8 Oktober 2013

ISOLASI BAKTERI DARI LINGKUNGAN AKUAKULTUR



  
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar berupa satu sel yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroba berukuran sekitar seperseribu milimeter (1 mikrometer) atau bahkan kurang, walaupun ada juga yang lebih besar dari 5 mikrometer. Karenanya, mikroba hanya bisa dilihat dengan menggunakan alat bantu berupa mikroskop (Admin, 2008).
            Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal.
            Menurut Idafi (2009) metode yang umumnya digunakan untuk mengisolasi bakteri dan fungi ada 3 macam yaitu metode cawan gores, metode cawan sebar, dan metode cawan tuang. Ketiga metode ini dapat memisahkan selsel yang berbeda, namun metode yang paling sering digunakan yaitu metode cawan gores. Setelah media digores dan diinkubasi selama 18-24 jam terbentuklah
massa sel yang dinamakan koloni.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari cara mengisolasi bakteri dari lingkungan akuatik dengan menggunakan metode penggoresan kuadran serta mengamati ciri-ciri koloni bakteri tumbuh.


II. METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Oktober 2013 pada pukul 07.00-10.00 WIB bertempat di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

2.2 Alat dan Bahan
          Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tube, bunsen, cawan petri,
plastik, ose, wrap, spidol, penggaris, dan inkubator. Kemudian bahan yang
digunakan dalam praktikum ini yaitu biakan murni bakteri Eschericia coli, Vibrio alginoliticus, Pseudoalteromonas, strain Staphylococcus aureus, media TSA, media SWC, media TCBS, media EMBA, alkohol 70%, dan akuades.

2.3 Prosedur Kerja
            Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut, cawan petri yang berisi media diletakkan pada meja yang sudah dibersihkan dengan alkohol. Kemudian media dibalik dan dengan dibagi menjadi empat bagian yaitu 0, I, II, dan III (Gambar 1). Setelah itu ose dipanaskan dengan api bunsen sampai berpijar, lalu ditunggu sampai tidak terlalu panas kemudian dicelupkan pada sampel dan digoreskan pada media sektor 0, selanjutnya ose dipanaskan kembali dan ditunggu sampai tidak terlalu panas kemudian digoreskan dari bagian tepi sektor 0 sampai pada bagian sektor I, sehingga bakteri yang ada pada sektor 0 akan tersebar pada sektor I, dan demikian seterusnya sampai sektor III. Kemudian semua media diinkubasi pada suhu ruang selama ± 24 jam.
Gambar 1. Pembagian sektor kuadran dari permukaan luar dasar cawan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
            Hasil pengamatan isolat bakteri yang dapat diisolasi dari lingkungan akuatik disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Hasil pengamatan isolat bakteri dan fungi yang berhasil diisolasi dari
              lingkungan akuatik
Media
Warna
Bentuk
Elevasi
Tepian
EMBA
Pink keunguan
Bulat
Cembung
Entire/Licin
TSA (1)
Putih
Bulat
Cembung
Entire/Licin
TSA (2)
Putih
Bulat
Cembung
Entire/Licin
TCBS
Kuning dan Hijau
Bulat
Cembung
Entire/Licin
SWC (1)
Orange
Bulat
Cembung
Entire/Licin
SWC (2)
Orange
Bulat
Cembung
Entire/Licin
                Bakteri yang ditumbuhkan
                EMBA   = Eschericia coli
                TSA        = Staphylococcus aureus
                TCBS     = Vibrio alginoliticus
                SWC       = Pseudoalteromonas
           
            Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa media EMBA dengan isolate bakteri Eschericia coli memiliki warna pink keunguan, media TSA yang ditumbuhi oleh bakteri Staphylococcus aureus memiliki warna koloni putih, media TCBS dengan isolate bakteri Vibrio alginoliticus memiliki warna koloni kuning kehijauan, sedangkan media SWC yang ditumbuhi oleh bakteri Pseudoalteromonas memiliki warna koloni orange. Dari keseluruhan isolate bakteri yang digunakan memiliki bentuk bulat, elevasi cembung, dan tepian licin.

3.2 Pembahasan
            Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan satu sel tunggal. Biakan murni diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroba, termasuk penelaahan ciri-ciri kultur, morfologis, maupun serologis memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroba (Waluyo dalam Iman, 2010). Karakteristik koloni bakteri hasil inokulasi merupakan salah satu bagian dalam identifikasi bakteri
Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) agar adalah media selektif dan diferensial. Media ini berisi Eosin dan metilen biru, yang menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan oleh karena itu media ini dipilih untuk bakteri gram negatif. EMBA juga berisi karbohidrat laktosa, yang memungkinkan bakteri gram negatif terdiferensiasi berdasarkan pada kemampuan mereka untuk memfermentasi laktosa.
Pada praktikum pertumbuhan di cawan menunjukkan bakteri Escherichia coli, tidak dihambat oleh Eosin dan methylene biru dan merupakan bakteri gram negatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Martutik (2005) warna hijau metalik mengkilat menunjukkan E. coli dapat memfermentasi laktosa menghasilkan produk akhir bersifat asam kuat EMBA merupakan media diferensial berbentuk padat dapat digunakan untuk mengadakan isolasi serta mendeteksi Enterobacteriaceae, E. coli dan campuran spesies-spesies bakteri yang berbentuk batang koliform. Eosin dan methylene blue ini dapat juga berperan sebagai indikator produksi asam.
Vibrio alginolyticus merupakan bakteri penyebab penyakit pada udang yang mampu menyerang bagian-bagian tubuh udang baik di luar maupun di dalam tubuh. Udang yang terserang di bagian luar oleh bakteri tersebut pada umumnya kulit menjadi keropos atau lunak. Keadaan tersebut menyebabkan para ahli perikanan melakukan berbagai penelitian untuk memusnahkan atau mencegah udang terinfeksi bakteri ini. Hasil praktikum  ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut mampu tumbuh pada media TCBS.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Widarnani (2007) yang mengatakan bahwa hasil karakterisasi isolat 1 Ub menunjukkan bahwa isolat tersebut memiliki bentuk koloni bulat, tepian licin, elevasi cembung, koloni pada media SWC berwarna kunign, bersifat gram negatif dan sel tunggal berbentuk batang pendek. Sedangkan isolat SKT-b dan Ua adalah bakteri gram negatif, bersifat motil. Berbentuk batang pendek, koloninya berwarna kuning pada media TCBS, dan bersifat menyebar pada media SWC-agar. Hasil analisis sekuen sebagian gen 16-rRNA menunjukkan bahwa isolat 1Ub termasuk speseis Pseudoalteromonas dengan indeks kemiripan 98%, sedangkan isolat SKT-b dan Ua termasuk spesies Vibrio alginoliticus dengan indeks kemiripan masing-masing 88% dan 98%.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
            Praktikum isolasi bakteri dan fungi dari lingkungan akuatik telah berhasil dilakukan dengan metode cawan gores kuadran. Setiap media mempunyai fungsi masing-masing dalam menumbuhkan biakan murni. Secara umum koloni yang terdapat pada biakan murni mempunyai cirri-ciri berbentuk bundar dengan tepian licin dan elevasi cembung.

4.2 Saran
            Wadah yang digunakan untuk medium sebaiknya diperbanyak jumlahnya dan lebih beragam sehingga praktikan dapat lebih mahir dalam pemindahan biakan mikroba secara aseptik
 

DAFTAR PUSTAKA


Idafi, M. 2009. Isolasi dan Pemurnian Mikroba. http://www.scribd.com/doc/24543240/Isolasi-Dan-Pemurnian-Mikrobia-Dafi017  [23 Desember 2013].

Iman, MS. 2010. Isolasi dan Pemurnian Mikroba. http://www.scribd.com/doc/39990976/Lap-praktikum-3-Isolasi-Dan-Pemurnian-Mikroba   [23 Desember 2013].

Widarnani, Sukenda, Mia Setiawati. 2007. Bakteri probiotik dalam Budidaya Udang: Seleksi, Karakterisasi, Mekanisme aksi dan Aplikasinya sebagai agen Biokontrol.http://web.ipb.ac.id/~lppm/lppmipb/penelitian/ hasilcari. php?status=buka&id_haslit=HB/018.07/WID/b. [23 Desember 2013]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu