebagai alat pemanas pada saat bekerja secara aseptik. Bunsen digunakan dengan cara membakar sumbu yang terdapat pada kepala bunsen, apabila sudah selesai digunakan sumbu ditutup dengan menggunakan penutup bunsen.
Gambar 4. Bunsen
            Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan yang akan ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating). Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk mengambil benda dengan menjepit misalnya saat memindahkan cakram antibiotik.
            Bulb berguna sebagai alat bantu dalam pengambilan bahan praktikum. Bulb ini di pasang pada ujung pipet.
Gambar 5. Bulb
3.2 Sterilisasi 
            Sterilisasi adalah proses pemnghancuran segala kehidupan yang terdapat pada alat dan bahan. Cara sterilisasi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : 1). Panas   meliputi basah  (bahan harus dapat ditembus uap air dan tahan terhadap suhu  tinggi  misalnya sterilisasi media dalam autoklaf) dan kering (menggunakan panas tinggi misalnya sterilisasi ose dengan bunsen). 2). Kimia  (menggunakan bahan kimia tertentu seperti alkohol, dan 3). Filtrasi (untuk bahan yang tidak tahan terhadap suhu, misalnya sterilisasi antibiotik dengan  filtrasi). Sementara itu, untuk mendapatkan bakteri yang ditumbuhkan dalam keadaan murni, selain melakukan sterilisasi media sebelum digunakan untuk menumbuhkan bakteri, pembuatan media juga harus dilakukan dengan teknik aseptik, dimana menurut Thomas et al. (2011), teknik aseptik adalah mempertahankan lingkungan yang bersih dari kontaminan dengan bekerja dekat dengan api.



IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
            Media kultur mikroorganisme memerlukan kandungan zat hara dan lingkungan yang cocok untuk pertumbuhannya. Keberhasilan dalam pembuatan media kultur organism sangat dipengaruhi oleh metode dan cara sterilisasi alat dan bahan yang digunakan untuk menghindari kontaminasi dari organisme lain.

4.2 Saran
            Praktikum selanjutnya masing-masing individu dalam tiap kelompok dapat melakukan praktikum dengan lebih terarah dan tertib

 
DAFTAR PUSTAKA

Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi kelima. Erlangga: Jakarta.
Sultana, Y. and Jamia H. 2007. Pharmaceutical Microbiology And Biotechnology Sterilization And Principles. [terhubung berkala] http://nsdl.niscair.res.in/bitstream/123456789/704/1/revised+sterilization+methods+and+Principles.pdf. [20 Oktober 2013]
Thomas, M., Mardiah, Mustafa, dan Abdi Santosa. 2011. Teknik Isolasi dan Kultur.[terhubung berkala] http://openwetware.org/images/4/4b/Kuliah_7_tambahan_MEDIA_KULTUR.pdf. [20 Oktober 2013]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu