I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba
adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar berupa satu sel yang terlalu
kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroba berukuran sekitar
seperseribu milimeter (1 mikrometer) atau bahkan kurang, walaupun ada juga yang
lebih besar dari 5 mikrometer. Karenanya, mikroba hanya bisa dilihat dengan
menggunakan alat bantu berupa mikroskop (Admin, 2008).
Isolasi merupakan cara untuk
memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga
diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari
pembelahan dari satu sel tunggal.
Menurut Idafi (2009) metode yang
umumnya digunakan untuk mengisolasi bakteri dan fungi ada 3 macam yaitu metode
cawan gores, metode cawan sebar, dan metode cawan tuang. Ketiga metode ini
dapat memisahkan selsel yang berbeda, namun metode yang paling sering digunakan
yaitu metode cawan gores. Setelah media digores dan diinkubasi selama 18-24 jam
terbentuklah
massa sel yang
dinamakan koloni.
1.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum
ini adalah mempelajari
cara mengisolasi bakteri dari lingkungan akuatik dengan menggunakan metode penggoresan kuadran
serta mengamati ciri-ciri koloni bakteri tumbuh.
II. METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Oktober 2013 pada pukul 07.00-10.00 WIB
bertempat di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
2.2
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tube,
bunsen, cawan petri,
plastik, ose, wrap,
spidol, penggaris, dan inkubator. Kemudian bahan yang
digunakan dalam
praktikum ini yaitu biakan murni bakteri Eschericia
coli, Vibrio alginoliticus, Pseudoalteromonas, strain Staphylococcus aureus, media TSA, media
SWC, media TCBS, media EMBA, alkohol 70%, dan akuades.
2.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini
adalah sebagai berikut, cawan petri yang berisi media diletakkan pada meja yang
sudah dibersihkan dengan alkohol. Kemudian media dibalik dan dengan dibagi
menjadi empat bagian yaitu 0, I, II, dan III (Gambar 1). Setelah itu ose
dipanaskan dengan api bunsen sampai berpijar, lalu ditunggu sampai tidak
terlalu panas kemudian dicelupkan pada sampel dan digoreskan pada media sektor
0, selanjutnya ose dipanaskan kembali dan ditunggu sampai tidak terlalu panas
kemudian digoreskan dari bagian tepi sektor 0 sampai pada bagian sektor I,
sehingga bakteri yang ada pada sektor 0 akan tersebar pada sektor I, dan
demikian seterusnya sampai sektor III. Kemudian semua media diinkubasi pada
suhu ruang selama ± 24 jam.
Gambar 1.
Pembagian sektor kuadran dari permukaan luar dasar cawan
III. HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hasil pengamatan isolat bakteri yang dapat diisolasi
dari lingkungan akuatik disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Hasil
pengamatan isolat bakteri dan fungi yang berhasil diisolasi dari
lingkungan akuatik
Media
|
Warna
|
Bentuk
|
Elevasi
|
Tepian
|
EMBA
|
Pink keunguan
|
Bulat
|
Cembung
|
Entire/Licin
|
TSA (1)
|
Putih
|
Bulat
|
Cembung
|
Entire/Licin
|
TSA (2)
|
Putih
|
Bulat
|
Cembung
|
Entire/Licin
|
TCBS
|
Kuning dan Hijau
|
Bulat
|
Cembung
|
Entire/Licin
|
SWC (1)
|
Orange
|
Bulat
|
Cembung
|
Entire/Licin
|
SWC (2)
|
Orange
|
Bulat
|
Cembung
|
Entire/Licin
|
Bakteri yang ditumbuhkan
EMBA = Eschericia coli
TSA = Staphylococcus aureus
TCBS = Vibrio alginoliticus
SWC = Pseudoalteromonas
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa
media EMBA dengan isolate bakteri Eschericia
coli memiliki warna pink keunguan, media TSA yang ditumbuhi oleh bakteri Staphylococcus aureus memiliki warna
koloni putih, media TCBS dengan isolate bakteri Vibrio alginoliticus memiliki warna koloni kuning kehijauan,
sedangkan media SWC yang ditumbuhi oleh bakteri Pseudoalteromonas memiliki warna koloni orange. Dari keseluruhan
isolate bakteri yang digunakan memiliki bentuk bulat, elevasi cembung, dan
tepian licin.
3.2 Pembahasan
Kultur
murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan satu sel
tunggal. Biakan murni diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang
digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroba, termasuk penelaahan
ciri-ciri kultur, morfologis, maupun serologis memerlukan suatu populasi yang
terdiri dari satu macam mikroba (Waluyo dalam
Iman, 2010). Karakteristik koloni bakteri
hasil inokulasi merupakan salah satu bagian dalam identifikasi bakteri
Eosin
Methylene Blue Agar (EMBA) agar adalah media selektif dan diferensial. Media ini berisi Eosin dan metilen biru, yang
menghambat pertumbuhan bakteri
gram positif dan oleh karena itu media ini dipilih untuk bakteri gram negatif. EMBA juga berisi karbohidrat
laktosa, yang memungkinkan
bakteri gram negatif
terdiferensiasi berdasarkan pada kemampuan mereka untuk memfermentasi laktosa.
Pada praktikum pertumbuhan
di cawan menunjukkan bakteri Escherichia coli, tidak dihambat oleh Eosin
dan methylene biru dan merupakan bakteri gram negatif. Hal
ini sesuai dengan pendapat Martutik (2005) warna hijau metalik mengkilat
menunjukkan E. coli dapat memfermentasi laktosa menghasilkan
produk akhir bersifat asam kuat EMBA merupakan media diferensial berbentuk
padat dapat digunakan untuk mengadakan isolasi serta mendeteksi Enterobacteriaceae,
E. coli dan campuran spesies-spesies
bakteri yang berbentuk batang koliform. Eosin dan methylene blue ini dapat juga
berperan sebagai indikator produksi asam.
Vibrio
alginolyticus merupakan bakteri penyebab penyakit
pada udang yang mampu menyerang bagian-bagian tubuh udang baik di luar maupun
di dalam tubuh. Udang yang terserang di bagian luar oleh bakteri tersebut pada
umumnya kulit menjadi keropos atau lunak. Keadaan tersebut menyebabkan para
ahli perikanan melakukan berbagai penelitian untuk memusnahkan atau mencegah
udang terinfeksi bakteri ini. Hasil praktikum
ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut mampu tumbuh pada media TCBS.
Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Widarnani (2007) yang mengatakan bahwa hasil karakterisasi
isolat 1 Ub menunjukkan bahwa isolat tersebut memiliki bentuk koloni bulat,
tepian licin, elevasi cembung, koloni pada media SWC berwarna kunign, bersifat
gram negatif dan sel tunggal berbentuk batang pendek. Sedangkan isolat SKT-b
dan Ua adalah bakteri gram negatif, bersifat motil. Berbentuk batang pendek,
koloninya berwarna kuning pada media TCBS, dan bersifat menyebar pada media
SWC-agar. Hasil analisis sekuen sebagian gen 16-rRNA menunjukkan bahwa isolat 1Ub
termasuk speseis Pseudoalteromonas dengan
indeks kemiripan 98%, sedangkan isolat SKT-b dan Ua termasuk spesies Vibrio alginoliticus dengan indeks
kemiripan masing-masing 88% dan 98%.
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Praktikum isolasi bakteri dan fungi
dari lingkungan akuatik telah berhasil dilakukan dengan metode cawan gores
kuadran. Setiap media mempunyai fungsi masing-masing dalam menumbuhkan biakan
murni. Secara umum koloni yang terdapat pada biakan murni mempunyai cirri-ciri
berbentuk bundar dengan tepian licin dan elevasi cembung.
4.2
Saran
Wadah yang digunakan untuk medium
sebaiknya diperbanyak jumlahnya dan lebih beragam sehingga praktikan dapat
lebih mahir dalam pemindahan biakan mikroba secara aseptik
DAFTAR PUSTAKA
Admin.
2008. Mikroba http://www.halalguide.info/2008/09/08/mikroba-sang-makhluk-halus/ [23 Desember
2013].
Idafi,
M. 2009. Isolasi dan Pemurnian Mikroba. http://www.scribd.com/doc/24543240/Isolasi-Dan-Pemurnian-Mikrobia-Dafi017 [23 Desember 2013].
Iman,
MS. 2010. Isolasi dan Pemurnian Mikroba. http://www.scribd.com/doc/39990976/Lap-praktikum-3-Isolasi-Dan-Pemurnian-Mikroba [23 Desember 2013].
Widarnani,
Sukenda, Mia Setiawati. 2007. Bakteri
probiotik dalam Budidaya Udang: Seleksi, Karakterisasi, Mekanisme aksi dan
Aplikasinya sebagai agen Biokontrol.http://web.ipb.ac.id/~lppm/lppmipb/penelitian/
hasilcari. php?status=buka&id_haslit=HB/018.07/WID/b. [23 Desember
2013]