PENANGANAN WADAH
DAN MEDIA
Oleh : Ita Apriani
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Wadah
dalam budidaya merupakan bagian yang sangat penting dan memerlukan penanganan
khusus sebelum digunakan. Banyak berbagai wadah budidaya yang digunakan sepeti
kolam, tambak, akuarium, maupun bak-bak yang terbuat dari beton atau fiber. Menurut
Handayani (2009) dalam budidaya ikan dengan menggunakan kolam, harus dilakukan
persiapan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk budidaya. Persiapan kolam
meliputi pengeringan kolam, perbaikan pematang, pengolahan dasar kolam,
perbaikan saluran air, pemupukan dan pengapuran.
Air
merupakan media bagi ikan hidup untuk tumbuh, berkembang dan melakukan
aktifitas. Air yang digunakan dapat berasal dari sungai ataupun laut. Sama
halnya seperti wadah, media air pun mempunyai potensi membawa patogen bagi
kesehatan ikan.
Oleh
karena itu, perlu adanya perlakuan dalam persiapan wadah dan media sebelum
digunakan untuk menghindari masuknya patogen dari awal supaya paraktikum
persiapan wadah dan media budidaya melakukan antisipasi masuknya patogen yaitu
pada persiapan wadah menggunakan fitofarmaka sebagai desinfektan dan
mengaplikasikan teknik penanganan media yang benar.
1.2
Tujuan
Praktikum
ini bertujuan agar paraktikan dapat mengaplikasikan bahan kimia maupun
fitofarmaka sebagai desinfektan dalam penaganan wadah budidaya serta teknik
penanganan media sebelum digunakan sebagai media hidup bagi ikan.
II.
METODOLOGI
2.1
Waktu dan Tempat
Praktikum
yang berjudul Penanganan Wadah dan Media ini dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 20 Februari 2012 pada pukul 15.00 -18.00 WIB di Ruang Nutrisi, serta
pengamatan dilakukan pada hari Selasa tanggal 22 Februari 2012 pada pukul 12.00
s.d 13.00 WIB di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
2.2
Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan pada praktikum kali ini adalah toples, jarum ose, sikat, busa,
cawan petri, pipet serologis, inkubator, korek api, pembakar Bunsen, dan
tissue.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah
media TSA (Triptic Soy Agar), klorin, PK (KMnO4), formalin,
dan kaporit.
2.3
Prosedur Kerja
2.3.1
Wadah
Hal
pertama yang dilakukan bahan yang digunakan dilarutkan dengan dosis yang telah
ditetapkan (contoh ; formalin dengan dosis 100 ppm). Kemudian toples yang
digunakan sebelumnya telah dicuci dan dibersihkan dengan air supaya tidak
licin. Lalu dilakukan perendaman dengan bahan masing-masing sesuai kelompok
yang telah ditentukan dengan perlakuan 15 menit.
Setelah
itu, rendaman tersebut dibuang. Selanjutnya ose diambil yang akan dioleskan
pada dinding toples bagian dalam dan digoerskan pada agar TSA. Kemudian
inkubasi selama 24 jam. Kegiatan akhir cawan diamati untuk mengetahui ada
tidaknya koloni yang terbentuk.
2.3.2
Media
Kegiatan
pertama dilakukan adalah bahan yang digunakan dilarutkan dengan dosis yang telah
ditetapkan (contoh ; klorin dengan dosis 100 ppm). Kemudian toples yang
digunakan sebelumnya telah dicuci dan dibersihkan dengan air supaya tidak
licin. Lalu dilakukan perendaman dengan bahan masing-masing sesuai kelompok
yang telah ditentukan dengan perlakuan 15 menit.
Selanjutnya,
ose diambil yang akan dioleskan/dicelupkan pada air yang telah dicampur bahan
di dalam toples dan digoerskan pada agar TSA. Kemudian inkubasi selama 24 jam.
Kegiatan akhir cawan diamati untuk mengetahui ada tidaknya koloni yang
terbentuk.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakuakan, diperoleh data sebagai berikut :
Kelompok
|
Desinfektan
|
Dosis
(ppm)
|
Hasil
|
|||||||
0’
|
15’
|
30’
|
45’
|
|||||||
W
|
M
|
W
|
M
|
W
|
M
|
W
|
M
|
|||
5
|
Formalin
|
200
|
−
|
+
|
+
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
6
|
Klorin
|
30
|
+
|
−
|
+
|
−
|
+
|
−
|
+
|
+
|
7
|
PK
|
20
|
−
|
+
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
8
|
Kaporit
|
60
|
+
|
+
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
Keterangan:
+
= Tumbuh bakteri
− = Tidak tumbuh bakteri
3.2
Pembahasan
Praktikum
mengenai penanganan wadah dan media ini menggunakan bahan-bahan kimia dan
fitofarmaka yaitu formalin, kaporit, KMnO4, dan klorin. Kegiatan ini dimaksud
untuk mengetahui keefektifan sebagai desinfektan dalam penaganan media dan
wadah. Berdasarkan hasil yang didapat bahan kaporit yang dilarutkan 60 ppm
paling baik dan efektif membunuh bakteri pada cawan TSA (Triptic Soy Agar).
Hal ini sesuai karena menurut Yusuf (2011) diketahui kaporit berfungsi membunuh
bakteri, virus, dan kuman dalam air.
Klorin
(Cl2) merupakan gas berwarna kuning kehijauan dengan bau yang
menyengat. Menurut Purwakusuma1 (2011) klorin merupakan bahan kimia
yang bisa digunakan sebagai pembunuh kuman (desinfektan) di
perusahaan-perusahaan air minum seperti PAM atau PDAM. Klorin digunakan pertama
kali oleh negara Amerika sebagai desinfektan untuk pengolahan limbah
(Cheremisinoff et al., 1981 dalam Harianja, 2005). Tetapi hasil yang
didapat dalam praktikum ini tidak sesuai dengan timpus. Hasil menunjukan bahwa
klorin 30 ppm kurang efektif membunuh bakteri ditandai dengan ditujukannya
hasil positif pada tabel di atas.
Perlakuan
pada bahan PK (Kalium Permanganat) dosis 20 ppm mendapatkan hasil yang cukup
baik sebagai desinfektan pembunuh bakteri dan kuman. Kalium permanganat (PK)
merupakan oksidator kuat yang sering digunakan untuk mengobati penyakit ikan
akibat ektoparasit dan infestasi bakteri terutama pada ikan-ikan dalam
kolam. Meskipun demikian untuk pengobatan ikan-ikan akuarium tidak
sepenuhnya dianjurkan karena diketahui banyak spesies ikan hias yang sensitif
terhadap bahan kimia ini. Bahan ini diketahui efektif mencegah
flukes, tricodina, ulcer, dan infeksi jamur. Meskipun demikian,
penggunaanya perlu dilakukan dengan hati-hati karena tingkat keracunannya hanya
sedikit lebih tinggi saja dari tingkat terapinya. Oleh karena itu, harus
dilakukan dengan dosis yang tepat. Tingkat keracunan PK secara umum akan
meningkat pada lingkungan akuarium yang alkalin (Purwokusumo2,
2011).
Bahan
terakhir yang digunakan adalah formalin. Menurut Asrul (2010) formalin (formaldehida)
adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet. Formalin dapat berguna
sebagai desinfektan karena membunuh sebagian besar bakteri dan jamur (termasuk
spora). Hal ini juga digunakan sebagai pengawet dalam vaksin, dimana formalin
digunakan untuk membunuh virus dan bakteri yang tidak diinginkan yang mungkin mencemari
vaksin selama produksi. Berdasarkan hasil yang diperoleh, bahan formalin cukup
efektif dalam membunuh bakteri, ditunjukan dengan hasil negative sampai menit terakhir
pengujian. Hal ini terjadi karena formalin dikenal sebagai bahan pembunuh hama
(desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri (Asrul, 2010).
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Kegiatan
praktikum ini berhasil dimana praktikan dapat mengaplikasikan bahan kimia
maupun fitofarmaka sebagai desinfektan dalam penanganan wadah dan media
budidaya. Kemudian diketahui berdasarkan dari hasil yang didapat bahan kaporit
60 ppm yang paling efektif membunuh bakteri dan cendawan.
4.2
Saran
Praktikum
selanjutnya sebaiknya menggunakan bahan desinfektan dengan dosis yang beragam,
agar tingkat keefektifan dapat lebih diketahui. Kemudian bahan fitofarmaka yang
digunakan lebih beragam.
DAFTAR
PUSTAKA
Asrul.
2010. Pengertian formalin [terhubung berkala] http://dokter-herbal.com/bahaya-formalin.html (26 Februari 2012)
Handayani,
N. 2009. Wadah Budidaya Ikan [terhubung berkala] http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_II_WADAH_BUDIDAYA_IKAN (26 Februari 2012)
Harianja,
Doharni Wina. 2005. Bio-Desinfektan dari Zat Aktif Pemphis acidula
sebagai Alternatif Pengganti Klorin dalam Industri Pengolahan Udang. Skripsi.
Program Studi Teknologi dan Manajemen
Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian
Bogor.
Purwakusuma,
W. 2011. Kalium permanganate (PK) [terhubung berkala] http://o-fish.com/HamaPenyakit/pk.php (26 Februari 2012).
Purwakusuma,
W. 2011. Klorin [terhubung berkala] http://o-fish.com/HamaPenyakit/klorin.php (26 Februari 2012).
Yusuf,
M. 2011. Kaporit [terhubung berkala] http://www.saringanair.com/news/3/Takaran-dan-fungsi-kaporit-untuk-penjernih-air (26 Februari 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tinggalkan pesan dan kesan terbaikmu