28 September 2013

PENANGANAN WADAH DAN MEDIA


PENANGANAN WADAH DAN MEDIA
Oleh : Ita Apriani


I. PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

            Wadah dalam budidaya merupakan bagian yang sangat penting dan memerlukan penanganan khusus sebelum digunakan. Banyak berbagai wadah budidaya yang digunakan sepeti kolam, tambak, akuarium, maupun bak-bak yang terbuat dari beton atau fiber. Menurut Handayani (2009) dalam budidaya ikan dengan menggunakan kolam, harus dilakukan persiapan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk budidaya. Persiapan kolam meliputi pengeringan kolam, perbaikan pematang, pengolahan dasar kolam, perbaikan saluran air, pemupukan dan pengapuran.

            Air merupakan media bagi ikan hidup untuk tumbuh, berkembang dan melakukan aktifitas. Air yang digunakan dapat berasal dari sungai ataupun laut. Sama halnya seperti wadah, media air pun mempunyai potensi membawa patogen bagi kesehatan ikan.

            Oleh karena itu, perlu adanya perlakuan dalam persiapan wadah dan media sebelum digunakan untuk menghindari masuknya patogen dari awal supaya paraktikum persiapan wadah dan media budidaya melakukan antisipasi masuknya patogen yaitu pada persiapan wadah menggunakan fitofarmaka sebagai desinfektan dan mengaplikasikan teknik penanganan media yang benar.


1.2 Tujuan

            Praktikum ini bertujuan agar paraktikan dapat mengaplikasikan bahan kimia maupun fitofarmaka sebagai desinfektan dalam penaganan wadah budidaya serta teknik penanganan media sebelum digunakan sebagai media hidup bagi ikan.


II. METODOLOGI

 

2.1 Waktu dan Tempat

            Praktikum yang berjudul Penanganan Wadah dan Media ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 Februari 2012 pada pukul 15.00 -18.00 WIB di Ruang Nutrisi, serta pengamatan dilakukan pada hari Selasa tanggal 22 Februari 2012 pada pukul 12.00 s.d 13.00 WIB di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

 

2.2 Alat dan Bahan

            Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah toples, jarum ose, sikat, busa, cawan petri, pipet serologis, inkubator, korek api, pembakar Bunsen, dan tissue.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah media TSA (Triptic Soy Agar), klorin, PK (KMnO4), formalin, dan kaporit.

 

2.3 Prosedur Kerja

2.3.1 Wadah

            Hal pertama yang dilakukan bahan yang digunakan dilarutkan dengan dosis yang telah ditetapkan (contoh ; formalin dengan dosis 100 ppm). Kemudian toples yang digunakan sebelumnya telah dicuci dan dibersihkan dengan air supaya tidak licin. Lalu dilakukan perendaman dengan bahan masing-masing sesuai kelompok yang telah ditentukan dengan perlakuan 15 menit.

            Setelah itu, rendaman tersebut dibuang. Selanjutnya ose diambil yang akan dioleskan pada dinding toples bagian dalam dan digoerskan pada agar TSA. Kemudian inkubasi selama 24 jam. Kegiatan akhir cawan diamati untuk mengetahui ada tidaknya koloni yang terbentuk.

2.3.2 Media

            Kegiatan pertama dilakukan adalah bahan yang digunakan dilarutkan dengan dosis yang telah ditetapkan (contoh ; klorin dengan dosis 100 ppm). Kemudian toples yang digunakan sebelumnya telah dicuci dan dibersihkan dengan air supaya tidak licin. Lalu dilakukan perendaman dengan bahan masing-masing sesuai kelompok yang telah ditentukan dengan perlakuan 15 menit.
            Selanjutnya, ose diambil yang akan dioleskan/dicelupkan pada air yang telah dicampur bahan di dalam toples dan digoerskan pada agar TSA. Kemudian inkubasi selama 24 jam. Kegiatan akhir cawan diamati untuk mengetahui ada tidaknya koloni yang terbentuk.


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

 

3.1 Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakuakan, diperoleh data sebagai berikut :

Kelompok
Desinfektan
Dosis (ppm)
Hasil
0’
15’
30’
45’
W
M
W
M
W
M
W
M
5
Formalin
200
+
+
6
Klorin
30
+
+
+
+
+
7
PK
20
+
8
Kaporit
60
+
+

Keterangan:

+ = Tumbuh bakteri
− = Tidak tumbuh bakteri


3.2 Pembahasan

            Praktikum mengenai penanganan wadah dan media ini menggunakan bahan-bahan kimia dan fitofarmaka yaitu formalin, kaporit, KMnO4, dan klorin. Kegiatan ini dimaksud untuk mengetahui keefektifan sebagai desinfektan dalam penaganan media dan wadah. Berdasarkan hasil yang didapat bahan kaporit yang dilarutkan 60 ppm paling baik dan efektif membunuh bakteri pada cawan TSA (Triptic Soy Agar). Hal ini sesuai karena menurut Yusuf (2011) diketahui kaporit berfungsi membunuh bakteri, virus, dan kuman dalam air.

            Klorin (Cl2) merupakan gas berwarna kuning kehijauan dengan bau yang menyengat. Menurut Purwakusuma1 (2011) klorin merupakan bahan kimia yang bisa digunakan sebagai pembunuh kuman (desinfektan) di perusahaan-perusahaan air minum seperti PAM atau PDAM. Klorin digunakan pertama kali oleh negara Amerika sebagai desinfektan untuk pengolahan limbah (Cheremisinoff et al., 1981 dalam Harianja, 2005). Tetapi hasil yang didapat dalam praktikum ini tidak sesuai dengan timpus. Hasil menunjukan bahwa klorin 30 ppm kurang efektif membunuh bakteri ditandai dengan ditujukannya hasil positif pada tabel di atas.

            Perlakuan pada bahan PK (Kalium Permanganat) dosis 20 ppm mendapatkan hasil yang cukup baik sebagai desinfektan pembunuh bakteri dan kuman. Kalium permanganat (PK) merupakan oksidator kuat yang sering digunakan untuk mengobati penyakit ikan akibat ektoparasit  dan infestasi bakteri terutama pada ikan-ikan dalam kolam.  Meskipun demikian untuk pengobatan ikan-ikan akuarium tidak sepenuhnya dianjurkan karena diketahui banyak spesies ikan hias yang sensitif terhadap bahan kimia ini.  Bahan ini diketahui efektif mencegah flukes, tricodina, ulcer, dan infeksi jamur.  Meskipun demikian,  penggunaanya perlu dilakukan dengan hati-hati karena tingkat keracunannya hanya sedikit lebih tinggi saja dari tingkat terapinya. Oleh karena itu,  harus dilakukan dengan dosis yang tepat. Tingkat keracunan PK secara umum akan meningkat pada lingkungan akuarium yang alkalin (Purwokusumo2, 2011).

            Bahan terakhir yang digunakan adalah formalin. Menurut Asrul (2010) formalin (formaldehida) adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet. Formalin dapat berguna sebagai desinfektan karena membunuh sebagian besar bakteri dan jamur (termasuk spora). Hal ini juga digunakan sebagai pengawet dalam vaksin, dimana formalin digunakan untuk membunuh virus dan bakteri yang tidak diinginkan yang mungkin mencemari vaksin selama produksi. Berdasarkan hasil yang diperoleh, bahan formalin cukup efektif dalam membunuh bakteri, ditunjukan dengan hasil negative sampai menit terakhir pengujian. Hal ini terjadi karena formalin dikenal sebagai bahan pembunuh hama (desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri (Asrul, 2010).


IV. KESIMPULAN DAN SARAN

 

4.1 Kesimpulan

            Kegiatan praktikum ini berhasil dimana praktikan dapat mengaplikasikan bahan kimia maupun fitofarmaka sebagai desinfektan dalam penanganan wadah dan media budidaya. Kemudian diketahui berdasarkan dari hasil yang didapat bahan kaporit 60 ppm yang paling efektif membunuh bakteri dan cendawan.


4.2 Saran

            Praktikum selanjutnya sebaiknya menggunakan bahan desinfektan dengan dosis yang beragam, agar tingkat keefektifan dapat lebih diketahui. Kemudian bahan fitofarmaka yang digunakan lebih beragam.

DAFTAR PUSTAKA

 

Asrul. 2010. Pengertian formalin [terhubung berkala] http://dokter-herbal.com/bahaya-formalin.html  (26 Februari 2012)
Handayani, N. 2009. Wadah Budidaya Ikan [terhubung berkala] http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_II_WADAH_BUDIDAYA_IKAN   (26 Februari 2012)
Harianja, Doharni Wina. 2005. Bio-Desinfektan dari Zat Aktif Pemphis acidula sebagai Alternatif Pengganti Klorin dalam Industri Pengolahan Udang. Skripsi. Program Studi Teknologi dan Manajemen        Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu          Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Purwakusuma, W. 2011. Kalium permanganate (PK) [terhubung berkala] http://o-fish.com/HamaPenyakit/pk.php  (26 Februari 2012).

Purwakusuma, W. 2011. Klorin [terhubung berkala] http://o-fish.com/HamaPenyakit/klorin.php  (26 Februari 2012).

Yusuf, M. 2011. Kaporit [terhubung berkala] http://www.saringanair.com/news/3/Takaran-dan-fungsi-kaporit-untuk-penjernih-air  (26 Februari 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu